Malam sudah datang, menunggu kehadiran bulan dan bintang menghiasi langit malam ini. Anak anak brainer sudah berkumpul dihalaman mansion tinggal menunggu nico dan yang lain masih didalam. Malam ini malam yang inda mungkin untuk semuanya, malam dengan keramaian anak anak brainer berkumpul sudah seperti keluarga.
Tidak lama nico dan yang lain keluar dari dalam mansion sudah rapih, malam ini mereka hanya pergi kepasar malam tapi sudah seperti mau membantai orang berpakaian hitam semua. Jaket kebanggaan mereka kenakan hanya beberapa yang tidak memakai jaket brainer memakai jaket lain tapi bagi nico sebagai ketua ia tidak mempermasalahkan kan hanya pergi ke pasar malam menghibur diri melihat keramaian klta bandung di malam hari dan dengan bertepatan malam minggu.
"Lama sekali kalian ini kayak mau kemana aja orang cuman ke pasar malam doang" ucap gibran protes
"Bawel banget sih lo, tinggal ngikut aja" ucap dika menghidupkan motor
"Non sama aden semuanya mau pada kemana nih?" ucap mang ujang
"Mau kepasar malam mang biasa malmingan" ucap yoga
"Dasar anak muda ya malmingan kepasar malam" ucap mang ujang
"Haha iya mang, ayo mamang sama si bibi ikut aja" ucap yoga
"Gak usah kita mah dah tua, kalian aja yang masih muda muda sana" ucap mang ujang
"Iya mang" sahut yoga
Mereka mulai jalan keluar pekarangan mansion suara drum motor mulai terdengar begitu ramai dan diiramain sahut sahutan membuat perhatian banyak orang yang ada sekitar daerah mansion. Motor nico, dika dan reno keluar belakangan karena menunggu refa yang masuk lagi kedalam mengambil handphone nya ketingglan.
"Mamang sama bibi mau refa beliin apa?" ucap refa saat naik kemotor nico.
"Apa aja neng terserah neng aja mamang sama bibi mah pasti makan" ucap mang ujang
"Em yaudah refa berangkat ya mang, assalamualaikum" ucap refa
Motor nico lebih dulu jalan disusul, dika dan reno didepan jalan daerah mansion sangat ramai ternyata anak brainer menunggu ketuanya dan yang lain. Motor nico melewati anak anak brainer berhenti dan disusul oleh yang lain. Jalanan sangat ramai malam ini banyak remaja seperti mereka nongkrong ditempat makan pinggir jalan. Kota bandung memang sangat ramai disetiap malam nya terlebih malam minggu seperti sekarang.
Diperjalanan refa hanya diam melihat sekitar ramai ditambah dengan suara drum motor nico dan kawan kawannya. Refa tetap diam dan berpegangan pada pundak nico detik berikutnya tangan refa diambil oleh nico kearah pinggang miliknya.
"Kenapa sih suka banget pegangan dipundak?" ucap nico
"Ya kalo gua pegangan dipinggang lo takutnya lo risih gua gak mau lah" ucap refa
"Kaya ama siapa aja sih ref, udah mulai sekarang pegangan dipinggang gua lingkarin tangan lo, gua malah nyaman" ucap nico
Refa hanya diam ia bingung harus berucap apa. Refa hanya mengikuti ucapan nico.
"Pacaran mulu lo" ucap dika saat disamping motor nico
"Sirik aja lu, noh si laras kan ada" ucap nico
***
Sampai diparkiran pasar malam, ramai yang mereka liat sekarang banyak orang berpacaran, banyak juga yang pergi bareng keluarga disini, banyak juga yang hanya pergi dengan sahabatnya.
"Owh pasar malem kayak gini toh" ucap reno
"Lu ga tau pasar malam, demi gembel banget" ucap yoga
"Anjir lu kan emang gua ga tau jadi gua jujur lah" ucap reno
"Mau noh sama si lala ga mikir lu mah" ucap yoga
Lala hanya tertawa sebentar dan menghampiri laras dan nayla tidak dengan refa karena refa sudah diambil alih oleh nico.
"Mau pada ikut kedalam apa gak?" ucap nico
"Gua sama yang lain gak ikut ya nic, kita nongki disana" ucap dika menunjukan cafe berlantai dua disebrang jalan.
"Gaada lo ikut temenin si laras cowo bukan lo" ucap nico
"Ya cowo lah anjer. yaudah gua ikut" ucap dika
"Yang lain mau ngopi ngopi terserah sana" ucap nico
Nico dan inti brainer masuk kedalam pasar malam yang sangat ramai banyak pandangan penasaran dari sekeliling mereka ada juga anak anak remaja perempuan yang sedang berkumpul terjerit jerit melihat ketampanan mereka.
"Ref, beli permrn kapas mau?" ucap nico refa hanya mengangguk
Nico berjalan kearah penjual permen kapas untuk membeli beberapa bungkur permen kapas.
"Nic, banyak banget lu mau buat gua sakit gigi ha?" ucap refa saat nico membawa banyak bungkur permen kapas.
"Ini buat mereka juga, kalo kamu mau yang banyak nanti aku beliin lagi" ucap nico
Refa memicingkan mata mendengar ucapan nico menyebut 'kamu aku' bukan 'lo gua'.
"Tadi lo ngomong kamu?" ucap refa
"Iyaa kenapa emang?" tanya balik nico
"Gak papa sih aneh aja tumben tumbenan lo ngomong gitu" ucap refa sambil memasukan permen kapas kedalam mulutnya.
Mereka berkeliling pasar membeli beberapa gelang, makanan dan yang lain nya yang menurut mereka terlihat lucu. Refa hanya membeli gelang samaan sama keempat perempuan yang lain dan membeli makanan bakar berdua dengan nico.
"Gua mau beli martabak lo mau ikut" ucap refa saat dalam rangkulan nico.
"Ayo tapi gua bilang yang lain dulu duluan aja ke cafenya" ucap nico
"Dik, nanti lo ama yang lain langsung kesana aja gua ama refa mau beli martabak dulu" ucap nico"Okee siapp, beli yang banyak bos" ucap dika
Nico berjalan menghampiri refa berjalan ke tukang martabak. Membeli delapan kotak martabak, satu kotak untuknya dan nico dan sisanya untuk anak anak brainer dan sahabatnya. Saat menunggu nico melepas jaketnya dan memakaikan nya pada refa yang dari tadi mengusap lengan nya karena dingin.
"Pake aja, lo kedinginan kan" ucap nico membuat refa tersenyum.
Lama menunggu martabak yang refa pesan sudah jadi. Waktu sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam dan mereka semua masih berada diluar. Nico dan refa berjalan ke arah cafe.
"Nih martabak buat lo pada" ucap nico
"Wess makasihh pak bos" ucap gibran
"La, nih buat yang cewe" ucap refa
"Makasihh loh ref" ucapnya
"Nic, mau balik sekarang apa nanti? Kasian anak cewe dah pada kecapean" ucap dika
"Boleh, pulang sekarang aja" ucap nico
***
-NICO BRAMASTA ENUGROHO
KAMU SEDANG MEMBACA
NICO[EnD]
Teen FictionNico Bramasta Enugroho remaja berumur 17 tahun yang dikenal dengan panggilan Nico disekolahnya sifat dingin yang melekat didirinya. Nico ketua geng besar sekolah yaitu Brainer, banya perempuan yang ingin menjadi pacarnya hanya karena ia seorang ketu...