19 : Kembali

22 7 0
                                    

Aqilla sedang bersiap untuk menuju GOR. Hari ini dia akan latihan voli. Sebenarnya, hari ini dia malas latihan. Ini efek dari renggangnya hubungan dengan Haikal. Ya, mereka belum berbaikan hingga saat ini.

Setelah dirasa semua perlengakapannya siap. Dia turun dan berpamitan kepada Ayah dan Bunda yang sedang asyik menonton tv dengan kepala Bunda yang bersandar di bahu Ayah.

"Hadeh, berduaan mulu nih Ayah sama Bunda," katanya saat berjalan menuruni tangga.

Ayah dan Bunda menoleh. "Biarin dong," kata Ayah.

"Kamu mau latihan?"

"Iya, Bun," kata Aqilla sambil mengangguk.

"Ayo, Ayah anter,"

"Gapapa, Yah. Aku naek angkot aja,"

"Bener nih?" tanya Ayah memastikan yang dijawab anggukan oleh Aqilla.

"Yaudah, aku pamit ya Bun, Yah. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, hati-hati ya nak,"

"Siap Bun!" katanya sambil menutup pintu.

Aqilla berjalan menyusuri jalanan komplek. Dia harus berjalan sampai depan untuk bisa naik angkot menuju GOR, tempat latihannya. Sesekali dia bertegur sapa dengan para tetangganya. Dia melewati taman yang dulu sering menjadi tempatnya bermain bersama Ravaro. Perubahan pada taman ini tidak begitu drastis. Masih ada ayunan dan perosotan yang nampaknya kini sudah dicat ulang.

Balik lagi, sebenernya Aqilla kan hari ini mager ya. Tapi dia berpikir, kalau dia di rumah aja, pasti suntuk. Di rumah, mikirin hubungannya yang belum juga membaik, dengerin lagu galau, rebahan, nyemil. Gitu aja terus diulang-ulang kalau dia di rumah aja. Udah kayak sadgirl, belum?

Daripada dia di rumah aja, kan lebih baik dia latihan. Olahraga, lumayan lah keluar keringat.

hiya.

---

Kini Aqilla sudah sampai di GOR. Sekarang dia lagi siap-siap buat latihan. Ya semoga aja hari ini dia bersemangat.

Pemanasan dimulai. Semuanya mengikuti dengan baik. Setelah pemanasan, semuanya bersiap di posisi masing-masing untuk memulai latihan yang sesungguhnya.

"Oke, latihan hari ini sampai sini aja," kata coach Dedi. "Untuk mengakhiri latihan kita hari ini, mari kita berdoa. Berdoa mulai,"

Selesai berdoa, Aqilla langsung menuju toilet untuk berganti baju.

Oke, Aqilla sudah selesai dengan urusan ganti bajunya, dia melangkah keluar toilet. Namun, langkahnya terhenti saat melihat orang yang tak asing di matanya sedang duduk di bangku tak jauh dari toilet.

Aqilla masih menatap orang itu. Sampai orang itu menoleh ke arahnya, dia tertegun. Dia, orang yang Aqilla tunggu.

Dia menghampiri Aqilla yang membeku di tempat. Masih menatap Aqilla dengan tatapan rindu, mungkin. Dia memeluk Aqilla erat.

"Maaf," katanya.

"Maaf," katanya, lagi.

Aqilla sedikit mendorong Haikal untuk melepas pelukannya. Menatap Haikal dengan tatapan sendu, marah, kesal, rindu, semuanya bercampur.

Air matanya meluncur begitu saja membasahi pipinya.

"Jangan nangis, lagi. Aku minta maaf," katanya sambil mengusap air mata gadisnya.

Special Friend | When You Were Special For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang