03 : Sayang

55 16 0
                                    

Third person point of view

Akhirnya, Aqilla bisa bernapas lega. Bagaimana tidak? Masa MPLS kelas sepuluh sudah berakhir pukul sembilan tadi. Dan sekarang di sini lah dia, di kelas XI MIPA 2. Bersama teman sekelasnya. Ini pertama kali dia ke kelasnya semenjak masa MPLS. Sebenarnya bisa saja dia ke kelasnya, namun jiwa mager dari diri Aqilla itu sangat kental. Hahaha. Dia dan Rahma berjalan masuk ke kelas yang langsung disambut oleh Nayya dan Shalma.

"Waduhh, dari mana aja lo berdua?" Teriak Nayya. "Sok banget lo pada bukannya ke sini dari kamaren!" Timpal Shalma sambil memukul Aqilla.

"Anjir, sakit ih. Biasa gue sama Rahma kan sibuk," ucapnya berlagak.

"Orang penting nih kita," lanjut Rahma.

Lalu mereka mulai berbincang. Biasalah kalau cewek udah ngumpul tuh, pastinya gibah.

"Eh lo tau gak sih?! Dirga sekelas sama kita!" Kata Nayya. Dia ngomong heboh banget, sampe ngebuat telinga Aqilla sakit.

"Terus?" Tanya Aqilla terheran. Ya memang kenapa kalau sekelas sama Dirga. Itu kan memang kemungkinan terbesar kalau berada dalam satu jurusan, pikir Aqilla.

"Aduh Aqilla! Lo lupa pernah deket sama dia?"

"Ya terus kenapa sih woy?"

"Pokoknya gue gak mau lo sampe berurusan sama si Magadir lagi, udah cukup deh La,"

"Tau tuh, kita gak bakal mau nampung lo lagi kalo nanti lo nangis-nangis karena dia,"

"Duh apa sih? Gue juga gak mau kali,"

"Yakin? Kemaren dianter balik lo mau aja tuh," tambah Rahma yang sedaritadi hanya menyimak.

"What?! Lo dianter balik sama Dirga?!"

Aqilla mengangguk, "Ya mau gimana lagi? Pas itu Ravaro udah balik duluan. Handphone gue lowbat. Daripada gue gak bisa pulang,"

Shalma menghela nafasnya, "Besok-besok jangan lagi deh, La. Kita gak mau lo nangis lagi gara-gara dia,"

"Iya iya. Ulu ulu temen gue pada perhatian banget sih. Jadi tambah sayang gue,"

Nayya, Shalma, dan Rahma hanya memasang tampang heran melihat Aqilla yang bertingkah seperti itu.

---

Sejak pulang sekolah tadi, Aqilla belum keluar kamar, karena dia mau beristirahat. Ya paling hanya sekedar ambil minum dan camilan untuk dibawa ke kamar, lumayan buat temen nonton drakor.

Saat sedang asik-asiknya nonton drakor, handphone Aqilla berbunyi, pertanda ada panggilan masuk. Dia mengambil benda pipih itu dengan malas. Dia lihat dan..

Ravaro ganteng! is calling...

Dengan segala kemalasan yang mendalam ini, Aqilla mengangkat panggilan masuk dari Ravaro.

"Ha--," Baru saja ingin dijawab, sudah terdengar suara Ravaro yang berteriak di seberang sana, membuat Aqilla harus menjauhkan handphonenya dari telinga.

"Aqilla!!"

"Santai kali! Gak usah teriak-teriak!"

"Ya maap dong,"

"Ngapain lo nelpon jam segini? Tumben," Bukan apa-apa. Ravaro tuh biasanya nelpon jam 10 ke atas.

"Temenin gue yuk, cari makan,"

"Lo diusir dari rumah?"

Special Friend | When You Were Special For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang