36-Kencan???

30 7 5
                                    

Maaf jika banyak typo dan kesalahan yang lain😁🙏🙏

Happy Reading 💙

Sisil mengambil kertas hasil ulangannya di laci saat semua siswa sudah pulang. Ia merapihkan kembali kertasnya yang sempat ia remas tadi. Mungkin semua orang menilai dirinya tidak pernah usaha untuk mendapatkan nilai yang baik. Sering kali ia mencoba tak perduli tapi tetap saja itu menyakitkan, di pandang menjadi anak yang sangat bodoh, padahal mereka tidak tahu apa-apa. Tapi ini memang pilihannya, memilih untuk menjadi orang lain.

"Lo benar-benar jadi stupid sekarang"ujar Sisil sambil tertawa getir.

Ia harus tetap membangun dinding kokoh agar ia tetap kuat. Mencoba cuek, dan tak perduli terhadap semuanya.

"Harus cepat nemuin Om Darwin sebelum dia ngamuk!!"Sisil teringat jika ia harus menemui omnya setelah pulang sekolah, dengan cepat ia bergegas keluar kelas.

Ia membuka pintu ruang guru dengan hati-hati, terlihat om nya sudah menunggu sambil melirik ke arahnya dengan sinis. Guru-guru sudah pulang jadi di sini hanya ada om nya.

"Duduk!"perintah Darwin saat Sisil cengengesan.

Sisil menuruti perintah Darwin dengan cepat, ia duduk di hadapannya dengan santai.

"Ya langsung intinya saja, mulai sekarang om mau kamu ikut tim basket putri!!"

"Nggak mau!"tolak Sisil dengan tegas.

Darwin memijat pelipisnya entah harus dengan cara apa ia membujuk keponakannya yang keras kepala ini.

"Kenapa?"

"Bukannya om tau semuanya"

Darwin nampak berfikir sejenak, kemudian ia menghembuskan nafas kasar"Sampai kapan kamu terus terbelenggu masalalu??Apa dengan cara ini kamu merasa lebih baik?"

"Seenggaknya sekarang mereka tidak datang dan pergi sesuka hati mereka!"

"Ini yang om nggak suka dari kamu! Kamu selalu menyimpulkan semuanya sesuka hati kamu!!"

"Apa kamu sadar, kalau kamu itu terlalu egois? Kamu hanya memikirkan seseorang yang pergi meninggalkan kamu, tapi apa kamu juga memikirkan seseorang yang tetap bersama kamu sampai saat ini??"

Sisil meneguk salivanya dengan kasar, bahkan ia memang lebih dari egois. Selalu ingin di pahami tapi tak pernah ingin memahami orang lain. Ia selalu mengacuhkan orang-orang terdekatnya.

"Kamu bahkan tidak menghargai dan mensyukuri keberadaan mereka! Kamu juga tidak mencoba percaya sama orang lain. Kamu hanya percaya sama ayah kamu. Tapi apa kamu yakin jika ayah kamu tidak pernah berbohong??"

Sisil menatap Darwin dengan bingung, apa maksud dari pertanyaannya.

"Sisil nggak tahu"jawabnya dengan lemah

"Sil kamu jangan terlalu percaya sama orang lain, tapi kamu juga jangan terlalu ragu untuk mempercayai orang lain. Semua harus seimbang, namun yang terpenting kamu harus percaya sama diri kamu sendiri!!"ujar Darwin dengan tegas

"Jujur om nggak paham sama kamu yang sekarang. Apa sekarang kamu masih mengenali diri kamu sendiri??"

Sisil menggeleng lemah, jujur saja dia juga tidak mengenali dirinya saat ini. Sisil selalu bersikap cuek, namun ternyata itu semua tidak membantu.

Lean On My ShoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang