NICO#22

1.8K 66 6
                                    

Hari semakin siang, suasana semakin suntuk. Semua sudah mulai bosan dengan suasa dirumah, diruang tamu banyak yang bermain handphone menyibukan dirinya sendiri bermain game dihandphone. Laras datang ke ruang tamu membawa nampan berisi cemilan dan air minum.

"Eh maen uno balok yo, ref lo punya uno ga?" ucap dika

"Ada dilemari yang ada tv nya diruang tv" teriak refa agak sedikit kencang karena ia sedang didapur membereskan piring dan lain lain.

Dika mengambil uno balok dan menyusun nya dibantu oleh reno dan lingga yang duduk disamping nya.

"Ayo weh main ref, main sini. Ada yang mau ikut ga" ucap dika

Hanya beberapa yang ikut, sisanya tidur tiduran sambil menonton tv pintu depan dekat ruang tamu sengaja dibuka karena membiarkan angin masuk kedalam walau didalam sudah ada ac tapi bagi mereka udara luar sangatlah lebih dingin.

"Tapi ada turth or dare nya ye, muternya searah jarum jam aja" ucap dika

Permainan dimulai, dimulai dengan yoga yang mengambil balok tersusun. Sudah terambil dari salah satu merekalah membuat pertanyaan diberikan ke yoga.

"Milih apa lo" ucap dika

"Truth aja dah" ucap yoga

"Ga jantan ah lo mah dare dong" ucap dika sambil meledek

"Iya iya anjer dare iya dare" ucap yoga

"Nah gitu dong hahaha" ucap dika
"Kasih dare buat nih orang" lanjut dika

"Lo minum teh manis terus campur ama sambel" ucap gibran membuat yang lain tertawa

"Tega lo mah ama gua sakit perut anjing nanti" ucap yoga

"Yaudah nyanyiin satu lagu buat si nayla noh" ucap gibran

"Lagu apaan?" ucap yoga

"Apa ke gitu" sahut dika

"Suara gua jelek demi" ucap yoga

"Banyak alesan lo tinggal nyanyi aja" sahut lala

"Santay la santay" ucap gibran

Pernahkah kau bertanya seperti apa bentuk air tanpa wadah

Pernahkah kau mengira seperti apa bentuk cinta

Rambut warna warni bagai gulali

imut lucu walau tak terlalu tinggi

Pipi cubby dan kulit putih

senyum manis gigi kelinci

Membuat ku tersadar bentuk cinta ituu ya kamuu

Lirik terakhir yoga nyanyikan membuat gibran bersorak, nayla bersemu malu ketika semua orang yang ada diruangan memperhatikan dirinya

"Ayo giliran lo yan" ucap gibran

Adrian mengambil salah satu balok yang tersusun tiga bagian dari bawah.

"Truth or dare" ucap gibran, dipermainan ini lah gibra yang berkuasa menanyakan dan yang memberi pertanyaan adalah semua orang yang ikut main.

"Truth" ucapnya

"Jawab jujur lo kalo lo cowo, siapa cewe yang lo suka sekarang" ucap dika

"Kepo lo" ucap adrian

"Cowo bukan lo" ucap dika

"Ya cowo lah gila lo, cewe yang gua suka adik kelas anak kelas sepuluh" ucap adrian

"Namanya sapa?" ucap yoga

"Kan si dika cuman minta gua jawab ga sebutin nama jadi gak perlu lah" ucap adrian

"Ribet lo ke cewe" ucap yoga

Permainan berlanjut sampai tumpukan balok tersebut ada yang terkena dan hal lain nya tumpukan balok tersebut jatuh. Truth or Dare terus berjalan, yang bermain hanyalah anak cowonya saja yang perempuan hanya perlu melihat dan mendengarkan pertanyaan dan jawaban mereka saja.

Sekarang giliran nico yang mulai mengambil balok yang tersusun, balok balok mulai bergoyang tanda ingin jatuh, dan benar balok tersebut jatuh.

"Hahahaha mampus lo bos kena hukuman" tawa gibran senang karena senang melihat ketuanya ini terkena hukuman

"Hukuman nya kasih dong yang susah buat dia mah" ucap dika tertawa

Nico menatap tajam kedua sahabat dan teman nya ini membuat mereka langsung menciut tidak tertawa lagi.

"Lo nyanyi lagu buat si refa terus lo tembak dia" ucap lingga dengan penuh senang hati.

"Nahh mantaps" ucap reno dan yoga berbarengan

Nico mengambil gitar milik refan dan mulai bernyanyi untuk seorang perempuan yang sudah duduk didepan nya ini.

"Kalo gak lo berdua duet dah nyanyi buat kita kita" ucap dika

"Nahh, couple nyanyi pasti bagus lah nyanyinya" ucap yoga

Nico mulai memetik gitar dengan handphone bergambar lirik dari lagu yang ia ingin nyanyikan. Ia taruh diatas paha miliknya sambil bersila.

Kau tau betapa besar cintaku
Betapa inginku milikimu
Bergejolak ego ku karenamu
Wajahmu terukir dibayangku

Ku lakukan semua untukmu
Namun kau tetap saja membisu
Membuatku menunggu kabarmu
Ku menjadi resah tak menentu

TERBANG...

kau bawa hatiku
Separuh jiwaku dengan mu...
Ku berjanji akan ku ambil kembali

Apakan karena sifatku?
Atau kan karena wajahku?
Kurang tampan dan rupawan
Hingga kamu tak mau denganku

Namun cintaku padamu cinta yang luar biasa ku berjanji ku tak akan berhenti ku tak ingin jadi temanmu kuingin lebih dari itu...

Tak mau jadi teman mu~

Semua bertepuk Mendengar suara nico yang sama merdunya dengan suara refa. Ia tidak berduet dengan refa karena ia ingin menyanyikan lagu ini dari lama untuk refa.

"Wahh gua tau nih, lo nyanyiin ini mewakili perasaan lo kan, perasaan lo ke refa saat ini. Gak usah boong lo nic" ucap dika menggoda karena ia tahu ini lah lagu yang sedang mewakili perasaannya.

"Apaan sih perasaan apaan?" ucap yoga

"Ogeb masa lo gak tau sih ga" ucap dika

"Ohhh aing tau, nic jujur aja mending dari pada lo pendem sendiri berat juga di lunya mending ngomong anaknya ada disini ini" ucap yoga menyarankan "biar nanti malem biasa makan gratis" lanjut yoga

"Hahaha bener banget anjir" ucap dika bertosan dengan yoga

"Yang kalian maksud itu apaan sih" ucap refa membuka suara

"Nah tuh nic, udah gass in. Lo mau dia diambil sama si gibran, ha?" ucap yoga

"Lah anjir kenapa nyambungnya jadi ke gua" ucap gibran

***

Nico sedang merenung digazebo deket kolam renang belakang mansion, ia hanya sendirian ia hanya butuh waktu sendiri, memikirkan hal yang mana yang harus ia lakukan dengan mengungkapkan perasaannya.

Nic jujur aja mending dari pada lo pendem berat juga di lunya mending ngomong anaknya ada disini ini ucapan yoga masih tergiang dikepalanya

Entah sekarang waktu yang tepat untuk ia jujur ke refa, atau ia pendam sendiri sampai waktu yang tepat nanti.

***

-NICO BRAMASTA ENUGROHO

NICO[EnD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang