Sudah seminggu setelah kejadia refa dan nico ditaman kota tempo hari sampai hari ini mereka berdua sama sekali gak ada komunikasi atau bertatap muka keduanya masih direnungi dengan masalah yang sama yaitu kesalahan hati dan perasaan.
"Nic, dipanggi kak shasya disuruh ke ruang musik" teriak reno membuat nico terbangun dari lamunannya yang sedang memikirkan refa
"Ngapain?"
"Gak tau tadi anak kelas X bilang ke gue, lo disuruh kesana" ucap reno. Nico berlalu pergi ke ruang musik untuk bertemu dengan shasya.
Shasya adalah alumni SMA LASKAR ia mengajar sebagai guru musik untuk mengisi latihan saat eskul hari sabtu shasya baru lulus sekolah sejak dua tahun lalu saat nico masih duduk dibanggku kelas X shasya sangat mengenal siapa saja disekolah ini ia juga terbilang famous karena mengikuti berbagai ajang perlombaan dan memenangkan nya sama seperti refa yang pandai bernyanyi dan bermain musik dan juga berbakat dalam bidang apapun
"Lo manggil gue kak?" Ucap dingin nico membuat kedua perempuan yang sedang menghapal lirik lagu sambil menyanyi ini menoleh keambang pintu ada nico yang sedang berdiri disana dan dua perempuan itu adalan shasya dan refa yang sedang bernyanyi bersama, refa kemudian diam hanya memperhatikan keduanya.
Shasya menghela nafas. "Gak sopan lo sama gue, sini masuk" ucap shasya.
Refa mengerutkan kening pikiran nya dipenuhi dengan tanda tanya. Kenapa ada nico? Apa maksudnya?.
"Nih, kertas lirik lagu lo hapalin. Disitu juga ada not gitar yang harus lo hapal juga." Ucap shasya memberikan nico kertas yang berisi not gitar dan lirik lagu.
"Lo bakalan duet sama refa. Buat acara ajang lomba minggu lusa jadi persiapakan diri, lo berdua" kata shasya
"Kenapa harus gue? Gak yang lain aja" ucap nico
"Gak bisa nic, cuman lo yang ditugasi mewakili sekolah ini permintaan bu melati sama bu Arun" ucap shasya.
Nico pasrah dengan apa yang terjadi setelah seminggu ia tidak bertemu dengan refa hari ini dipertemukan kembali dan akan mengikutin lomba bersama.
"Dah lo berdua latihan, gue ke kantin dulu belom makan siang gue, ref gue tinggal dulu gak papa kan?" ucap shasya diangguki oleh refa dan ia meninggalkan nico dan refa berdua didalam ruangan.
Nico duduk didepan refa kursi yang tadi diduduki oleh shasya. Pandangan ia hanya tertuju pada kertas dan melirik refa sesekali.
"Ehem, gimana kabar lo?" Ucap nico membuat refa mengangkat wajahnya menatap nico
"Gue baik, lo sendiri?" Ucap refa sambil kembali menatap kertas yang ia pengang.
Senyum terukir diwajah nico. "Gue baik, maaf buat minggu lalu" ucap nico
Refa diam. "Yang lalu biarin aja berlalu anggep aja angin lewat, gue udah maafin lo gue tau lo kayak gitu karena sayang sama gue. Lupain aja yang minggu lalu" ucap refa
"Soal laras? Gimana?" Tanya nico membuat refa mengangkat wajah dan terdiam sebentar.
"Laras baik, dia udah ngerelain lo buat suka sama orang yang lo suka. Kata dia, dia lagi deket sama adrian tapi gue gak tau itu bener apa gak" ucap refa. Nico mengangguk.
"Iya udah empat hari mereka pulang bareng mulu mungkin, emang mereka deket" ucap nico diangguki oleh refa
Mereka berdua berlatih dengan latihan yang sudah shasya bilang tadi sebelum pergi ke kantin untuk makan siang.
***
Jam pulang sudah sejak 15 menit yang lalu dibunyikan, refa masih setia duduk dikursi ruang musik dengan ditemani gitar kesayangan nya dan belajar mengapal lirik lagu yang sudah shasya buat dan diberika kepada dirinya.
"Gak pulang," ucap nico dari ambang pintu Nico sedang berdiri sambil bersender di pintu, membuat refa tersentak kaget karena kehadiran sosok nico yang tiba tiba muncul.
"Sepuluh menit lagi gue balik" ucap refa sambil kembali fokus kepada gitar dan kertas not secara bergantian.
Nico duduk didepan refa sambil memberhatikan perempuan yang ada dihadapannya ini tengah serius menghapal not gitar yang diberika oleh shasya tadi.
"Gak usah ngeliatin kayak gitu deh, risih gue jadinya" ucap refa.
Nico tersenyum. "Seneng gue liatin lu kalo lu serius Menghayal apa gitu" ucap nico
"Kenapa masih disini bukan nya balik sana" ucap refa agak sedikit ketus tapi sifat itu tidak dihiraukan oleh nico.
"Gue nungguin lo lah"
Refa tidak menjawab ia masih setia dengan memainkan gitar kesayangnanya.
"Nanti malem ada acara?" Ucap nico membuat refa menghetikan petikan jarinya pada gitar.
"Emm gak ada kayaknya belum liat jadwal"
"Kalo gak ada gue mau ngajak lo nonton abis itu makan" ucap nico
"Ohh yaudah"
"Jam 7 gue jemput. Jangan dandan cakep cakep" ucap nico sambil mengedipkan sebelah matanya. "Gue tunggu lu diparkiran nanti telpon gue kalo dah kelar"
"Eh nic, bareng aja pulangnya ini gue mau balik" ucap refa membuat senyum diwajah nico terukir karenanya.
-NICO BRAMASTA ENUGROHO
KAMU SEDANG MEMBACA
NICO[EnD]
Teen FictionNico Bramasta Enugroho remaja berumur 17 tahun yang dikenal dengan panggilan Nico disekolahnya sifat dingin yang melekat didirinya. Nico ketua geng besar sekolah yaitu Brainer, banya perempuan yang ingin menjadi pacarnya hanya karena ia seorang ketu...