Suasana kanti begitu ramain dipenuhi dengan anak SMA LASKAR yang sudah kelaparan karena jam pelajaran. Sudah banyak yang mengantri diwarung setiap makanan yang tersedia dikantin sekolah. Kantin SMA LASKAR berada dibelakang sekolah dengan banyak pohon yang menghiasi membuat suasana kantin yang ramai akan tetap sejuk karena pepohonan.
Anak anak Brainer memasuki kantin suasana semakin berisik karena inti Brainer datang kekantin banyak pasang mata yang melihat mereka. Kursi dan meja yang berada paling pojok itulah tempat inti dan anggota Brainer berkumpul tidak ada yang berani mendudukin tempat itu karena banyak yang bilang tempat duduk itu tempat kramat sekalinya mereka duduk pemilik bangku itu pasti akan marah besar.
"Gimana bos tadi mukanya Refa cantik kan?" Tanya Reno kepo.
"Biasa aja." Singkat. Itulah jawaban Nico.
"Lo belom terlalu kenal dia bos, dan lo juga belom ngeliat dia secara dekat dan lama" ucap Reno diangguki oleh Adrian dan Lingga
"Eh tunggu kok kita cuman berempat si tiga curut kemana" ucap Adrian. Tiga curut yang adrian maksud adalah Yoga, Bagas, dan Dika mereka disebut tiga curut karena kalo mereka pergi kemana mana pasti selalu bareng tidak heran jika Adrian memanggil nya tiga curut.
"Pulang sekolah mampir ke markas gak?" Tanya Lingga memecahkan keheningan.
"Ngikut apa kata bos aja gue mah" ucap Reno, Nico hanya diam dengan arah terpandang lurus pada seorang perempuan yang baru saja masuk kedalam kantin bersama ketiga sahabatnya yang berada disamping nya, Refa cewe yang ia pandang.
"WEH BOS! NGELAMUN AJA" ucap Lingga sambil menggebrak meja membuat seisi kantin memperhatikan mereka. Lingga tau mata Nico tertuju pada Refa. Cewe yang pernah ia taksi dulu tapi sekarang sudah bodo amat karena refa pun hanya menganggapnya sebagai teman saja.
"WEH DIK" teriak Adrian pada Dika yang membawa botol minuman.
"Abis dari mana aja lo pada?" Tanya Reno saat mereka duduk.
"Abis dihukum bu arun gue gara gara bolos" ucap Dika sambil ngosngosan dan duduk disamping Reno
"Salah sendiri bolos gak ngajak kita itulah akibatnya kena omelan bu Arun" ucap Reno diangguki oleh teman teman nya. Nico masih diam memandang cewe itu entah apa yang membuat nya seperti ini ia tidak tahu.
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu anak anak Brainer masih berada disekolah duduk santai diparkiran sekolah. Refa cewe berambut sepunggung ini masih berdiri di halte dekat sekolah ia masih menunggu jemputan nya datang ke sekolah.
"Itu Refa kan ya?" Tanya Dika pada teman teman nya.
"Iya itu Refa" ucap Lingga
"Kok belom balik? Apa masih nunggu jemputan?" Ucap Dika. Tidak biasa Refa menunggu lama di depan sekolah, inti Brainer sudah tau jika refa belom pulang pasti ia nunggu jemputan tidak terkecuali dengan Nico yang baru mengetahui sosok seorang refa.
Dika berjalan menuju gerbang untuk bertanya kepada Refa 'kenapa ia belom pulang'.
"Ref, belom dijemput?" Tanya Dika mengagetkan Refa
"Belom Dik kayak nya jemputan gue gak bisa jemput deh" ucap Refa
"Bareng gue aja gimana gue juga sekalian balik biar gue bilang sama temen gue dulu" ucap Dika
"Eh Dik gak usah makasih nanti gue ngerepotin lo lagi gak usah gak papa kok gue naik angkot aja" ucap Refa tidak enak hati. Dika dan Refa memang sudah kenal dari mereka masih duduk dibangku SMP dan sampai sekarang mereka masih terlihat akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
NICO[EnD]
Teen FictionNico Bramasta Enugroho remaja berumur 17 tahun yang dikenal dengan panggilan Nico disekolahnya sifat dingin yang melekat didirinya. Nico ketua geng besar sekolah yaitu Brainer, banya perempuan yang ingin menjadi pacarnya hanya karena ia seorang ketu...