Hari minggu tiba, hari saatnya anak brainer pulang ke jakarta dan refa pun ikut dengan mereka. Mereka pulang hari ini karena besok akan kembali bersekolah dihari senin, karena bunda refa tidak jadi pulang kebandung mereka memutuskan untuk pulang pagi ini. Sudah terasa seperti turring mereka berangkat mau pun pulang.
"Dah semua kumpul?" ucap nico
"Tinggal yang cewe nic" ucap dika
Refa dan sahabatnya keluar dari mansion berjalan ke arah anak brainer berkumpul.
"Yang cowo ada yang bisa bawa mobilnya refa gak?" ucap lala
"Mau dibawa pulang juga emangnya?" tanya reno
"Iyalah refa sekolah nanti pake apa kalo mobilnya disini ha?" ucap lala
"Kan ada ayang beb nya tinggal minta jemput aja" ucap reno melirik nico yang hanya diam
"Yaudah kak lala gua ada yang bawa" ucap salah satu anak brainer kelas sepuluh
"Okee deh lo ama temen lo ya bertiga" ucap lala
"Yaudah sebelum berangkat kita doa sama sama" ucap dika
Mereka berdoa dengan kepercayaan mereka masing masing walaupun mereka beda agama tapi tetap solidaritar melekat didiri mereka.
"Refa sama safira ikut bareng kita dimobil atau dibonceng?" ucap laras
"Mending dimobil deh mendung takut hujan nanti malah sakit" ucap dika
"Yaudah kita keluar duluan mau kesupermarket dulu yang didepan jalan" ucap lala
***
Satu mobil dengan safira adik kelas mereka tidak mempermasalahkan dan safira pun enjoy udah seperti sahabat kakak kelasnya ini, ia dulu pernah suka dengan nico untuk sekarang sudah tidak ada lagi rasa suka. Menurutnya mencari teman lebih baik dari pada mencari musuh. Bercerita, mendengarkan lagu bersama didalam mobil membuatnya senang, ia baru menyadari ini yang disebut kebahagian
"Nih fir, kalo lo mau curhat atau pun minta bantuan bisa hubungin kita aja" ucap lala
"Iya ka, siapp" ucap safira
"Tapi kayanya lo deket banget ya ama lingga" ucap refa
"Bisa dibilang begitu ka, papa kita berdua rekan bisnis makan nya deket" ucap safira diangguki oleh refa dan yang lain.
Perjalan Bandung - Jakarta tiga jam kalau tidak macet dijalan, mereka mulai berangkat jam 09.30 sekarang sudah jam 10.30 sudah hampir setengah mereka berjalan. Mobil lala tepat berada dibelakang mobil refa dan dikawal oleh anak anak brainer, pasang mata banyak yang menyorot ke arah mereka karena suara drum motor yang begitu banyak.
"Eh ini jalan nya bener kan ya?" ucap lala yang bertanya kepada mereka semua.
Tak lama nico mengarahkan untuk berhenti sebentar. Semuanya pun mengikutinya untuk berhenti.
"Kenapa nic?" tanya refa saat nico menuju mobil lala
"Isi bensi dulu, bensin motor gua dah hampir merah yang lain juga mau ngisi" ucap nico
"Owh yaudah sambil istirahat bentar" ucap refa
Nico berjalan kembali kemorornya mengarahkan kembali berjalan. Diujung jalan ada pom bensin tidak jauh dari mereka berhenti, karena motor yang ingin isi bensin banyak jadi memakan waktu, waktu yang refa dan yang lain lakukan pergi ke mini market dipom bensin sana.
"Nih minum" ucap refa menyodorkan satu botol air putih dingin.
"Langsung jalan aja nanti, gua dah bilang bunda gua buat masak" ucap refa"Yaudah" ucap nico. Hening diantara mereka hanya angin dan suara drum motor yang berlewatan.
"Ref, kalo nanti malem keluar lagi bisa?" ucap nico saat air minumnya sudah habis
"Bisa kayaknya dateng kerumah aja" ucap refa "yaudah gua balik kemobil yang lain juga dah pada selesai" ucap refa
***
Tiga jam mereka dijalan menuju jakarta mereka sampai dijakarta dengan selamat belum sampai rumah masih didaerah perkomplekan. Mereka semua memutuskan untuk mampir kerumah refa makan siang terlebih dahulu setelah itu baru pulang kerumah masing masing. Saat sampai dirumah refa, nico memicingkan mata siapa yang datang siang bolong seperti ini kerumah refa.
Saat nico berhenti dan turun dari motor membuat refa bingung, refa keluar dari mobil dan menuju kedepan gerbang rumahnya."Kenapa?" tanya refa
"Itu mobil siapa ref?" ucap nico membuat refa segera masuk kedalam
Ya itu mobil ayah tirinya yang tadang kesini, entah apa yang ia lakukan disini.
"BUNDAAA" teriak refa melihat bundanya sudah tergeletak dilantai.
"Bunda bangun bunda, bunda bagung" ucap refa berderai air mata.
Nico dan yang lain berlari menghampiri refa didalam rumah, nico segera menghampiri refa, refan juga ada disana. Tak lama muncul seorang laki laki dilantai dua.
"Anda ngapain disini ha!? Belum puas dengan semuanya?" ucap jefan geram. Ia menghampiri laki laki itu dan memukul rahang sebelah kiri laki laki itu.
"Woi bang bunda lo dulu, yang lain urus mereka" ucap nico.
Baru saja ia pulang hadir lagi masalah baru, kenapa dihari yang membuatnya senang malah membuatnya sedih juga refa tidak larut dari kesedihan melihat bundanya dengan wajah pucat. Refan mengendarai mobil ke rumah sakit terdekat.
Bunda refa dilarikan ke UGD untuk penanganan langsung oleh dokter. Refa, refan, nico hanya bisa berdoa semoga bundanya tidak kenapa kenapa. Refa hanya bisa menangis didada bidangnya dan memeluknya sedangkan refan menyenderkan kepalanya disamping pintu masuk UGD.
"Nic, bunda bakalan baik baik aja kan?" ucap refa tersedu ditangisannya.
"Bedoa aja semoga bunda lo gak kenapa kenapa" ucap nico
Handphone nico mergetar dalam saku celana levisnya membuat refa malepas pelukan.
Dika calling
{Nic lo dimana sekarang}
"Dirumah sakit permata, lo sama anak cewe kesini sisanya jaga seluruh penjuru rumah refa" ucap nico
{Otw sekarang}
Tutt.. Tutt...
"Udah jangan nangis aja, gua beliin lo makan dulu" ucap nico
"Sini aja, gua ga mood makan nic" sahutnya dengan suara serak.
"Kalo lu gak makan nanti sakit, gua beli makan dulu nanti yang lain dateng kesini" ucap nico
***
-NICO BRAMASTA ENUGROHO
Ciee ngegantung, maaf kalo ngegantung nya ga tepat.
Semog suka sama part nya:")
KAMU SEDANG MEMBACA
NICO[EnD]
Teen FictionNico Bramasta Enugroho remaja berumur 17 tahun yang dikenal dengan panggilan Nico disekolahnya sifat dingin yang melekat didirinya. Nico ketua geng besar sekolah yaitu Brainer, banya perempuan yang ingin menjadi pacarnya hanya karena ia seorang ketu...