45-Suka

41 8 8
                                    


Jangan lupa vote and spam comennt yah♡
Happy Reading kawan ku tercinta♡

Vera dan Sindi kini sedang duduk di pojok bangku cafe yang cukup terkenal di sekitar sekolah. Banyak juga anak-anak SMA yang suka mengunjunginya karena memang tempatnya yang nyaman.

Sindi terus menatap air putih di hadapannya, terdengar suara helaan nafas berat darinya. Vera melirik ke arah Sindi, sangat paham sekali dengan sahabatnya ini.

"Sabar!Nanti lo pasti bisa makan dan minum apa yang lo suka. Asal lo sembuh dulu okeh!"ucap Vera sambil mengelus punggung tangan Sindi

"Sepertinya cuma lo yang perduli sama gue"

"Kok lo ngomong gitu sih??"

"Real!Fakta!"

"Itu cuma opini lo"

"Ck, opini?orang tua gue juga gak perduli mereka lebih perduli sama pekerjaan mereka dan cowok yang gue sukaim pun gak perduli sama sekali!"

"Berhenti berfikir kaya gitu!!"

"Takdir gue memang untuk di benci ver"

Vera tak menjawab entah harus berkata seperti apalagi kepada Sindi.

"Gue gak pernah dapetin apa yang gue suka. Tentang orang tua, gue gak dapetin apa yang gue mau. Tentang hidup pun begitu. Dan tentang Rafa juga, kenapa gak adil banget"ucap Sindi dengan tatapan kosong

"Tuhan itu adil Sin! Lo kaya gini gara-gara Rafa gak pernah lihat lo? Bukannya lo pernah bilang di anggap jadi sahabat aja lo udah senang banget kan? Terus Kenapa sekarang jadi berubah??"

Sindi tak menjawab. Vera menghela berat melihat Sahabatnya.

"Sin, yang terpenting lo itu harus sembuh. Demi diri lo sendiri ngerti kan??"

"Hmm" Sindi hanya berdehem sambil melihat pemandangan luar dari jendela.

Vera tak tahu apa yang harus ia ucapkan lagi. Berbicara itu memang sangat mudah tapi sangat sulit untuk menjalaninya.

"Lo sekarang jadi baik yah sama Sisil?"tanya Sindi tiba-tiba

"Hah?"beo Vera tak mengerti

"Iya dulu kan kelihatannya lo benci banget gitu sama Sisil, tapi sekarang???"

"Gak kok biasa aja"

"Oh ya??"

"Kok jadi bahas Sisil sih?!"

"Kenapa??"

"Gak penting!'

"Fendi suka sama Sisil, dan Rafa juga suka sama Sisil"

Vera mengerut samar"Rafa? Tunggu kalau Fendi sih semua anak kelas tahu, tapi Rafa?Si batu itu?Ketua kelas itu yang lo suka itu???"tanya Vera  tak percaya

"Perhatiin aja cara Rafa lihat Sisil, cara dia memperlakukan Sisil itu beda ver"

"Bodoamat bukan urusan gue"

Sindi berdecak"Rese!"ucap Sindi sambil menggebrak meja

"Iya kan?gue terlalu sibuk buat ngurusin urusan orang!"

"Tapi buat gue penting ver karena Rafa"

"Ya Rafa buat gue gak penting hahaaa"

Sindi menatap malas sahabatnya, memang sangat menyebalkan.

"Terserah!"rutuk Sindi sambil memberengut sebal

"Uhh maaf deh. Cepat lanjut cerita si Rafa itu gimana??"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lean On My ShoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang