43-Rumus

43 10 8
                                    


Happy Reading kawan ✿ ♡

Sisil meremas bukunya dengan sebal, sedari tadi ia terus mengingat rumus-rumus matematika dan fisika tapi otaknya belum bisa mencernanya.

"Nih minum dulu"Fendi memberikan minuman dingin pada Sisil

Dengan cepat Sisil meraihnya, lalu meminumnya. dalam beberapa teguk sampai habis.

Fendi menatap Sisil dengan heran"Lo haus?atau kerasukan??"

Sisil melirik Fendi dengan sinis. Seperti ini lirikan dari seorang Sisil

"Slow okeh"pinta Fendi sambil mengambil kursi dan duduk di sebelah Sisil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Slow okeh"pinta Fendi sambil mengambil kursi dan duduk di sebelah Sisil. Semua temannya sedang istirahat, jadi di kelas hanya ada Sisil dan Fendi.

"Bantuin kek!!"rutuk Sisil memanyunkan bibirnya

"Sini-sini"

Sisil segera menyerahkan beberapa bukunya dengan kesal. Kemarahan terhadap matematika dan fisika ia limpahkan pada Fendi.

Fendi menghembuskan nafasnya saat melihat isi buku Sisil"Apa sih ini gue kagak ngerti!"

"Bukannya lo ikut sepuluh besar masa nggak ngerti?"

"Ngerti sih, tapi gue nggak ngerti semua. Biasanya Rafa yang ngajarin nih"

"Gue panggil Rafa aja biar ajarin lo okeh?"

"Gak usah!"

"Kenapa"Fendi bingung

"Gak pokoknya gak mau!"

"Gue sih bisa ngajarin lo, tapi nggak semua"

"Ya udah yang lo bisa!!"

Fendi tersenyum hangat"Siap zeyenk"

Sisil menautkan alisnya"Gue getok pake panci!!"

"Ampun Beb!"Fendi semakin menggoda Sisil dengan jurus gombal level 10 miliknya

"Lo mau masuk liang lahat atau rumah sakit??"tanya Sisil dengan tatapan membunuh

"Okeh ampun, yuk kita mulai"Fendi memperlihatkan cengiran kudanya.

Fendi mulai mengajari Sisil dengan penuh semangat. Sesekali ia menatap gadis itu dengan hangat. Ia mengangkat kedua sudut bibirnya, tersenyum manis, sangat manis.

BRAK

Mereka mendongak, lalu menatap Rafa dengan heran.

"Ini, semua rumus matematika dan Fisika"ucap Rafa dengan datar setelah meletakkan dua buku di atas meja Sisil dengan keras.

Fendi segera meraih kedua buku itu lalu membuka lembar demi lembar.

"Niat amat lo tulis semua rumusnya. Lo serius??"tanya Fendi sambil menyeringai pelan.

Lean On My ShoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang