~ ❤️65 ~

804 57 2
                                    

Selamat membaca 🙏

Hari ini akan digelar acara aqiqah atas kelahiran putra pertama Arya dan Azkia, yang tepat berusia tujuh hari. Bayi laki laki yang sehat gemuk yang diberi nama Ahmad Adhyaksa Hutama oleh sang ayah, dengan harapan akan melanjutkan juga derap langkah dari kakek juga sang ayah.

Acara aqiqah mengundang pengajian ibu ibu dilingkungan rumah Azkia.
Sodara dan kerabat Azkia yang berada di Yogya semua sudah datang.
Keluarga Arya juga datang. Meski suasana tak nyaman masih ditunjukkan oleh ibu mertua Azkia itu. Tapi semua mampu menutupi seolah tak ada yang menyadari hal itu.

Pukul sepuluh para tamu undangan sudah berdatangan, dan acara pengajian serta sholawatan pun dimulai. Doa doa dilantunkan khususnya untuk Aksa, yang berada di gendongan Arya.
Hampir semua ikut mencukur rambut Aksa.

Seluruh hidangan juga bingkisan sudah dipersiapkan semua dengan baik oleh Azkia dengan memesan catering langganannya.

Sebelum dzuhur acara aqiqah Aksa sudah berakhir. Bayi laki laki itu telihat sangat tenang, jarang rewel.

"Alhamdulillah Mas acaranya lancar. Aksa juga anteng banget,gak rewel." Ucap syukur Azkia saat dia sedang menyusui dikamarnya.

"Iya,anak kita kan pinter sayang." Sahut Arya

"Diluar masih rame Mas, Mas gak mau temuin dulu?" Azkia bermaksud agar suaminya mau menemui ibunya.

"Mau nemenin istri sama anak mas aja, kang suami siaga." Arya ngeless

Sedangkan diluar,ibu mertua Azkia sedang berpamitan pada keluarga besannya.
Hubungan bu Rahayu dengan putra putranya memang semakin memburuk, Aji sang putra sulung pun sekarang memilih tinggal di ruko dengan alasan lebih dekat dengan tempat kerja dan agar Tiara bisa menjaga langsung minimarketnya.

Andika pun sudah tak pernah lagi menjenguk orangtuanya, lebih tepatnya ibunya. Karena Andika akan berkunjung kerumah saat hanya ada bapak saja dirumah.

Sedangkan Arya, dia masih terlalu sakit hati dengan semua perlakuan ibunya kepada istrinya.

Ana sendiri sebagai bungsu dan anak perempuan yang sudah menikah memang lebih sering berada bersama keluarga sang suami. Ana memang sudah sempat meminta maaf pada semua kakak kakak juga ipar iparnya.

Papa dan mama Azkia yang sebetulnya juga tahu jika ada yang tidak beres antara besannya dengan anak dan menantunya. Tapi mereka tak mau terlalu ikut campur. Orang tua Azkia memang bijak, sejak dulu selalu mendidik Azkia untuk mampu menghadapi masalahnya sendiri. Dan tidak perlu ikut campur urusan orang lain, jika tidak dimintai tolong.

"Eko, buatin desain untuk kontrakan pavilliun. Itu sawah Kia mau dia bikin kontrakan katanya. Ijinnya sekalian kamu urus Ko." Papa membuka obrolan dengan keluarga istrinya saat besannya sudah pulang.

"Mau gimana Om? Rumah utuh apa pavilliun aja?"

"Pavilliun aja, jadi kalo mau di buat kost an juga bisa. Buat delapan atau sepuluh pintulah."

"Luas berapa emang tanahnya?"

"Hampir dua ribu tapi gak usah semua,ambil yang depan aja. Belakang biar tetep sawah aja."

"Oke Om tar aku buat gambar kasarnya dulu."

"Om,kalo ada yang lepas sawah lagi,aku mau Om." Sahut Adit nimbrung

"Beli aja Dit sawah Om. hahaa."

"Serius Om. Syukur udah yang pekarangan."

"Iya tar kalo om denger."

"Gaya dia Pakde, kaya banyak duit." Kania bercandain suaminya.

"Bersyukur Nia kalo lakimu mau beli tanah tuh." Nasehat Eko.

JODOH    (selesai) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang