NICO#44

1.3K 56 0
                                    

Pagi yang cerah, matahari sudah muncul menyinari pagi ini. Refa sudah bangun lebih pagi karena membuatkan brownis pesanan ayahnya yang dibawa sama febri nanti sekalian berangkat ke kantor.
Tak hanya brownis untuk ayahnya brownis itu juga buat dimakan dijam istirahat bersama sahabatnya.

"Refa ini nico sama tico sudah datang" ucap febri yang memanggil anak gadisnya sedang berada didapur.

"Iya bun, bentar lagi" ucap refa

Refa keluar dari dapur berjalan me ruang tamu disana ada bundanya, nico dan tico yang sedang duduk.

"Brownis buat ayah ada dimeja makan ya bun refa berangkat" ucap refa menyalimi tangan bundanya dan kekuar dari rumah.

"Inget lo harus bersifat selayaknya lo gak kenal sama sekali sama tuh anak" ucap nico

"Iyee iyee, tapi lo anterin gua keruangan kepala sekolah dulu bang" ucap tico

"Ayo berangkat, bun refa pamit assalamualaikum" ucap refa

"Waalaikumsalam hati hati nico, tico bawa motor nya" ucap febri

"Iya tante" sahut keduanya

Motor nico dan tico keluar dari pekarangan rumah refa berbelok ke arah jalannya sekolah, hari ini jalanan cukup terbilang ramai karena masih pagi dan jam berangkat sekolah juga kerja banyak angkutan umum yang menunggu penumpang didekat dekat jalan halte yang mengarah kesekolah.

Sekitar 20 menit dari rumah refa kesekolah mereka sampai didepan gerbang sekolah. Motor nico masuk kedalam pekarangan sekolah diikuti motor tico dibelakang yang sudah menjadi sorotan semua murid disekolah.

Itu siapa yang sama nico? cool banget woi

Eh gila cakep bener dah

Brainer ada anggota inti baru?

Apa itu adiknya nico

Gua gebet ah lumayan nih cakep

Nico, refa dan tico berjalan dikoridor lantai satu karena ingin mengantar tico keruangan kepala sekolah, sepanjang koridor banyak siswi yang menegur atau menyapa tico dengan panggilan 'hai' tico langsung mengedipkan mata sang empuh yang tico berikan kedipan melemah langsung.

"Nih ruangannya, gua mau nganter refa ke kelas lo sendiri aja kedalem" ucap nico meraih tangan refa dan mengajaknya untuk kekelas tapi refa menahan untuk pergi. Nico menaikan satu alisnya tanda bertanya.

"Anterin tico sampe kedalem, aku bisa jalan sendiri lagian juga yang lain juga dah pada dikelas" ucap refa

"Dia bisa sendiri, dia udah besar. Aku anter ke kelas ayo aku gak mau maudi gangguin kamu" ucap nico

"Ih nico emang aku anak kecil yang harus dianterin kekelas gaperlu kali nic, udah kamu anterin tico dulu" ucap refa tetap pada pendiriannya

"Udah kak gapapa, gua bisa sendiri kak gampang soal masuk kedalam mah. Biar bang nico nganterin lo kak biasa bucin akut" ucap tico dibalas jitakan oleh nico yang mendengar kata kata itu.

"Inget tugas lo jangan cuman badan gede doang tapi naklukin perempuan kaya tuh cewe gak bisa" ucap nico datar.

"Iya iya gua usahain yang maksimal deh" ucap tico dibalah anggukan oleh nico

"Tapi bang kenapa disekolah lo cewenya cakep cakep jadi pengen gua gebet semua" ucap tico semeringah

"Lo boleh gebet semua sampe ke guru gurunya juga silahkan tapi kalo refa gua patahin batang leher lo" ucap nico

"Iya iya gak bakalan gua ambil lo kan bucin akut bang" ucap tico.

Nico dan refa berjalan kearah tangga tanpa mempedulikan ocehan tico yang masih didepan ruang kepala sekolah. Tico memang seumuran dengan nico hanya beda beberapa bulan buat dia memanggil nico abang dan juga nico anak dari darvan om tico atau dibilang abang dari ayahnya tico.

NICO[EnD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang