Sisil kembali ke kelas nya setelah kejadian di lapangan basket tadi, ia ingin menenangkan dirinya sejenak dengan cara melukis, hanya itu yang bisa meredakan kesedih atau kemarahanya.
Ia pun duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku khusus nya lalu tak lama kemudian tangan indahnya sudah mulai melukis .
'Cklek'
Suara pintu kelas terbuka menunjukkan sosok pria yang memasuki kelas, Sisil menatap pria itu jengah, ia menyesal karena telah penasaran ingin melihat siapa yang masuk kelasnya.
Pria itu hanya melihat Sisil sekilas lalu beranjak ke tempat duduknya untuk beristirahat sejenak.
"Rafaa!"teriak seseorang yang baru datang.
"Nih" gadis itu menyodorkan minuman isotonik pada pria itu.
"Ck,modus"gumam Sisil yang tak sengaja melihatnya.
"Nggak usah, gue bawa minum"tolak Rafa dengan halus.
"Hmm tapi aku udah beli buat kamu" ujarnya dengan muka memelas.
"Ya udah gue ambil. Thank sin"Ujarnya sambil mengambil minuman di tangan Sindi, gadis itu mengangguk dan tersenyum hangat pada Rafa.Setelah itu ia beranjak ke tempat duduknya.
"Bau telur busuk"Ucap Sisil sambil terus melukis lapangan basket sekolah nya dengan indah, mereka berdua menatap Sisil penuh tanda tanya.
Tak lama kemudian suasana kelas pun mulai ramai,karena jam olahraga akan segera berakhir mereka memilih beristirahat sejenak setelah baru mengganti seragamnya.
Pipi Sisil terasa dingin ketika sesuatu menempel di pipinya, ia pun mendongak.
"Fendi?"
"Nih buat lo, biar adem"ujarnya meletakkan minuman dingin di meja Sisil sambil duduk di bangku Lea.
Sisil pun merogoh sakunya dan mengeluarkan uang lalu memberikannya pada Fendi. Pria itu menautkan kedua alisnya.
"Buat apa?"
"Buat bayar minum lah"
"Ya ampun nggak usah sil,ini gratis tis tis tanpa bayar ,tanpa bunga ,tanpa cicilan, oke" ujarnya menjelaskan serinci-rincinya.
"Kenapa gratis? Pasti ada racunnya"tanya Sisil tak yakin
"Enak aja!" Jawabnya "Ini gue kasih ikhlas buat lo, udah deh di minum"
Sisil tampak berfikir sejenak lalu menatap pria di hadapannya dengan intens.
"Nggak usah liat-liat kaya gitu! Gue colok mata lo" ujar Fendi yang canggung di tatap seperti itu oleh Sisil.
"Lo suka sama gue?"
Tanpa ia sadar ia menganggukkan kepalanya, lalu beberapa detik kemudian ia pun menggeleng. Sisil pun terkekeh melihat tingkah teman kelasnya ini.
"Ck, lo mau hipnotis gue?"
"Nggak guna hipnotis orang kaya lo"jawab Sisil sadis,membuat Fendi memberengut sebal.
"Oyyy!!!"teriak Alya mengagetkan Fendi dan Sisil.
"Kingkong lo"cibir Sisil kesal. Alya sang pelaku hanya terkekeh.
"Eh fend lo mau modus yah?"
Fendi yang mendengar itu pun hanya memutar bola matanya jengah.
"Minggir lo"usir Lea yang baru datang
"Pelit!"sahut Fendi lalu beranjak dari tempat duduk Lea.
"Ya udah sil gue duluan, ada dua genderwo disini gue takut"cibir Fendi membuat Alya mencubit lengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lean On My Shoulder
Teen FictionKisah tentang kehidupan Anastasya Prisilia seorang cewek Pemalas, cuek dan aneh, ia sangat menggemaskan dengan semua sifat konyolnya. Semua Lika liku kehidupannya ada di sini, dari broken home, persahabatan sampai kisah cinta segitiganya yang unik...