Setelah melewati banyak persiapan yang matang, akhirnya hari ini acara Bulan Bahasa dilaksanain. Ini acaranya emang rutin diadain setiap tahun. Jadi ya gitu. ape si
Daritadi, Aqilla sibuk mondar-mandir sambil bawa kertas kecil. Dia super sibuk hari ini, karena dia ditunjuk sama Rizal untuk jadi koordinator acaranya. Katanya, Aqilla tuh gesit, jadi bisa jadi kepercayaan Rizal.
Jadi, masing-masing lombanya itu akan dilaksanain di dalam kelas dan murid lain bisa nonton juga, buat semangatin gitu. Tapi gak boleh ganggu.
"Din, tempat buat pidato udah siap?"
"Udah, La. Tapi daritadi gue nyari taplak buat meja juri gak ada,"
"Duh, coba tanya Rangga, dia kan yang tanggung jawab peralatan,"
Dina berlalu dari hadapan Aqilla untuk mencari Rangga.
"Do, sound system-nya udah bisa?" tanya Aqilla ke Aldo. Soalnya, tadi sound system-nya mendadak mati.
"Bisa, La. Aman,"
Aqilla mengacungkan jempolnya, lalu berlalu pergi untuk memeriksa keadaan di tempat lain.
"Gimana, La?" tanya Rizal.
"Apanya?"
"Acaranya,"
"Aman, kek yang lo liat,"
Keduanya masih berdiri di koridor depan ruang multi media sambil memerhatikan kerja teman-temannya.
---
Acara terus berlanjut, perlombaan yang diadakan sudah selesai. Dan sekarang para murid sedang disugguhkan dengan penampilan dari perwakilan kelas dan para sukarelawan.
Tiba-tiba Amel datang kepadanya dengan tergesa-gesa.
"La, La! Itu ada yang ribut,"
"Di mana?"
"Di kantin,"
Lalu, Aqilla buru-buru menuju kantin bersama Amel.
Saat memasuki kantin, benar saja, di sana ada kerumunan.
"Ayo! Ayo! Hajar terus,"
"Jangan kasih kendor Ren!"
"Anjing lo!" kata Ravaro penuh emosi seraya melayangkan pukulan ke arah wajah Rendi.
Dia menerobos kerumunan itu.
"Woy! Woy! Apaan sih?!" kata Aqilla berusaha melerai Ravaro dan Rendi.
Mendengar teriakan Aqilla, keduanya pun berhenti berkelahi. Aqilla menatap sekeliling.
"Ini juga! Lo semua malah pada nontonin doang bukannya misahin!"
"Udah bubar! Sono lo pada ke depan! Disuguhin acara malah pada ngumpul gak jelas di sini," kata Aqilla yang membuat murid yang di kantin pergi menuju lapangan.
Lalu tatapannya beralih ke arah Ravaro dan Rendi.
"Lo berdua, ikut gue ke UKS,"
Mereka berjalan ke UKS, Aqilla yang mendengar suara misuh-misuh di belakangnya pun menoleh.
"Bisa diem gak sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Friend | When You Were Special For Me ✔
Novela Juvenil[COMPLETED] "Ceweknya itu yang lagi makan cilok di depan gue." "Mau gue musuhin seumur hidup lo?" •••• Tentang perasaan yang muncul karena sebuah ikatan bernama pertemanan. cover by _adindazp