NICO#9

3K 115 1
                                    

"Jika dia adalah jodoh lo pasti gak akan kemana. Rencana tuhan akan jauh lebih indah dari apa yang kita harapkan selama ini" -REFA

Tamu tamu sudah mulai berdatangan sekarang sudah pukul 19.10.

Tamu sudah berdatangan tapi nico dan refa belom sampai juga sampai sekarang padahal sebentar lagi acara akan dimulai.

"Kok refa sama nico gak ada?" Tanya laras pada lala dan naila. Mereka me memakai baju coapel hari ini karena perintah dari keluarga nico.

"I-iya tadi mereka pergi bentar" ucap nayla.

15 menit menunggu nico dan refa akhirnya mereka menunjukan batang hidung nya juga.

"Eh gila refa itu cui?" Ucap reno mungkin bisa dibilang kaget karena refa tampil beda dari biasanya sekarang.

"GILA, GILA CANTIK BANGET WOI" ucap yoga

"WAJIB MINTA FOTO GUE ABIS ITU MASUKIN INSTAGRAM" ucap lingga.

"Pansos dih najis, gue punya temen gini amat tukang pansos" cibir reno.

"Berisik, sirik aja lo" sahut lingga

"Aduh ref lo udah kayak coupel goals gimana gitu" ucap lala

"Kece sekali temen gue yang satu ini, cantik banget woi" ucap nayla.

Laras hanya diam tidak ikut nimbrung dengan mereka ia memilih untuk menjauh menuju meja bundar yang berisi cup cake serta minuman yang disediakan.

"Gue tinggal dulu ya kalian ngobrol aja. Gue mau nyamperin laras dulu" ucap refa diangguki semuanya.

Laras hanya sendirian  duduk di dekat kolam renang. Refa tahu kalau laras hanya menghindar untuk sementara.

"Ras, kenapa gak ikut gabung?" Tanya refa saat duduk disebelah laras.

"Gak papa ref, lo gabung lagi aja sama mereka gue lagi pengen sendiri." Ucap laras.

Refa mengulas senyum. "Ini kan acara rame rame masa lo mau menyendiri gitu, ikut gabung yuk lo gak ada kayak ada yang kurang gitu" ucap refa mencoba menghibur.

"Lo marah karena gue deket sama nico? Kalo lo marah gue bakalan ngejauh dan gue bilang sama nico gak usah deket gue lagi atau minta anter ke gue lagi kalo itu yang lo mau dan bikin semuanya balik kayak sebelum nya" ucap refa.

"Dan kalo misalnya itu yang buat lo nyaman dan gak marah lagi sama yang lain gue lakuin sekarang" ucap refa. "Jika dia adalah jodoh lo pasti gak akan kemana. Rencana tuhan akan jauh lebih indah dari apa yang kita harapkan selama ini kok, jadi lo tenang aja kalo mau gue menjauh sehabis inj gue menjauh dari Nico" lanjut refa membuat laras diam.

Laras diam entah apa yang ia pikirkan sekarang. Refa memang sahabat yang paling bisa mengerti sikap dan sifat dari sahabatnya, tidak salah jika banyak yang ingin dekat dan kenal lebih jauh dengan nya, karena tidak hanya kecantikan luar nya saja tapi hatinya pun begitu cantik menurut orang disekitarnya.

"Gue gak marah ref soal lo deket sama nico, Tapi entah kenapa hati gue berkata lain gue liat lo deket sama nico rasanya sakit banget" ucap laras.

"Itu wajar ras, karena lo ada rasa sama nico" ucap refa.

"Gue minta maaf udah egois kayak gini.  Gue Gak bermaksud buat persahabatan kita kayak gini" ucap laras.

"Harusnya gue yang minta maaf karena udah buat lo jadi kayak gini." Sahut refa. "Kalo lo mau deket sama nico boleh kok gue gak larang emang gue siapanya nico. Gue cuman temen dia doang jadi lo juga bebas buat deket sama dia" ucap refa dan membuat laras terkekeh.

"Makasih ya udah ngertiin gue yang egois ini" ucap laras.

"Gak usah minta maaf dan gak usah bilang makasih. Kayak sama siapa aja lo ras" sahut refa "Yaudah yuk kita balik ke yang lain pasti pada bingung juga kok tiba tiba ngilang" ucap refa diangguki oleh laras, mereka berjalan beriringan untuk bergabung bersama yg lain lagi

Dari jauh nico tersenyum melihat semuanya kembali seperti semua hanya karena dirinya persahabatan mereka hampir saja hancur.

***

Dua hari berlalu setelah dimana laras dan refa sudah membaik dan juga setelah acara ulang tahun adik nya nico, hari ini mereka berdamai dan laras tidak mempermasalahkan jika Nico lebih dekat dengan refa dan menurutnya pun itu adalah hak Nico mau dekat dengan siapa dan dengan perempuan mana.

"Omah pengen ketemu sama lo abis pulang sekolah dirumahnya." Ucap nico membuat refa terloncat kaget karena suara Nico.

"Nic, bisa gak kalo dateng tuh sapa dulu atau ngucapin salam dulu gitu, ini lo dateng langsung ngomong buat orang jantungan aja. Kalo beneran lo mau tanggung jawab emang?" oceh refa. Nico terkekeh mendengarkan ocehan refa.

"Mau gak ketemu omah?" Tanya nico membuat refa menekuk alis.

"Ada apa omah pengen ketemu?" Ucap refa ia tidak mengerti apa ucapan nico tadi.

"Iya omah pengen lo dateng ke rumahnya gue juga gak tau omah mau ngapain minta lo dateng ke rumah nya" ucap nico.

"Yaudah terserah."

Mereka jalan beiringan banyak pasang mata  adik kelas yang melihat mereka dengan tatapan bingung kenapa mereka berdua bisa sedekat ini sekarang yang dahulu nya hanya keributan saja yang melanda refa dan Nico.

"Nic, gue duluan ya gak enak banyak adik kelas yang ngeliatin" ucap refa. Nico melihat sekitar benar apa kata refa banyak adik kelas yang sedang menatap dan membisikan mereka berdua, Nico menarik tangan refa agar lebih mendekat ke dirinya itu membuat refa semakin gelisah menjadi pertontonan adik kelas nya.

"Coba sini ngomong depan gue, masih pagi udah ngegosipin orang aja lo" ucap nico membuat refa mencubit pinggang nico. "Mereka salah dong ref, gimana sih" lanjutnya

"Iya tapi gak gitu juga" ucap refa agak berbisik takut jika adik kelasnya mendengar.

"Udah, ah gue mau ke kelas" ucap refa berlalu pergi

Baru selangkah refa berjalan sudah ditarik kembali oleh Nico, refa hanya melihat Nico dengan tatapan datar membuat Nico gemas sendiri entah lah menurutnya wajah refa seperti apa pun ia tetap merasa gemas.

"Jangan pulang duluan, bareng gue nanti awas lo kalo kabur" ucap Nico

"Iya bapak Nico Bramasta Enugroho" ucap refa dengan memanggil nama panjang Nico membuat Nico terkekeh lalu mengacak acak pucuk rambut refa membuat rambutnya berantakan.

"NICO JADI BERANTAKAN INI" ucap refa yang melihat Nico berlalu pergi setelah membuat rambutnya berantakan.

"Masuk kelas refa masih mau disitu aja" ucap nya sedikit teriak membuat refa tersadar ia masih berada dilorong kelas X ia segera berbalik menuju kelas nya.

***

-NICO BRAMASTA ENUGROHO

NICO[EnD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang