NICO#14

2.4K 99 0
                                    

-menatapmu seindah menatap langit biru yang dihiasi bintang.

Refa sudah berada diruang tamu dengan pakaian tidurnya ia, menonton tv dengan boneka kesayangan nya yang ia peluk. Beberapa detik setelahnya dering benda pipih diatas meja ruang tv berbunyi telfon dari nico lah yang muncul dilayar hp refa.

"Halo?"

{Lagi dirumah?}

"Iya kenapa?"

{Gak papa nanya aja, tadinya mau ngajak keluar buat makan}

"Owh gitu, udah makan sekarang?"

{Belum}

"Makan dah malem nanti keburu ngantuk jadi gak makan, lagi gak nongkrong kan?"

{Enggak, lagi maen ketempat latihan}

"Owh, jangan pulang malem malem,"

{ya}

"Yaudah gua mau ke kamar"

{Iya, selamat tidur}

Tuttt.

***

06.50

Nico masih berada dirumah ia tidak khawatir jika pintu gerbang ditutup. Namanya juga nico gak perna khawatir sama hal yang menurutnya biasa aja.

15menit nico sampai dan benar gerbang sudah ditutup mau tidak mau ia harus manjat tembok sekolah dengan gampang nico manjat tembok ia sudah turun dari sana dan sudah didalam sekolah.

"Nic, lo telat?" Suara refa yang tiba tiba membuat nico terhentak sedikit karena kaget.

"Hufttt, fa ngagetin aja."

"Lo telat? Pasti semalem pulang pagi makan nya telat?" Ucap refa. Refa sudah memberi tau jika tidak pulang terlalu malam tapi nico melanggarnya ya ia pulang jam 3 subuh dari tempat latihan.

"Hm, iya semalem latihan terus keterusan akhirnya lupa kalo dah pagi. Gua pulang jam 3," ucap nico santai ia tidak berfikir betapa khawatirnya refa dan sampai gak bisa tidur.

"Terus itu muka kenapa?" Tanya refa yang sedari tadi kepo dengan luka lembab yang sudah mengering dibagian sudut bibir, dengan wajah selidik refa menyilangkan tangan didada.

Dan detik selanjutnya pecah lah suara tawa nico yang gemas melihat wajah selidik refa yang memperhatikan nya dengan mata menyipit.

"Ko ketawa sih gak jelas orang gua nanya bener bener lu malah ketawa, nic masih pagi jangan gila deh" celoteh refa yang membuat tawa nico tidak berhenti.

"Lucu aja kalo liat lu marah kayak ngeliat lu lagi ngomelin gua dan gua ini pacar lu. Walaupun asli nya bukan siapa siapa asli gua seneng liat lu kayak gitu artinya lu khawatir takut gua kenapa - kenapa, hm?" Ucap nico membuat refa memutar bola matanya.

"Kenapa itu nic?"

"Oke oke gua ceritain tapi, janji jangan marah sama gua atau pun sama orang yang udah buat gua kayak gini. Janji?" Ucap nico penuh keseriusan.

"Oke gua janji. Kalo misalnya gua berhak marah tolong jangan halangin gua." Ucap refa memohon.

"Ini" ucap nico sambil menunjuk luka disudut bibir.

"Dipukul sama nuca" ucap nico buat refa geleng geleng. Bisa juga ya adik kakak yang sama sama nakal bisa pukul-pukulan.

"Gimana cerita nya bisa dipukul? Lagian ada ada aja" ucap refa sambil menyentuk luka di wajah nico.

Dingin tangan refa yang nico rasa sekarang. Tangan sefa sudah berada disudut bibir nico dan bertumpu dengan tangan nico yang lebih besar dari tangan refa. Mengenggam tangan kecil itu mencium sebentar merasakan derisan darah yang mengalir.

"Gakpapa masalah kecil, gue kuat lo tenang aja. Yang gua pengen sekarang tangan kecil ini ngobatin luka gue dengan rasa yang gue inginkan yaitu gue pengen balik kayak dulu." Ucap nico membuat refa yang ingin memeluknya tapi nihil.

"Waktu itu bunda pernah nanya sama gue, 'fa kok nico udah jarang kesini, kalian lagi marahan?' Terus gue bilang iya bun lagi ada masalah. Bunda ngomong lagi 'kenapa kalian gak pacaran aja?' Gue jawab bunda kan tau refa gak mau pacaran dulu karena ngejar cita cita" ucap refa.

"Kalo misalnya cita cita gue tercapai gua turutin apa mau bunda, kalo gak tercapai gua harus siap buat dijodohin sama anak temen bisnis bunda" lanjutnya.

"Kalo udah tercapai lo mau nerima gue?" Ucap nico.

"Tergantung kalo bunda setuju yaudah kalo gak ya mo gimana" ucap refa pasrah.

"Jangan gitu lah gak kasian ama gue yang udah nunggu lu dari lama dan sekarang malah begini, ref gak kasian apa?" Ucap nico memohon

Refa hanya dia ia bungung harus jawab apa walaupun sudah tidak ada laras yang suka dengan nico tetap saja ia risis dengan semua fans nico yang selalu membicarakan nya. Jangan kan pacaran masih jadi teman aja sudah diomongin jadi apa kali dah pacaran.

"Jadi gimana ref? Kita tunggu kata bunda dan cita cita lo?" Ucap nico

-NICO BRAMASTA ENUGROHO

NICO[EnD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang