Cahaya pagi sudah masuk menembus kaca balkon, ketujuh gadis yang masih tertidur dengan pulas belum juga membuka mata, matahari sudah memanggil untuk mereka bangun dan melakukan aktifitas masing masing. Refa perlahan membuka mata terganggu dengan cahaya matahari, dirinya duduk ditepi ranjang mengumpulkan nyawa sebelum dirinya bangun untuk pergi kekamar mandi cuci muka dan membangunkan teman temannya yang masih sangat nyeyak tertidur. Refa berdiri berjalan kearah meja kaca mengambil remot ac dan setelah nya dirinya berjalan ke kamar mandi.
Setelah kegiatannya selesai dikamar mandi dirinya sudah fresh kembali, refa berjalan kearah balkon mengeser gorden dan membuka pintu balkon depan rumahnya melihat keadaan kota jakarta hari ini seperti apa. Refa melihat kebawah dirinya bingung melihat dua motor yang terparkir didepat mobil milik bundanya.
"Gua baru inget" ucap refa sambil menepuk keningnya.
"Gaiss bangun dah kesiangan nih mau lari paginya si nico sama adrian dah nunggu noh dibawah" ucap refa yang berusaha membangunkan teman temannya.
"Hah?! Si nico sama adrian ngapain kesini pagi pagi" ucap lala yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Gak tau itu ada motor mereka dibawah" ucap refa
"Coba ref, lo cek dulu gua bangunin yang lain" ucap lala.
Refa keluar kamar, menutup pintu dan berjalan menuruni tangga memastikan itu motor adrian dan nico.
"Bun, itu ada nico sama adrian?" ucap refa yang menghampiri febri sedang memasak didapur.
"Iya tapi cuman motor nya doang orangnya mah lagi pergi jogging" ucap febri
"Mereka nitip motor kesini? Dari tadi pagi?" ucap refa dengan wajah kaget
"Iya emang kenapa pacar kamu nitip motor kesini emang gak boleh" ucap febri
"Ya ga gitu bun, kenapa mereka jogging bawa motor" ucap refa
"Udah kamu ngoceh mulu, bunda tanya kamu udah mandi belum?" ucap febri membuat refa menggeleng.
"Jadi gadis jorok banget, mandi sana terus bangunin temen temen kamu abis itu kamu sama lala bantuin bunda buat masak" ucap febri
"Iya iya refa naik dulu, eh tapi bun mereka dah lama larinya?" ucap refa
"Udah dari tadi bentar lagi juga dateng paling soalnya tadi suruh bunda mampir dulu abis jogging buat makan bubur bareng tadi bunda buat banyak" ucap febri
"Kenapa ga bangunin refa dari tadi bunda kan refa juga mau jogging" ucap refa
"Tadi dah bunda bangunin, siapa suruh kamu tidurnya kebo udah mending mandi sana" ucap febri
Refa berjalan kembali menaikin tangga, kekamarnya yang masih berantakan belum dirapihkan. Lala sudah selesai mandi saatnya dirinya yang mandi, dan bergantian dengan yang lain.
"Ref, nico udah dateng noh dibawah" ucap lala yang baru saja dari bawah.
"Iya gua dah selesai bentar" ucap refa sambil membuka pintu kamar mandi.
"Eh ini kita dah kesiangan?" ucap laras yang baru saja bangun dari mimpi indah nya.
"Lo gak liat noh matahari dah mencolok banget" ucap lala
"Kok gak bangunin gua sih kalian" ucap laras dengan nada kesal
"Kita bangunin lo? Kita aja kesiangan laras gak ada yang masang alarm sama sekali" ucap lala
"Udah udah malah ribut, ras mending lo mandi sono terus lo bangunin yang lain gua sama lala mau turun nanti lo nyusul ya" ucap refa
"Iya iya gua minjem handuk ya ref" ucap laras
"Pake aja" sahut refa saat keluar dari kamar.
Refa dan lala turun dari lantai dua melihat nico dan adrian yang masih berkeringat. Refa melihat nico yang dipenuhi dengan peluh keringat dirinya berbalik naik keatas buat mengambil handuk untuk nico.
"Lo cuman berdua doang?" tanya lala yang baru turun menghampiri mereka diangguki oleh nico.
Refa datang dengan handuk putih ditangannya ia berjalan kearah nico memberikan handuk yang ia ambil tadi.
"Nih, buat keringin keringet kalian" ucap refa
"Gak mau ngelapin aku?" ucap nico
"Lap sendiri kan bisa punya tangan kan?" ucap refa.
"Yang kok gitu sih" ucap nico
Refa yang baru selangkah berjalan dirinya berbalik arah kearah sofa menghampiri nico.
"Yaudah sini, manja banget" ucap refa
"Gak boleh gitu sama pacar sendiri yang" ucap nico yang melihat refa dengan wajah ditekuk.
"Masa pagi woi sempet sempetnya bikin adegan romantis" ucap lala
"Cari pacar makannya sana" ucap nico yang masih menghayati lap an dari refa.
Suara drum motor yang masuk ke pekarangan rumah refa membuat yang sedang berada diruang tamu menoleh kearah pintu masuk.
"Anjir bos lo malah ninggalin kita lo tau pas lo pergi kita dikejar kejar anjing" ucap dika yang masuk dan duduk disofa.
"Safira tolong bawain handuk yang ada dilaci bawah kasur gua" ucap refa.
"Ref, kita jalan jalan yuk" ucap nico
"Kemana? Ga bisa aku sibuk" ucap refa
"Sibuk ngapain?" ucap nico
"Mau nyari buku, sama novel ke gramedia besok" ucap refa
"Aku yang anter kamu ya?" ucap nico
"Kan kamu sibuk, besok ada latihan basket kan?" ucap refa
"Besok aku gak latihan, diliburin sama pelatihnya" ucap nico
"Woi itu yang ngelaunch control berisik anjir masih pagi diomelin sama tetangga" ucap dika
"Tuh si lingga yang mainin lc mulu" ucap reno
"Ref, dipanggil bunda lo dibelakang" ucap lala
"Owh yaudah nanti gua ke belakang" ucap refa
Refa menaruh handuk yang ia pegang diatas meja depan sofa berjalan ke belakang datang ke hadapan bundanya. Nayla, laras, aura dan safira baru saja turun dari lantai atas menyelesaikan ritualnya.
"Rame amat anjir panter dari tadi gua denger motor gerang gerung" ucap laras
"Tuh si lingga mainin launch control mulu" ucap dika
"Berisik mulu lo pada nih ada puding buatan bundanya refa" ucap lala yang menaruh nampan diatas meja.
"Tante makasih pudingnya jadi ngerepotin" ucap dika
"Iyaa tante lagi iseng aja sekalian tante buatin buat kalian masih banyak juga didapur" ucap febri
"Kalo udah selesai makan puding nya yang mau langsung makan ke meja makan aja" ucap refa.
"Iya ref santuy aja gampang kita mah" ucap reno.
Refa duduk disamping nico melihat teman temannya yang bercanda ria tertawa karena ledekan reno yang tetuju ke lala dan banyak hal yang buat mereka tertawa.
***
-NICO BRAMASTA ENUGROHO
KAMU SEDANG MEMBACA
NICO[EnD]
Teen FictionNico Bramasta Enugroho remaja berumur 17 tahun yang dikenal dengan panggilan Nico disekolahnya sifat dingin yang melekat didirinya. Nico ketua geng besar sekolah yaitu Brainer, banya perempuan yang ingin menjadi pacarnya hanya karena ia seorang ketu...