NICO#1

9K 300 6
                                    

Pagi menyambut kehangatan dikeluarga Bramasta setiap pagi mereka melakukan sarapan pagi bersama dengan papa Nico, Davran sudah duduk diujung meja makan tepatnya ditegah ujung meja makan dan mama Nico, Vera sudah duduk disebelah ayahnya, lebih tepatnya Vera adalah mama tiri Nico

Nico melangkah turun menuruni anak tangga rumahnya ia sudah siap untuk berangkat sekolah. Nico tidak pernah sarapan bersama keluarganya setelah ayahnya menikah dengan wanita bernama Vera, keluarganya jadi tidak seperti dahulu hidup bahagia bersama papa dan mamanya dengan kedua saudara kandungnya.

Nico bisa dibilang anak broken home atau orang lain mungkin lebih sering mengenal nya seorang anak yang dilibatkan dalam masalah kedua orang tuanya, ia ditinggal pergi oleh bunda nya, masalah datang saat wanita baru masuk kedalam ke hidup papa nya, iya hidup dengan sejuta masalah keluarga yang melibatkan dirinya terjerumus kedalam masalah itu.

"Nico kamu gak sarapan dulu nak?" Ucap Vera membuat Nico menghentikan langkahnya saat melewati meja makan.

Nico tidak menjawab ia hanya diam memperhatikan meja makan, ia sama sekali tidak tertarik dengan masakkan mama tirinya karena yang sekarang ia rindukan adalah masakan mamanya yang sekarang sudah tenang di alam surga.

"Pa, Nico berangkat. Hari ini pulang telat." Ucapnya sambil berlalu pergi dari hadapan semua orang.

"Kamu gak makan dulu?" Tanya Davran kepada anak pertamanya itu.

Nico hanya menggeleng. Ia berjalan menuju motornya tapi langkahnya terhenti karena panggilan dari adik keduanya yaitu zara.

"Bang, sore kalo bisa jemput Zara ya disekolah" ucap Zara menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Lo minta jemput sama pak maman aja." Sahut Nico dengan nada dingin nya.

"Pak maman gak bisa jemput nanti mau nganterin mama" ucap Zara mendengar kata mama membuat nico geram dengan sebutan itu.

"Minta jemput Nuca." Ucapnya sambil menghidupkan motornya dan berlalu pergi.

"Tap-" ucapnya terpotong karena Nico sudah keluar dari pekarangan rumah nya.

Nico paling tidak suka dengan sebutan mama untuk wanita bernama Vera terdengar ditelinganya. Mendengar sebutan itu membuat nya naik darah pada detik selanjutnya karena teringat kejadian masa lalu. Sejuta masalah yang ia alami sekarang.

Nico mengendarain motor sport miliknya dengan kecepatan maksimal. Sudah masuk waktu pelajaran dimulai nico masih ngendarai motornya dijalan ia sudah biasa datang terlambat kesekolah sejak ayah nya menikah dengan perempuan bernama vera sebelum ibunya meninggal ia tidak pernah terlambat ke sekolah tapi sekarang sangat jauh perbandingan perbedaan dalam dirinya sekarang dengan yang dulu.

***

Motor sport Nico memasuki area sekolah, pasang mata beberapa anak murid sudah menyambutnya tatapan itu sudah biasa bagi Nico setiap pagi pasti ia ditatap seperti itu. Risih? Nico tidak pernah risih dengan hal itu karena menurutnya sudah bisa ditatap banyak pasang mata toh menurutnya juga itu gak penting buat dirinya. Tidak hanya tatapan di pagi hari banyak juga sapaan dari teman seangkatan nya atau adik kelasnya, Nico yang terkenal sangar, berandalan dan dingin ia juga terkenal sangat loyal pada teman teman disekolah nya jika mereka tidak mengusik semua teman teman nya dan Brainer mungkin jika mereka mengusik sama saja mereka seperti membangunkan macan yang sedang tertidur dengan pulas menurut Nico dan beberapa sahabat nya adalah 'jangan pernah maju sebelum ada yang menantang' ya begitu lah mereka seperti sudah satu hati saja.

"Tumben bos gak mepet sama bel datengnya" ucap Reno saat Nico memarkirkan motornya di jejeran motor mereka.

"Hmm, Gue dateng jam segini sengaja." Sahut Nico dengan nada dingin nya.

"Pasti karena nyokap tiri lo kan mangkan nya lo dateng jam segini" sambar Lingga. Nico hanya mengangguk.

Sejak kedatangan Vera kedalam rumah dan keluarganya membuat Nico malas untuk berlama lama dirumahnya sendiri. Sifat Nico dan diriNico tidak seperti Nuca dan Zara yang menerima Vera dirumah dan berlama lama dirumahnya.

"NICO!"

Panggilan itu membuat semua anak Brainer menoleh kebelakang dugaan mereka benar guru yang paling galak disekolah ini memanggil ketua geng mereka. Bu Arun guru yang memanggil nama nico.

"Aduh bu masih pagi jangan marah dulu ya" ucap Adrian membuat semua menahan tawa.

"Siapa juga yang mau marahin kamu Adrian geer banget kamu. Saya manggil Nico karena saya mau minta tolong sama dia." Ucap bu Arun membuat semuanya mengucapkan kata 'oh'

"Kayak paduan suara aja kalian ngucapin kata 'oh' serempak"

"Iyalah bu kita kan best friend mangkan nya kompak" ucap Lingga dengan bangga nya.

"Nico kamu bisa ikut ibu dulu ke ruang guru buat bantu angkat buku paket kelas dua belas yang baru" ucap bu Arun diangguki oleh Nico.

"Lo pada duluan aja gue bantu bu arun dulu." Kata Nico dan semuanya mengacungkan jempolnya

Nico mengikuti bu Arun ke ruang guru untung mengambil buku paket yang bu arun bilang tadi. Sebenarnya ia malas dateng keruang guru jika ia datang kesana pasti bang guru yang melihatnya dengan tatapan sinis wajar saja banyak yang melihatnya seperti ini karena mereka tidak suka dengan nico.

"Kamu angkat buku itu, habis itu bawa ke kelas kamu dan kelas IPA XII 4" ucap bu Arun. Nico mengangkat buku bertumpuk itu dan membawanya ketempat yang bu Arun bilang tadi.

IPA XII 4 adalah kelasnya dulu sebelum ia dipindahkan ke kelas IPA 5 karena kasusnya berantem dengan murid bernama Putra. Kedatangan Nico pasti bengundang pandangan kaum hawa dikelas itu bagaimana tidak Nico yang terkenal dingin, sangar, dan tampan itu masuk ke kelas mereka dengan tiba tiba.

"Buku dari siapa Nic?" Tanya Tasya cewe berambut kepunggung itu adalah sahabat Nico dari kecil.

"Buku dari bu Arun tolong lo bagiin gue mau langsung ke kelas." Ucapnya dengan suara dingin dan belalu pergi dari hadapan semua orang yang ada dikelas.

Ia tidak ingin berlama lama disana jika ia berlama lama disana pasti banyak yang mengira kalo Tasya dan Nico dekat. Memang Nico dan Tasya dekat dekatnya mereka tidak lebih dari sahabat. Nico berbalik berjalan menuju kelas nya yang tidak jauh dari kelas Tasya, ia masuk kedalam kelas suara riuh yang bergemuruh karena kelas nya belum ada guru yang datang jadi ya seperti itu lah kondisi nya. Nico duduk disebelah Adrian yang sedang bermain game online bersama teman sekelas nya ia bersandar pada sandaran kursi melamun sebentar entah apa yang ia pikir kan.

"Assalamualaikum selamat pagi semuanya" ucap seorang guru yang tampak masih muda masuk kekelas dan memuat lamunan Nico tersadar ia membenarkan posisi duduk nya dan menatap kedepan.

"Waalaikumsalam, pagi bu" ucap semua murid di kelas Nico dengan balasan senyu di pagi hari.

Jam pelajaran pun berlangsung sampai bunyi bel pergantian jam mata pelajaran. Suasana sekolah menjadi hening karena semuanya sudah sibuk dengan kegiatan belajar mereka.

***

-NICO BRAMASTA ENUGROHO

-NICO BRAMASTA ENUGROHO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 KATA BUAT PART INI

GIMANA SAMA CERITANYA SEGINI

DULU BIAR KESANANYA LEBIH

PENASARAN

NICO[EnD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang