27-Canggung

38 8 4
                                    

Maaf jika banyak typo dan kesalahan yang lain 😁🙏🙏

Happy Reading 💙

Sisil berjalan di koridor sekolah sambil menunduk, hari ini ia berangkat lebih awal dari biasanya. Jadi banyak siswa-siswi yang ia temui, tapi ia tidak mengenal mereka.

"Hey siapa tuh cantik yah?"

"Iya manis lagi"

"Gila baru kali ini gue lihat dia"

"Dia kan kelas Xl IPA 1 kan? Gue beberapa kali lihat dia soalnya"

Bisikan-bisikan dari siswa laki-laki membuat Sisil jengah, ia mempercepat langkahnya sambil terus menunduk tanpa memperhatikan jalan di depannya ada tembok.

'DUGH'

Keningnya menabrak sesuatu tapi tidak terasa sakit, ia mendongak ada tangan seseorang yang menahannya, Sisil memutar tubuhnya.

"Hahh..."ia langsung membekap mulutnya yang sangat lemes.

"Kalau jalan lihat ke depan bukan nunduk!emang di bawah ada apa?"ujar Rafa sambil mengerut samar.

Sisil tak menjawab ia merapatkan bibirnya. Sebagai jawaban ia hanya mengangguk, setelah itu ia pergi begitu saja.

Gara-gara kejadian kemarin rasanya canggung sekali. Dan yang paling penting ia sangat malu.

"Pengin ganti kulit aja!!"rutuk Sisil pada dirinya.
.
.
.
.

"Silimit pigi Sisil ying cintik!!"sapa Alya ketika Sisil memasuki kelas.

Sisil menatap Alya dengan malas, pagi-pagi sudah di suguhi tai onta.

"Nah gini dong sil, berangkat pagi jangan telat mulu!"timpal Lea yang membuat Sisil semakin malas.

"Hmm"

Lea dan Alya saling beradu pandang, Sisil hari ini jadi cuek 200% dari biasanya.

"Lo Pms yah?"tanya Alya dengan hati-hati.

Sisil menggeleng

"Emm laper??"

"...."

"Sakit?"

"...."

"Kesambet??"

Sisil menoleh lalu memberikan lirikan yang sinis untuk si tai onta.

"Yang bener aja!mana ada setan kesambet!!"

"Bhahahahaa"tawa Lea pecah ketika mendengar jawaban dari Sisil.

Sisil mendengus, ini tawa kematian.

"Rafa!!"

Sisil refleks menoleh ketika seseorang memanggil pria itu.

"Kenapa sin?"tanya Rafa yang baru sampai di bangkunya

Sindi menyodorkan sebuah tupperware"ini, tapi aku harap kamu yang makan"ujarnya sambil melirik ke arah Fendi.

Fendi yang sedari tadi ikut memperhatikan hanya menyengir melihat Sindi melirik kearahnya.

"Owh okeh makasih"jawab Rafa seadanya.

Sindi memperlihatkan senyuman manisnya.

"Ck, modus!!"ujar Sisil tiba-tiba membuat Lea dan Alya menoleh.

"Kenapa harus why?"tanya Alya menggoda

"Gue penasaran nih!"timpal Lea dengan jahil

Sisil membuang mukanya dengan asal, mulutnya tidak sengaja berbicara seperti itu.

Lean On My ShoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang