~ ❤️31' ~

776 55 6
                                    

Happy reading yaaa,,,,

"Saya terima nikah dan kawinnya Azkia Hutami binti Sunu Priambodo dengan mas kawin tersebut tunai." Lantang dalam satu tarikan nafas, kalimat tersebut di ikrarkan oleh Arya.

Azkia dan Arya kini telah sah secara agama menjadi suami istri. Dan secara hukumnya baru akan di urus setelah Azkia tamat sekolah.

Semua yang menyaksikan meneteskan air mata.
Bagaimana tidak, sebagian besar keluarga Azkia belum tahu tentang rencana itu.
Bahkan Azkia sekalipun.

Setelah doa dilafalkan oleh mbah kyai dari lingkungan tempat tinggal Azkia, Arya pun lalu menyerahkan maharnya seperangkat alat sholat dan seperangkat perhiasan emas putih.

Beberapa puluh menit sebelumnya seluruh seserahan lamaran telah diberikan terlebih dahulu.
Kemudian papa Azkia memberi pertanyaan pada Arya. Bukan menerima lamaran saja, namun beliau langsung menikahkan putri tunggalnya itu.

Kini Azkia dan Arya sungkem mohon maaf serta mohon doa restu pada keeempat orang tua mereka.
Suasana masih haru. Tangis tangisan masih mengisi acara tersebut.

Tak hanya meminta restu orang tua, pasangan pengantin baru itu juga lalu menyalimi meminta restu pada semua keluarga besar.

Azkia sendiri masih benar benar tak mengerti. Karena memang dia belum diberitahu sama sekali oleh siapapun tentang rencana ini.

Saat ini semua tengah menikmati hidangan yang tersedia. Dengan berbagai perbincangan mereka masing masing.

"Sini nduk. Papa mau ngomong." Panggil sang papa pada putrinya, yang sekarang telah menjadi tanggung jawab Arya itu.

Posisi mereka sedang duduk bersama, kedua oruang tua mereka juga. Arya, Azkia, papa mama Azkia dan bapak ibu Arya.

"Sekarang kamu sudah jadi istri. Kamu harus bakti sama suami kamu. Papa minta maaf kalau mungkin kamu kaget, papa ga bicara dulu sama Kia. Tapi nduk semua ini demi kebaikan kamu. Karena mungkin kedepannya papa akan sering ninggalin kamu karena tugas. Jadi sekarang papa mama udah ga kawatir lagi ninggalin kamu. Kamu ingat kejadian beberapa waktu lalu? Itulah yang membuat papa dan Arya sepakat, untuk menikahkan kalian saja. Papa sudah minta Arya kalian akan tetap tinggal sama papa mama disini. Ya sesekali kalian tetap juga harus kerumah mertua mu. Dan satu hal Kia Arya yang harus kalian ingat. Kalian belum boleh punya baby ya, sampai pernikahan kalian sah secara hukum. Kalau masalah secara agama kalian sudah sah sudah halal. Arya, papa titip Azkia ya. Jaga bimbing putri papa ini. Jangan sakiti perasaan juga fisik dia. Kalian saling menjaga saling percaya." Pesan sang papa panjang, Azkia kembali menangis memeluk sang papa. Lalu beranjak untuk mencium dan memeluk mamanya. Juga mencium ibu mertuanya dan salim hormat pada bapak mertuanya.
Begitu juga dengan Arya.
Saat Arya bersalim pada papa mertuanya, papa mertuanya langsung memeluk anak menantunya itu.

Masih penuh haru, Andika dan Ana juga ikut menghampiri bergabung dan memeluk Arya.
Ana juga lalu memeluk Kia.
Juga halnya dengan kakak Arya, mas Aji dan istri.

Bapak Arya memang tipikal tidak banyak bicara, namun beliau sangat terlihat bahagia.
Juga ibunda Arya, karena memang beliau sudah mengenal Azkia dari Azkia sangat kecil.
Nadia juga ada, dia juga memberikan selamat pasti.

Azdan maghrib menggiring semua untuk sholat berjamaah. Hampir semua ikut jamaah ke masjid sekitar rumah Azkia.
Karena memang tetangga Azkia juga di undang pastinya. Agar menjadi saksi juga bahwa Arya sudah sah secara agama sebagai suami Kia. Dan akan menjadi warga disitu pastinya, karena Arya akan tinggal bersama mertuanya.

Setelah isya, beberapa tamu dan kerabat juga keluarga besar Arya sudah mulai berpamitan.

Pesan yang tak jauh beda dari papa Azkia juga bapak Arya berikan sesaat sebelum pamit pulang.
Mendapat banyak wejangan dari seluruh keluarga.

JODOH    (selesai) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang