28-Phobia(1)

35 7 10
                                    

Maaf jika banyak typo dan kesalahan yang lain 😁🙏🙏

Happy Reading 💙

Drtttt

Sisil mendengus kesal, sedari tadi ponselnya terus berdering, padahal sudah ia abaikan, ini adalah panggilan telepon yang ke sepuluh. Dan hal itu telah mengusik waktu tidurnya

Dengan berat hati ia mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

"Halo si.."

"Lo berisik deh!Ganggu orang tidur aja tahu nggak!!Udah gue abaikan artinya gue nggak mau ngangkat telefonnya, lo siapa sih??!!"gertak Sisil dengan super sewotnya.

"Ck, heh kebo sewot amat sih heran!! Lo tanya gue siapa? Lo amnesia atau pura-pura nggak kenal? Atau jangan-jangan lo asal angkat aja??"jawab seorang gadis di sebrang telepon sana.

Sisil menghembuskan nafas kasar, ia hafal suara ini.

"Terus ngapain lo telepon gue berkali-kali hah?!kurang kerjaan aja!!"

Terdengar suara helaan dari si gadis itu"Dari pada lo ngomel terus mending lo bukain pintu rumah lo deh!Gue ada di depan pintu"

"Hah ngapain?!!"

"Udah deh cepet bukain udah setengah jam gue di sini!!"ujar gadis itu dengan kesal

Tut

Seperti biasa Sisil mematikan panggilan telepon secara sepihak. Ia segera pergi kebawah untuk membukakan pintu rumahnya.

Mata Sisil membola sempurna, setelah membuka pintu rumahnya. Pasalnya bukan hanya Alya yang di sana, tapi ada ke empat temannya. Ia menunduk melihat penampilannya yang hanya mengenakan celana pendek sebetis.

Tanpa aba-aba ia langsung menarik lengan Alya untuk masuk.

'BRAKK'

Sisil menutup pintu rumahnya tanpa mempersilahkan tamunya untuk masuk .

"Yah kita kok nggak di suruh masuk"ujar Lea dengan nada kecewa.

Sedangkan Fendi dan Aldo tengah terkekeh geli setelah melihat ekspresi Sisil karena melihat mereka.

"Dobrak aja!"sahut Rafa dengan asal

"Gila lo Raf!"rutuk Lea sambil menggeleng

.
.
.
.

"Heh lo kok nggak ngomong sih kalau mereka ikut!!"

Alya memutar matanya jengah"Gue udah kabarin lo! Coba cek WhatsApp dan Line gue udah kirim pesan dan lo nggak bales!terus gue juga udah telefon lo berkali-kali!!"

Sisil memanyunkan bibirnya beberapa cm.

"Iya udah deh lo bukain pintunya dan suruh mereka masuk, gue mau ganti celana dulu"ujar Sisil langsung berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Alya langsung membukakan pintu agar teman-temannya ikut masuk.

"Ayok!!"ajak Alya dengan senyuman khasnya.

Mereka semua mengangguk, lalu beranjak masuk. Mereka duduk dengan anteng di sofa.

"Kalian mau minum apa?"tanya Alya

"Nggak usah deh, kita kan nggak lama"jawab Lea dan di setujui oleh semuanya.

"Sisil mana?"tanya Fendi yang sedari tadi tidak melihat keberadaan gadis itu.

Lean On My ShoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang