~ ❤️46 ~

584 47 2
                                    

Selamat membaca 🙏

'dunia siapa sih sebenarnya yang aku jalani' lirih gumam Azkia.

"Ya dunia kamu Azkia." Suara Arya menyadarkan lamunannya.

"Mas...dari kapan disini?"

"Istriku dari kapan ngelamun sampe ga sadar suaminya disini dari tadi. Mikir apa lagi sayang?"

"Lagi inget aja jaman dulu. Dari aku SMP hampir tiap hari aku duduk disini ya mas. Nikmati setumpuk buku agar nilai selalu bagus. Seolah Ki ga jalani hidup Ki sendiri mas. Kia pinter nilai bagus cuma nurutin kata papa."

Arya mengerutkan dahi mendengar pengakuan Kia.

"Kia ga bisa nikmatin masa kaya temen Kia yang bebas main jalan kemana aja. Terus Kia ikut model atas perintah mama awalnya. Tapi terus sampe sekarang Kia terjun sampe dapet kontrak. Kadang Kia terima kontrak juga karena inget mba Nia dan team. Semua hampir bisa mengenal Kia. Tapi justru sebenernya Ki ngerasa ga bisa bebas. Dikenali banyak orang."

Arya menggenggam jari tangan kiri Azkia, karena tangan kanan Kia memainkan pipet sedotan.

"Kia mutusin ga mau kuliah. Kia pengen istirahat. Tapi ternyata, Kia harus mendapat tanggung jawab perusahaan, perkebunan teh. Yang Kia jarus belajar banyak untuk bisa mengurusnya. Padahal pas SMA di tanya papa kenapa ga mau kuliah. Ki jawabnya mau jadi ibu rumah tangga aja dirumah. Tapi gimana mau jadi ibu rumah tangga kalo awalnya Kia sendiri takut hamil. Hehehehe..."

Arya masih menyimak semua curahan istrinya. Dia sudah cukup mengenal Askia. Yang tak mungkin dengan mudah menunjukkan perasaannya kepada siapapun. Dia akan selalu terlihat kuat dan baik baik saja di depan orang, meski hati dia sedang sangat tidak baik.
Tapi karena dari kecil Azkia dekat seolah merasa punya kakak dari sosok Arya, jadi Kia banyak terbuka cerita semua pada Arya. Sehingga Arya jadi bisa sangat mengenal sifat Azkia yang kini menjadi istrinya.

"Mas...kok gitu sih ngliatinnya."

"Kan masih dengerin sayang."

"Udah. Kia selesai ceritanya. Mas ga kasih tanggapan apa apa? Biasanya pasti trus komentar semangatin Ki, nasihatin Kia."

"Mas mau sih nanggepin tapi mas bingung aja. Kamu kan lagi dapet pasti sensi. Mas ga mau tar ribut unfaedah sama kamu sayang."

"Ga. Janji deh aku ga sensi. Ga ngambek. Kia dengerin tanggapan mas kok."

"Oke.. Masalah kamu yang jenuh karena harus selalu belajar karena papa. Sayang, kamu pinter itu buat kamu. Bukan papa atau siapapun. Kalo misal kamu ga pinter, mungkin dengan tamat SMA kamu kamu ga akan sanggup memahami laporan keuangan cafe apalagi perkebunan. Kamu pengen bisa kaya temen kamu yang bisa main. Tapi bisa ga kamu bandingin hasil yang kamu dapet dengan hasil yang teman kamu dapet? Bahkan kata kamu ada temen kamu yang maaf mba karena pacaran yang kelewatan kan. Sedangkan kamu karena sibuk belajar dan kegiatan model. Sekarang kamu jadi pinter mahir dalam manajemen pembukuan. Karir kamu juga bagus. Kamu jadi dikenal orang. Dikenal karena prestasi baik. Kamu jadi punya kesempatan menyenangkan banyak orang. Orang ngajak kamu foto kamu mau. Kamu dapet pahala kan. Kalo masalah perusahaan, papa sendiri yang mau. Kamu mulai belajar bertanggung jawab pada harta kamu. Itu amanah. Apalagi kamu punya tanggung jawab atas karyawan kamu. Kalo masih papa yang ngurus, apa kamu ga kasian papa, beliau semakin tua. Lagipula kamu ga dilepas sendiri kan, papa masih akan terus bantu. Mas juga ada selalu di samping kamu sayang. Azkia sekarang sudah bukan azkia sepuluh tahun yang lalu. Sekarang Azkia sudah dewasa, semakin banyak tanggung jawab pastinya.
Mas seneng istri mas tetap seperti dulu yang masih mau cerita semua ke mas. Dan mas harap akan tetap selalu seperti itu. Tapi mas juga mau Azkia menjadi perempuan hebat. Yang akan dibanggakan semua orang. Oh iya sayang inget pas mas bilang Azkia harus jadi bisnis woman hebat meski hanya tamat SMA?"

JODOH    (selesai) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang