25-Hug

31 7 4
                                    


Kringggggg....

Bel masuk berbunyi nyaring, tapi Sisil masih berjalan dengan sangat santainya di koridor sekolah.

Sesekali ia juga menguap, ia berjalan dengan gontai seperti tidak ada gairah untuk hidup apalagi sekolah.

"Hey kamu yang lagi jalan!!udah masuk kenapa jalannya kaya putri solo!!"

Sisil terdiam, tubuhnya mematung suara itu sangat familiar baginya. Ia menoleh, lalu tersenyum kikuk setelah melihat seseorang yang telah meneriakinya.

"Ya kan Pak celurit" sebelum ia dikejar oleh guru itu, ia berlari kencang menghindari amukan macan sekolah.

'BUGH'

Sisil lupa tentang kesepakatan yang ia buat, jika ia tak akan berlari, tapi gara-gara Pak Kumis akhirnya ia berlari dengan kencang sampai menabrak dada seseorang di depan pintu kelasnya.

Sisil mendongak, ia menutup mulutnya rapat-rapat.

"Eh kalau lari liat-liat dong!"

"Terserah gue dong"ujar Sisil dengan nada yang menyebalkan.

"Cewek gila!!"

Sisil melirik"Ketua kelas Belagu!!"sahut Sisil lalu enyah dari hadapan Rafa.

Rafa menatap Sisil dengan sengit

"Untung cewek"gumamnya lirih.

"Nanti jam 8 kita langsung ke aula!"ujar Rafa dengan tegas .

"Siap Bosku!!"jawab semua dengan kompak.

Kelasnya memang mudah di atur, kelas unggulan meskipun di sini tempat anak-anak pintar tapi banyak canda tawa yang terlontar di sini, tidak tegang. Menurut Rafa kelasnya berisi orang-orang komedian yang cerdas.

Kegaduhan sering terjadi di kelasnya, ini membuat suasana kelas nya menjadi hidup. Tidak semua siswa di kelasnya pintar di akademik mereka mempunyai bakat masing-masing. Guru disini mengolah nilai bukan hanya pada nilai akademik nya saja.

.
.
.
.
.

Semua siswa SMA Taruna Bangsa sudah berkumpul di aula, termasuk guru dan karyawan.

"Hoam" Sisil menguap karena bosan, sudah setengah jam ia duduk sambil menunggu acara di mulai, biasalah jam Indonesia kan ngaret.

"Le kapan mulai sih?!!"

Lea menoleh"Nggak tahu, gue juga udah bosen sil"

"Bolos kuy!!"ajak Sisil asal

"Emang kalau temenan sama setan banyak godaannya"

Sisil berdecih padahal baru kali ini ia mengajak  Lea membolos dan itu pun spontan.

"Oy gabung boleh?"ujar Fendi menghampiri Sisil dan Lea.

"Ya boleh aja sih"jawab Lea

Aldo dan fendi tersenyum, lalu duduk bersama mereka di kursi belakang.

"Lah Rafa mana?"tanya Lea yang sedari tadi tak melihat pria itu.

"Ada urusan katanya, nanti juga kesini"jawab Fendi.

"Pagi Sisil"sapa Fendi dengan cengiran khasnya tanpa memperdulikan ucapan Lea.

Sisil menatap Fendi dengan malas, tapi tetap saja ia balas dengan senyuman manisnya.

"Kok gue kaya kambing conge yah"ujar Aldo sambil menggaruk tengkuknya lehernya.

"Udah jangan berisik itu mau di mulai!"tegur Lea sambil menunjuk ke depan.

Semua diam, memperhatikan acara penyambutan kepala sekolah yang baru. Banyak hiburan yang di tampilkan termasuk grup teater yang di pimpin oleh Alya.

Lean On My ShoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang