🎑🎑🎑🎑🎑
Lagi-lagi aku bertanya, mengapa kamu datang dalam hidupku. Dan anehnya aku sangat menerima mu.
🎑🎑🎑🎑🎑
Aurora menopang dagunya ditangan. Ia terlihat sedang memperhatikan guru didepannya, sebenarnya ia sedang memikirkan yang lain.
Dimana Bintang? Bagaimana caranya Aurora memanggil Bintang? Atau hanya karena Ibu dan Ayahnya sudah baik pada Aurora, Bintang merasa tugasnya sudah selesai?
Kenapa Bintang pergi tanpa pamit pada Aurora. Walaupun Bintang bisa dibilang hantu yang jahat, bagaimanapun juga Bintang tetap Kakak yang Aurora sayangi- paling sayangi.
"Oh ya, sebelum pelajaran diakhiri saya punya pengumuman, tapi pulang sekolah juga akan diumumkan lebih detail dengan Ketua Osis di Aula." Aurora kembali dengan kesadarannya saat guru itu sepertinya akan memberitahu sesuatu yang penting.
"Minggu depan kita akan berkemah. Hanya kelas 10 dan 11. Akan dibagi kelompok kelas 10 dan 11 sesuai jurusan dan kelas."
Tunggu ... apa katanya?
Yang lain bersorak ramai, Retta juga ikut bertepuk tangan bahagia.
"Berarti pasangannya kita sama kelas 11 IPA 1 Bu?" Tanya Retta.
Guru itu mengangguk.
Aurora melebarkan mata.
"Ra, gue sama lo ya, kita satu kelompok sama Kak Angkasa." Retta memohon.
Aurora berdecak, belum tentu Angkasa mau bersamanya kan?
"Kak Angkasa pasti sama lo." Retta menarik-narik seragam Aurora seperti bocah.
"Belum tentu." Aurora menyingkirkan tangan Retta dari seragamnya sambil memelototi Retta.
🎑🎑🎑🎑🎑
Di gunung yang - Aurora lupa namanya.
Kelas 10 dan kelas 11.
Minggu depan.
10 IPA 1 dan 11 IPA 1.
Dibagi kelompok. Dalam satu kelompok 6 orang, kelompok ini untuk mencari jejak. Dan untuk tidur, perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan laki-laki.
Tenda dibuat dengan ukuran yang besar, agar tidak terlalu banyak tenda.
Ada banyak acara disana.
Aurora satu kelompok dengan Retta.
4 yang lainnya adalah Angkasa, Leo, Seno dan ... Venus.
Aurora menghela napas begitu mengingat Venus. Ia tidak tahu mengapa ia bisa tidak suka dengan Venus yang padahal tidak melakukan apa-apa pada Aurora?
Kenapa ia harus dengan Leo? Orang yang paling ia benci disekolah ini? Karena Leo adalah saingan Aurora, kenapa mereka bisa satu berkelompok?
Kalau Angkasa, pastinya Aurora mau karena hanya bersama Angkasa, Aurora bisa terlindungi.
Retta dan Seno, ya suasana akan bising karena mereka yang selalu bertengkar.
Karena Angkasa yang menjadi Ketua Kelompoknya, Aurora hanya pasrah ketika Angkasa memilih Leo dan Venus.
Aurora mendengar ketukan. Ia segara turun dari ranjangnya. Sepertinya Libra sudah datang.
Libra tidak jadi dipecat, itu permintaan Aurora pada Ibunya. Walaupun Libra akan jarang datang karena sibuk dengan kuliah semester akhirnya, Aurora berjanji pada Ibunya tanpa Libra ia akan belajar juga.
Ya memang apalagi yang Aurora lakukan selain belajar?
"Kak Libra, welcome." Aurora menyambut.
Libra langsung memeluk Aurora. "Makasih Ra, gue tahu lo orang baik."
Aurora terkekeh. Ia melepaskan pelukan Libra, bukannya nyaman dipeluk Libra justru sesak sekali, mungkin badan Libra menjadi sedikit lebih gemuk - eh?
"Lo juga baik, makanya gue ngga mau diajarin sama yang lain."
"Kalau Angkasa? Lo pake bohongin Angkasa sama Retta kalau gue kuliah S2 di Harvard." Libra terbahak.
Mereka berdua memasuki kamar Aurora. Aurora mengambil beberapa bukunya. "Kalau sama Kak Angkasa, jarang belajarnya, banyak ngobrolnya. Tapi gue seneng, padahal gue paling nggak bisa ninggalin belajar kan Kak? Aneh ya?"
Libra duduk diranjang Aurora, Aurora membuka dua meja lipat kecil, lalu di letakkan di tengah kamar yang sedikit lega untuk belajarnya.
"Kalau diperhatiin, gue rasa minat lo sama belajar udah berkurang, maksud gue udah nggak terlalu terobsesi banget kayak waktu gue kenal sama lo. Lo udah nyerah ngalahin Leo?"
"Hm, dasar dukun." Gumam Aurora.
"Mahasiswa Psikologi itu bukan dukun Aurora." Libra gemas, ia mencubiti pipi Aurora.
Aurora menepis tangan Libra, ia mengelusi pipinya. Sembarangan Libra, main cubit-cubit.
"Udah ah ayo belajar, nanti Nyonya besar bisa pecat gue untuk yang kedua kalinya."
🎑🎑🎑🎑🎑
Bersambung ...
🎑🎑🎑🎑🎑
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✔ (Completed)
Ficção AdolescenteCover by @naaverse Idea by @naaverse And Quotes by @naaverse ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Keana Aurora Adalah dedara Masa depan membuatnya membara Ia ingin naik sampai puncak menara Banyak sengsara Sedikit gembira Ingin selalu menjadi juara Tapi selalu merasakan lara...