~ ❤️62 ~

602 48 2
                                    

Selamat membaca

🙏

Acara akad nikah Parno dan Sri berjalan lancar.
Mbok Nah terlihat menangis bahagia.
Bapak, Ibu, mas Aji, mba Tiara dan mbok Nah beserta Parno datang menggunakan mobil mas Aji. Sedangkan Ana dan suaminya menggunakan mobil Arya menbawa beberapa seserahan yang di siapkan oleh Arya dan Kia beberapa hari sebelumnya.

Dan benar, Andika bersama Nadia sudah berada dirumah eyang saat rombongan keluarganya datang.
Andika bahkan tak bersalaman dengan keluarganya. Andika memang berbeda watak dengan Arya.

Arya, Azkia juga Nadia tetap berusaha terlihat biasa. Namun Nadia memilih membantu Alya dan kedalam. Nadia memang merasa justru lebih dekat dengan sepupu Azkia dari pada Ana, adik iparnya.

Setelah dzuhur acara syukuran dimulai. Banyak tetangga eyang datang karena pastinya semua mengenal baik Sri. Rejeki mengalir untuk Sri dan Parno. Putra putri eyang dan para cucu juga semua memberinya sumbangan yang jumlahnya tak bisa dibilang kecil. Belum lagi acara semua juga disiapkan keluarga eyang.
Tentu saja Sri sangat terharu. Parno juga sangat berterima kasih. Setelah di beritahu oleh Sri, dia semakin percaya keluarga mertua Arya sangat baik dan kekeluargaan tidak membedakan.

Usai acara syukuran bersama anak panti, semua berbincang bersama sambil menikmati hidangan.

"Mas Parno, sekarang tinggal disini ya. Disini ada motor Sri, jadi kalo mau kerja bisa pake motor itu. Simboknya kalo pas libur ajak nginap sini juga. Sekalian nemenin eyang. Kami semua nitip Sri ke mas Parno ya. Untuk ikut jagain eyang dan rawat rumah ini." Nasehat pakde Tres selaku putra tertua eyang.

"Iya Pak, saya terima kasih sudah diterima dirumah ini. Saya akan jaga eyang sepuh dan rawat rumah ini. Terima kasih Pak,Bu, Mas,Mba semua." Ucap Parno.

"Saya titip anak saya Bu sepuh." Ucap mbok Nah pada eyangnya Kia.

"Iya mbok. Sama sama. Kalau ada waktu simbok ikut nginap disini ya. Sri juga bagian keluarga ini. Jadi Parno dan simbok juga jadi bagian keluarga ini." Balas eyang halus karena memang darah ningrat mengalir kental padanya.

"Ibu, Sunu juga mas dan mba dek Tati semua, kami mohon pamit kami titip Parno." Kata bapak mertua Azkia itu.

"Iya mas Bandi kami sekeluarga mohon maaf jika sambutan kami kurang baik dan hanya seadanya ya. Ati ati mas." Balas papa Kia pada besannya.

Lalu semua bersalaman. Kecuali Andika yang memilih berpura pura ke toilet belakang.

"Kamu tetep kerja di gudang ya No." Kata ibu mertua Azkia pada Parno

"Iya Bu. Saya tetap ke gudang kok. Besok pagi saya tetap berangkat biasa." Saguh Parno.

"No kamu kerja di cafe aja juga gapapa lho..." Kata Dika setelah semua keluarganya pulang.

"Husss ga usah bikin masalah lagi Mas." Peringat Nadia pada suaminya.

"Iya Mas. Nanti mba Kia yang makin kena. Kasian." Jawab Parno

"Udah mas Parno bawa tasmu kekamar sana. Mba Sri ajak suamimu ke kamar sana. Biar beresin bajunya tuh." Titah Kia

"O ya Sri, kalau mau paviliun belakang itu bersihin aja bisa buat kalian kan. Tapi ya tetep jaga ibu." Kata tante Astrid.

JODOH    (selesai) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang