~ ❤️57 ~

622 44 1
                                    

Selamat membaca...

🙏

Rangkaian prosesi pernikahan Lala dan Dani tinggal acara ngunduh mantu di Semarang, sabtu sore.
Semua akan berangkat ke Semarang jumat sore.
Keluarga Dani sudah menyiapkan rumah tak jauh dari kediaman orang tua Dani. Karena acaranya akan diadakan dirumah.

Jumat pagi ini Azkia dan mamanya akan ke kantor acara syawalan sekaligus pertemuan rutin seperti biasa. Azkia dan mama tidak repot, karena hidangan Arya pesankan catering. Sekalian dus nasi juga sebagai tasyakuran kehamilan sang istri.

Tidak seperti biasanya Azkia dan mama kali ini ikut berangkat bersama papa dan Arya pagi pagi sekali dalam satu mobil.
Sekalian menyiapkan keperluan juga pikir Azkia dan mama.

"Kia inget ga usah sembrono. Jaga diri kamu sendiri aja. Hidangan udah ada yang urus." Peringat papa ketika mereka sampai di parkiran kantor.

"Siap komandan."

Papa langsung turun ditemani mama yang akan menemui istri mas Yatno bagian OB kantor.

"Ingetkan sayang, mas percaya istri mas ini hebat. Jadi pasti akan bisa jaga diri sendiri dan anaknya."

"Iya suaminya Kia. Udah sana turun. Kia mau disini aja dulu, masih sepi."

"Ya udah. Jangan lupa kunci mobilnya ya. Mas turun keburu apel pagi." Arya mencium kening sang istri sebelum turun.

Azkia memilih berada dalam mobil saja dulu, akan bisa lebih istirahat di banding masuk aula sekarang. Dia juga sedikit gak nyaman karena seragam hijau muda itu terasa sangat ketat baginya karena perutnya sudah membesar meski tak sebesar wanita hamil lainnya.

Azkia merapikan kembali penampilannya sedikit berkaca di spion tengah mobil. Dia melihat ibu ibu yang lain juga sudah mulai datang.
Kalau hidangan dari catering sudah datang dari pagi tadi dan sudah di cek sendiri oleh Arya.
Azkia lalu turun dari mobilnya. Tak lupa ia kunci.

"Bu Arya. Kok belum masuk?"

"Iya Bu Nanik, maaf agak kurang pede ini bajunya mulai mengecil."  Canda Kia menjawabnya.

"Bisa minta kain lagi kok Bu Arya. Di buat model baju hamil. Nanti saya ambilkan."

"Terima kasih banyak Bu. Ibu darimana ini?"

"Dari depan ke bagian piket. Silakan duluan ke aula saja Bu Arya nanti saya susul. Saya keruangan dulu."

"Iya Bu terima kasih."

Azkia melanjutkan langkahnya menuju aula di lantai dua gedung itu.

"Azkia tunggu nduk." Suara sapaan yang menghentikan langkah Azkia saat hendak menaiki anak tangga.

"Eh Pakde. Bude mana?"

"Bude mu udah di atas daritadi sama mamamu kok. Dia minta berangkat pagi mau bantuin siapin semua katanya."

"Owalah Azkia daritadi masih di mobil malah. Nih baru mau naik."

"Ayo pakde temeni naik. Jangan sendiri."

"Makasih pakde. Andri kelas 9 ya? Kia masih ada buku buat belajar UN tar deh Kia anterin kerumah kalo udah pulang dari Semarang."

JODOH    (selesai) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang