🌜61. END🌛

6.8K 180 166
                                    

❤❤❤❤❤

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari sebuah kehilangan. Bahkan setelahnya mungkin kita masih hidup, tapi tidak dengan harapan.

❤❤❤❤❤

Namaku disebelah namamu, selamanya akan seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namaku disebelah namamu, selamanya akan seperti itu.

❤❤❤❤❤

"Ra ... ayo pulang, udah malam." Angkasa memecahkan keheningan diantara mereka.

"Tapi Ayah belum telpon."

Angkasa terkekeh. "Masa harus nunggu Ayah kamu telpon?"

"Ya ... gitu."

"Udah yuk, aku nggak mau dimarahin Ayah kamu ya."

"Tapi aku nggak mau pulang Kak Angkasa." Aurora bersedekap. Ia tidak mau pulang. Demi apapun, saat menatap mata Angkasa ia mempunyai ... firasat buruk. Tidak, semoga firasatnya salah.

"Bisa kesini lagi nanti. Kita masih punyak waktu kan?"

Masih punya banyak waktu ya?

Semakin dalam Aurora menatap mata Angkasa, perasaannya semakin sesak. Sebenarnya apa yang Aurora rasakan?

"Ra ... sebentar." Angkasa merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan dua buah gelang. "Sini ..." Angkasa meraih pergelangan tangan Aurora, ia memakaikan satu gelang itu pada Aurora. Aurora hanya diam, memandang Angkasa yang sedang telaten memasangkan gelang padanya.

Saat Angkasa ingin memakai gelanganya sendiri, Aurora merebut gelang itu dan menarik tangan Angkasa. Gantian, giliran Aurora yang memasangkan gelang pada Angkasa.

"Couple nih Kak?" Aurora mengangkat tangan kanannya.

Angkasa mengangguk. "Eum ... malu nggak?"

"Kenapa malu?"

"Kita kayak anak kecil."

"Kita kan emang anak kecil."

Keduanya sama-sana tergelak. Lalu memutuskan untuk pulang karena memang sudah malam. Aurora juga tidak mau Angkasa dimarahi oleh Ayahnya, apalagi sekarang adalah kencan pertama mereka.

Selama perjalanan mereka berdua sama-sama menikmati angin malam. Angkasa sengaja melaju dengan kecepatan rendah, ia ingin berlama-lama bersama Aurora.

Aurora mengantuk, tak terasa kepalanya jatuh dan bersandar di punggung Angkasa.

Tapi beberapa detik kemudian kepala Aurora merasa pening karena sebuah cahaya dan suara klakson, entah klakson motor Angkasa atau kendaraan lain.

Hingga Aurora merasakan tubuhnya seperti melayang ... lalu jatuh dengan posisi tubuh terlungkup membuat tubuh Aurora seperti remuk dan mati rasa disusul suara dentuman keras yang membuat Aurora terkejut setengah mati.

Angkasa ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang