Malam hari menghiasi cowo yang sedang mengendarai motor sportnya dengan berbalut jaket warna biru navy membuatnya terlihat cool dimata kaum hawa sekarang, Nico membelah kota Jakarta dimalam hari, dirinya baru saja pulang dari rumah sahabat nya dan termasuk juga kedalam inti Brainer. Waktu sudah menunjukan tengah malam Nico masih berada diluar rumah sekarang yang seharusnya ia sudah berada dirumah dan beristirahat seperti waktu dulu tapi sekarang berbeda setelah kehadiran Vera dikeluarganya dan dihidup papa nya. Nico membelokkan motornya kedalam perumahan mewah tempat ia tinggal bersama keluarganya. Rumah berpagar tinggi bercat putih ini telah sunyi karena semuanya sudah beristirahat didalam tapi tidak kecuali pak maman satpam rumahnya yang setia menunggu ia pulang.
"Malam den. Aden tadi dicariin bapak kenapa belom pulang?" Ucap pak maman
"Tadi mampir dulu kerumah temen." Ucap nico dingin
Berlalu meninggalkan pak maman kedalam rumah ia melempar tasnya kesofa ruang tamu dan membanting diri disana ia kira semua penghuni rumah sudah tidur tapi tidak dengan vera menunggu anak pertamanya ini pulang.
"Kenapa baru pulang Nico?" Ucap vera menghampiri nico.
Nico hanya diam ia tidak pernah mau berucap dengan Vera yang sekarang sudah menjadi ibunya walaupun bukan ibu kandung. Nico menghela nafas dan beranjak pergi keatas menuju kamarnya ia tidak ingin berlama lama bersama Vera dibawah. Satu hal yang ada pada dirinya jika duduk bersama Vera adalah malas seperti ia duduk dengan orang asing bagi nya.
Merasa handphone yang berada disaku celananya bergetar dengan cepat Nico merogohnya. Melihat nama yang tertera dipaling atas notif telfonnya adalah nama Tasya, Nuca, Zara dan Vera ia duduk dipinggi ranjang kasur dan membalas satu persatu pesan itu sampai pesan terakhir dari vera ia hanya membacanya tidak membalasnya.
Tasya
"Halo?"
"Lo baru pulang Nic?"
"Iya"
"Mama lo nanyain ke gue mulu tadi kenapa lo belum balik, gitu"
"Lu jawab aja gue dirumah Reno susah amat."
"Gue bilang tadi palingan lo mampir dulu ke rumah Reno gitu"
"Yaudah. Udah kan gue mau istirahat gue tutup"
Panggilan diputus secara sepihak oleh nico sebenarnya ia malas kalo cewe yang menelpon nya terlebih dahulu tapi karena tasya sahabatnya itu sebabnya nico mau mengangkatnya.
Nico merebahkan dirinya dikasur miliknya, ia belum berganti pakaian tidurnya, tubuhnya masih dibalut dengan jaket dan ia masih memakai celana sekolah nya. Tidak lama Nico merebahkan diri ia beranjak dari tidurnya Berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu setelah nya ia kembali ke atas kasur dan melelapkan dirinya ke alam mimpi.
***
SMA Laskar sekarang sudah ramai dengan murid murid yang sedang menonton tingkah jahil anak anak Brainer disekolah. Reno dan Lingga menggantungkan sepedah seorang adik kelas bernama Nino. Nino anak kelas XI - IPS 2 ia terkenal pintar dikelas nya tapi karena sikap penakutnya menjadi dia jadi seperti ini, menurut siswi SMA LASKAR 'coba aja kalo Nino ganteng, maco pasti banyak yang suka deh' ya begitulah tanggapan mereka tentang Nino, tetapi komentar mereka juga ada sedikit benar nya juga mungkin jika Nino seperti itu ia tidak di kerjain oleh inti Brainer.
"K-kak Re-Reno tolong turunin sepedah aku" ucap Nino terbata bata.
"Apa? Lo ngomong aja masih terbata bata kayak gitu ngomong yang bener coba lo, gak bisa ngomong yang bener lo ya?" ucap Reno membuat tawa teman temannya yang melihat aksi Reno
KAMU SEDANG MEMBACA
NICO[EnD]
Teen FictionNico Bramasta Enugroho remaja berumur 17 tahun yang dikenal dengan panggilan Nico disekolahnya sifat dingin yang melekat didirinya. Nico ketua geng besar sekolah yaitu Brainer, banya perempuan yang ingin menjadi pacarnya hanya karena ia seorang ketu...