10-Your eyes

33 10 0
                                    

Kringgg...

Suara bel pulang berbunyi dengan nyaring membuat semua orang mengembangkan senyumnya sampai sudut bibirnya akan sobek.

"Sil jadi nggak?"tanya Lea memutar tubuhnya menghadap Sisil.

Sisil mengangguk sebagai jawaban.

"Okeh bosok" ujar Lea dengan terkekeh. Sisil mendelik sinis mendengar cibiran yang Lea berikan.

"Hai dayang dayang ku"sapa Alya yang telah selesai mengemasi barang-barangnya.

"Dayang? Atau sayang?"tanya Lea jahil.

"Pengin banget yah di panggil sayang?"tanya Alya menggoda.

Sisil yang mendengar itu hanya memutar bola mata jengah, malas menimpali pembicaraan mereka yang tak berbobot.

"Ya kali kita lo panggil dayang, dan inget lo bukan tuan Putri!"sahut Lea mulai kesal.

Alya terkekeh melihat sahabatnya yang mulai kesal, sungguh susah sekali di ajak bercanda, minta di seriusin mulu kan Alya yang repot.

"Jangan serius dong gue belum siap"ledek Alya

"Eh tuh otak mulai ngalor ngidul kan! Terserah lo!nggak usah ngomong sama gue!" Dumel Lea .

Alya terus tertawa dengan keras ,membuat semua orang yang masih di kelas menoleh kearahnya.

"Heh waktunya pulang!bukannya malah ketawa ketiwi!"Cibir Boby yang sudah siap untuk bergegas pulang.

"Mulut-mulut siapa coba????"

"Terserah lo Nenek lampir!!"

Tanpa menunggu jawaban dari Alya, Boby segera keluar kelas menuju istananya, dari pada meladeni nenek lampir yang super duper rempong pake plus plus.

"Dasar lo Kebo laut!" Sahut Alya dengan berteriak.

"Lo mau ribut terus atau mau bantuin gue?" Tanya Sisil dengan sinis.

"Hehe gue kelupaan"

"Udah deh cepetan keburu sore!"

"Emang udah sore Dayang Sisil"

Sisil menatap tajam ke arah Alya, membuat gadis itu mengunci mulutnya dan bergegas mengambil kursi untuk duduk di sebelah Sisil.

"Alya!!!"teriak Boby kembali menghampiri meja Sisil.

"Ngapain lo balik lagi"sahut Sisil dengan super sewotnya seperti ibu kost nagih uang kostan.

"Gue panggil Alya bukan lo!"tukas Boby yang tak kalah sewot.

"Apah!"

"Di cariin Fatur, udah di depan kelas buruan!" ujarnya lalu kembali pergi.

"Hmmm" Lea berdehem membuat Alya menautkan kedua alisnya. Tanpa ba-bi-bu- ia segera menemui Fatur.

Sedangkan Sisil tetap saja acuh dengan keadaan apapun, ia mengingatkan Lea agar kembali membantu mengerjakan tugasnya.

"Waduh kaya nya ada yang kalah cepet nih" Sindir Fendi melewati meja Aldo. Pria itu hanya berdecak sebal.

"Brisik lo!"

"Wah gue mencium bau bau hati terpanggang nih" Bukannya takut Fendi malah terus meledek sahabatnya agar semakin panas.

"Awas!! Gue mau pulang!" Ujar Aldo lalu melewati Fendi terlebih dahulu.

Fendi melirik kearah Rafa, dan pria itu pun tengah melirik kearahnya.

Lean On My ShoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang