40-Perjanjian

25 7 0
                                        

Maaf jika banyak typo dan kesalahan yang lain 😁🙏🙏

Happy Reading 💙

Sisil terus mendumel di sepanjang koridor sekolah sambil membawa setumpuk buku tebal. Ia berjalan sambil menghentakkan kakinya.

"Yang piket siapa coba?Kenapa gue yang di suruh!!!Sumpah kalau dia bukan om gue, mungkin gue udah santet dia dari dulu!!!"

"Ahhh berat!!"

"Kalau tangan gue patah gimana?"

"Sebel deh!!Nggak ada yang bantuin pula!!"

Sisil terus menggerutu tanpa henti, pasalnya ia harus membawa banyak buku dari perpus sampai menutupi wajahnya untung saja tidak menutupi matanya. Kalau saja sampai menutupi mata bagaimana ia akan melihat jalan, tidak mungkin menggunakan mata batin kan??

"Jahat!!!"

"Nggak ada otak"

"AWAS!!!!"

Sisil terperanjat kaget mendengar teriakkan seseorang yang sedang berlari dari arah berlawanan. Karena terlalu banyak buku yang di bawa ia tidak bisa menghindar dengan cepat.

BUGH

Sial!!Belum sempat Sisil menghindar, namun sudah di tabrak dulu. Ia terjatuh terkapar di lantai bersama semua buku yang menimpanya.

"Sorry nggak sengaja!!"teriak pria dengan rambut keriting sambil terus berlari

"Heh!ngapain kamu malah tiduran di situ!!Bukannya masuk kelas!!Cepat kamu masuk sana!!"perintah Pak Kumis tanpa iba sedikitpun, ia kembali berlari sepertinya sedang bermain kucing-kucingan dengan pria berambut keriting itu.

Sisil beringsut duduk sambil mengepalkan tangannya, ia menggeram marah. Tak habis fikir dengan semua orang di dunia ini!

"Gila!!Gila!!Gila!!!"

"Gue musnaih kalian semua dari muka bumi ini!!Nggak ada otak, nggak ada akhlak, nggak guna!!"

"Biadab!!"rutuk Sisil dengan kesal

"Mphhhh Hahahaaaa"

Sisil berdecak ketika melihat Fatur sedang berdiri sambil menertawainya. Warga +62!Ketawa dulu baru nolong!!.

"Banteng!!bantuin kek!!"rutuk Sisil dengan kesal

"Hahaaaa tunggu gue sampai berhenti ketawa"

Sisil memutar matanya, dari pada menunggu manusia itu lebih baik ia membereskan buku-buku yang berceceran.

"Sini-sini"Fatur segera membantu Sisil.

"Mau gue bantu bawa ke kelas?"tanya Fatur setelah selesai membantu Sisil.

Tanpa berfikir dua kali Sisil langsung mengangguk. Itulah yang ia tunggu dari tadi.

"Tapi ada syaratnya!!"

"Heh!! kalau nggak ikhlas nggak usah!"seru Sisil sambil merebut beberapa buku yang ada di tangan Fatur.

"Ini"ucap Fatur sambil memperlihatkan coklat Silverqueen yang di beri pita merah muda

"Kalau syaratnya itu sih siapa yang mau nolak!!"Sisil segera merebut coklat itu

"Makasih!"

"Jangan ge'er!! Itu bukan buat lo!!"

Sisil menoleh sambil mengerut samar"Terus??"

Fatur mendekatkan tubuhnya lalu membisikkan sesuatu tepat di telinga gadis itu.

Lean On My ShoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang