NICO#30

1.6K 56 0
                                    

Cuaca sudah semakin malam, refa dan teman temannya sedang berkumpul diruang tamu bermain bersama. Bunda refa baru saja pulang dengan belanjaan lumayan banyak ditangannya, nico yang melihat itu segera membantu dan membawa nya kedalam.

"Makasih ya nic-co, muka kamu kenapa nak?" ucap febri panik yang melihat wajah nico banyak luka memar disana walaupun nico bukan anaknya tapi ia bisa merasakan kepanikan seorang ibu yang melihat anaknya seperti ini. Wajah yang dipenuhi dengan luka.

"Gapapa tante, cuman memar biasa" ucap nico

"Kenapa bisa jadi seperti ini, sudah diobatin?" ucap febri

"Udah tante sama refa tadi sore" ucap nico

"Nanti obatin lagi ya biar cepet kering luka nya" ucap febri

"Iya tan, makasih" ucap nico

"Yaudah tante masuk dulu, kalian lanjut main aja" ucap febri berjalan kedalam dan nico kembali duduk disamping refa.

"Jadi pengen dikhawatirin sama bundanya refa gua" ucap lingga

"Gua tampol lo ya sampe nyari nyari kesempatan" ucap nico

"Santai dong bang yaelah gua cuman bercanda kali takut banget kayaknya si refa direbut" ucap lingga

"Noh lo ada si safira juga" ucap nico

"Lu nyari gara gara aja ling, udah tau bos lagi stres masih aja ngeledek" ucap dika

"Ya maap, cuman bercanda doang kali" ucap lingga

"Udah sih, mau lanjut main gak? Ribut aja" ucap lala

"Ayo lanjut" ucap dika

Mereka melanjutkan main sampai mendapatkan siapa yang kalah dan menang dalam permainan ini. Langit sudah sangat larut, lala dan laras serta nayla pamit untuk pulang sedangkan nico dan teman temannya masih dirumah refa ada safira, aura dan zara juga yang masih belum pulang. Safira pulang dengan lingga sedangkan aura pulang dengan zara karena mereka satu arah. Zara pulang dijemput oleh supir dan aura ikut pulang juga, nico tidak pulang malam ini ia ingin bermalam dirumah refa karena ia malas pulang kerumah dan pastinya akan diwawancarai oleh ayahnya dan bunda tirinya. Dika, yoga, lingga, gibran sudah pulang hanya nico dan refa yang masih berada diruang TV, refan hari ini tidak pulang kerumah karena ingin mengerjakan tugas bersama dengan teman temannya diluar ia izin untuk menginap dirumah temannya.

"Nic, gua boleh nanya satu hal?" ucap refa membuat nico menengok kesamping karena refa sedang nuco rangkul.

"Boleh, mau nanya apa hm?" ucap nico

"Kenapa bunda lo ngejodohin lo sama maudi? Ada perjanjian perjodohan ya sebelumnya" ucap refa

"Iya, tapi aku gak tau itu bener atau enggak, aku tetep gak mau buat nikah sama maudi nanti. Aku mau kamu yang jadi istri aku nanti" ucap nico

"Kenapa gua? Maudi orangnya kaya gimana? Gua boleh ketemu sama dia gak nic?" ucap refa

"Kenapa kamu tiba tiba pengen ketemu sama maudi? Aku gak ngizinin kamu buat ketemu dia" ucap nico

"Gua cuman mau liat dia kaya gimana orangnya, kalo cakep dan baik gua jauhin lo kalo menurut gua dia cocok sama lo" ucap refa

"Kenapa harus ngejauh sih, aku maunya dia yang ngejauh kamu jangan" ucap nico

"Lo punya fotonya gua mau liat" ucap refa

Nico mengambil handphone yang berada dimeja dan membuka password nya wallpaper handphone nico membuat refa kaget, foto dirinya yang nico pasang diponselnya. Nico membuka aplikasi berwarna hijau dan membuka foto profil maudi disana.

"Nih, dia gak sebaik kamu" ucap nico

"Dia cantik nic, banget malah ia bukannya kamu terima aja perjodohannya punya istri kaya dia kan bagus" ucap refa

"Kalo aku terima perjodohannya nanti kamu gimana? Aku gak mau kamu sama cowo lain. Kalo dibandikan kamu sama dia masih rajin kamu, masih baik kamu ke aku, pinter masak kamu banget dia mah enggak kamu tuh sempurna, panter aja firhan mau ngambil kamu dari aku" ucap nico

"Nic, gak ada perempuan yang sempurna didunia ini, wajar aja kalo cewe belum pinter masak atau rapi rapi nanti juga terbiasa kalo udah nikam mah" ucap refa

"Kamu sempurna dimata aku ref" ucap nico

"Aku gak cantik nic, aku gak manis juga, aku pendek dia tinggi cantik dan segalanya dia punya" ucap refa

"Ref, almarhum bunda pernah bilang sama aku, bunda ngomong 'kalo kamu mau jadi suami yang baik cari istri yang baik juga cari istri yang ngerti tentang pekerjaan rumah dan dapur pinter ngurus suami jangan cari istri cuman dari cantik doang' bunda ngomong gitu jadi aku mau kamu yang tetep sama aku" ucap nico

"Kamu gak tau aku aja kalo udah ketemu sama kasur pasti males malesan" ucap refa

"Tapi soal urusan dapur sama rumah bisa malah lebih dari bisa. Ref, kamu tuh idama para kaum adam diluaran sana, jangankan yang beda sekolah yang satu sekolah ada pengen milikin kamu" ucap nico

"Iyaa iya terserah deh bingung aku jelasinnya" ucap refa pasrah

"Nanti aku kenalin sama bokap mau?" ucap nico membuat refa melotot

"Jangan nyari gara gara lagi begini nic, yang ada kamu gak terima nantinya cari waktu yang tepat aja nanti" ucap refa

"Yaudah iya iya. Ref, kita gak pacaran tapi berasa kaya orang pacaran" ucap nico

"Terus? Kan emang gak pacaran siapa bilang pacaran?" ucap refa

"Kamu mau gak jadi pacar aku" ucap nico

"Ada ada aja kamu, udah aku mau tidur" ucap refa yang malepas rangkulan tangan kekar nico

"Aku serius ref, kamu mau gak jadi pacar aku" ucap nico

"Gua pikir pikir dulu, lo tidur dikamar yang diujung sana" ucap refa

"Ref, sama sekali gak mau nerima aku? Aku kurang apa? Aku emang gak bisa romantis kaya orang orang lain nembak pasangannya tapi aku tulus" ucap nico

"Aku tau, aku fikir fikir dulu ya, aku tidur dulu kamu tidur yang nyeyak good night" ucap refa

Nico hanya dia tidak membalas ia melihat pungung refa yang menaiki tangga kearah kamarnya, nuco kembali duduk disofa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

-NICO BRAMASTA ENUGROHO

NICO[EnD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang