💙💙💙💙💙
SPECIAL PART - SENORETTA
💙💙💙💙💙
Segala perhatian kecil yang kamu berikan, semakin membuat aku penasaran.
💙💙💙💙💙
Butuh waktu kurang lebih 4 jam untuk sampai dipuncak ini.
Perjalanan yang tidak sia-sia ketika mereka sampai ke atas.
Disuguhi pemandangan yang benar-benar sedap dipandang.
Matahari sangat terik, tapi angin disini lumayan besar, lagipula disini banyak pohon, mereka tidak terlalu kepanasan.
"Istirahat sampai jam 2, setelah itu pasang tenda." Angkasa berbicara menggunakan toa yang ia pegang sejak turun dari bus.
Aurora melonjorkan kakinya disebelah Angkasa, Retta dan Venus juga melakukan hal yang sama. Seno dan Leo entah kemana Aurora tidak peduli.
"Lo kenapa pindah ngga bilang-bilang sih!" Retta melanjutkan omelannya yang ia tahan sejak turun dari bus dengan napas yang lumayan memburu.
"Kalo gue bilang, lo nggak bakal mau. Lagian lo tidur enak banget, sampe nyender ke Kak Seno."
Retta bergidik ngeri. "Jijik! Jijik! Jijik!"
"Jangan gitu, nanti kalau suka sama Seno gimana? Kenyang lo makan omongan sendiri." Venus menimbrung.
"Nggak mungkin! Nggak mungkin banget!" Venus terbahak.
"Ra, mau gue pijitin nggak kakinya? Lo belum pernah jalan sampai sejauh ini kan?" Tawar Angkasa.
Aurora menggeleng. "Nggak usah Kak." Sebenarnya kaki Aurora seperti ingin patah saat ini - ya bilang saja Aurora lebay, itu karena ia memang belum pernah jalan sampai sejauh ini.
Seno dan Leo datang, keduanya membawa botol minuman, membagikan untuk Aurora, Angkasa, Retta dan Venus. Kemudian ikut duduk melingkar bersama mereka.
"Retta, nanti kalau lo butuh bantuan pas pasang tenda. Lo bilang gue aja, soalnya gue jago masang tenda." Seno tersenyum senang, Aurora lihat nampaknya Seno selalu memasang wajah senang, walau diberi wajah dan ucapan ketus oleh Retta.
"Ogah! Lo tuh ngaku-ngaku jago semua. Apa sih yang nggak lo jago?" Retta menolak mentah-mentah.
"Yang gue nggak jago cuma satu sebenarnya." Seno memegangi dagunya. "Dapetin hati lo."
Yang lain menyoraki mereka.
"Gila sih! Mau bunuh gue lo? Nih ambil hati gue kalo bisa." Retta menunjuk dadanya.
Seno menggeleng sambil melebarkan matanya. "Hati bukan disitu ... Retta." Seno meringis.
"Mesum lo!" Retta melemparkan botol kosong, tetapi Seno berhasil menangkapnya.
"Mesum apanya! Disitu tempat jantung! Masa anak IPA nggak tau dimana hati dimana jantung. Mau gue ajarin? Biar lo pinter. Seenggaknya lo bisa ada diperingkat 3 kayak gue."
"Bacot lo!" Retta bangun dari duduknya, ia berniat mengejar Seno. Seno ikut berdiri dan lari menghindari Retta yang bisa melakukan apa saja terhadap dirinya.
Yang lain hanya menatap mereka dengan heran sambil geleng-geleng kepala.
💙💙💙💙💙
Bersambung ...
💙💙💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✔ (Completed)
أدب المراهقينCover by @naaverse Idea by @naaverse And Quotes by @naaverse ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Keana Aurora Adalah dedara Masa depan membuatnya membara Ia ingin naik sampai puncak menara Banyak sengsara Sedikit gembira Ingin selalu menjadi juara Tapi selalu merasakan lara...