❄❄❄❄❄
Cerita hidupku tidak terlalu spesial. Hanya ada tekanan dan kekangan yang terus berulang.
❄❄❄❄❄
Bel istirahat berbunyi.
Ya, setelah dua minggu di penjara - kamarnya, setiap hari belajar. Aurora kembali ke Sekolah. Tentu saja Aurora sangat senang.
Karena di Sekolah ia bisa sedikit bebas, ia bisa tertawa, dan yang penting ia tidak kesepian seperti ia di rumah.
Aurora berjalan ke kantin berama Retta, gadis centil yang kemana-mana membawa kipas seharga tiga ribu limaratus.
"Lo liburan ngapain aja?" Retta bertanya. Sejak di kelas mereka tidak bisa mengobrol karena kegiatan belajar mengajar sudah dimulai seperti biasa.
"Lo tahu Ret." Sahut Aurora tanpa menoleh pada Retta.
Retta mengangguk paham, sudah tahu jawabannya. Tentu saja tahu karena Retta kenal betul dengan Aurora sejak masa biru putih.
"Gue turut berdukacita atas lo yang dapat ranking 2." Aurora menghentikan langkahnya ketika Retta selesai berbicara.
Aurora menendang mata kaki Retta. Retta meringis.
"Aduh! Jahat!" Aduh Retta sambil mengangkat kakinya, Retta mengelus-elus mata kakinya.
"Makanya kalo ngomong bener!" Aurora melotot lalu melanjutkan langkahnya menuju kantin.
"Emang omongan gue salah?" Retta bertanya pada dirinya sendiri.
Acara makan siang hening. Mungkin karena Aurora masih merajuk pada Retta. Retta hanya mengedikkan bahunya tak acuh, nanti juga Aurora akan mengajaknya berbicara lagi.
"Eh Ra! Gue ada ide buat lo biar dapat ranking pertama!" Tiba-tiba Retta berbicara di sela makannya.
Aurora hanya mendongak sambil menaikkan kedua alisnya.
"Lo tahu Kak Angkasa kan?" Aurora menggeleng.
"Masa nggak tahu! Lo sih fokus belajar terus!"
"Siapa?"
"Ah! Dia itu anak kelas 11 IPA. Dia ranking pertama dia kelas dan di angkatannya. Dia itu jarang belajar, nggak kayak lo Ra!"
"Terus?"
"Dia suka tawuran! Dan tadi pagi dia baru aja tawuran waktu kita upacara, tapi yang lebih anehnya! Dia juga Ketua Osis! Lo masa nggak tahu!"
"Jadi?"
"Lo harus ikut tawuran kayak dia! Lo harus nyalonin jadi kandidat Ketua Osis juga! Biar lo jadi ranking satu seangkatan! Biar lo bisa ngalahin si Leo!" Retta tersenyum lebar. Ia berharap Aurora mengikuti sarannya.
Tapi justru Aurora menganga. "Gue tahu lo bodoh Rett, tapi nggak tolol kayak gini juga." Geram Aurora.
Retta terbahak. "Ya bukan gitu lah!"
"Apasih!" Aurora menodongkan garpunya pada Retta.
"Ya lo belajar sama Kak Angkasa! Kak Angkasa itu baik Ra. Lo bisa jadiin dia guru les lo. Dan cerdasnya dia mungkin setara dengan segelas susu." Retta mengedipkan satu matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✔ (Completed)
Novela JuvenilCover by @naaverse Idea by @naaverse And Quotes by @naaverse ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Keana Aurora Adalah dedara Masa depan membuatnya membara Ia ingin naik sampai puncak menara Banyak sengsara Sedikit gembira Ingin selalu menjadi juara Tapi selalu merasakan lara...