Pagi ini, hari pertama Aqilla pergi ke sekolah bersama Haikal setelah jadian.
Asik nih yang baru jadian.
Kadang Aqilla masih malu-malu dengan statusnya yang baru ini. Sampai salting terus. Ah Aqilla mah salting mulu, ya.
Maklumin aja guys, hubungan mereka masih anget, kek gorengan baru diangkat wkwk.
Haikal mengantar Aqilla sampai kelasnya, "Belajar yang bener ya. Jangan mikirin aku mulu," katanya sambil mengelus kepala Aqilla.
Kucing kali ah dielus.
"Dih siapa juga yang mikirin kamu,"
Haikal tertawa kecil, "Aku ke kelas, ya," katanya dan langsung menuju ke kelasnya. XII MIPA 3.
Aqilla menunggu Haikal sampai hilang dari pandangannya, hingga suara seseorang mengalihkan pandangannya.
"Woy! Bucin terus, masih pagi juga,"
Aqilla menoleh, "Biarin aja," Ya itu Ravaro. "Lo mau tau gak?"
"Apa tuh?"
"Sini-sini," kata Aqilla sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Ravaro dan berbisik, "Gue jadian ama Kak Haikal kemaren,"
Seketika Ravaro membeku, seperti mati lampu rasanya, eh mati rasa maksudnya. Semua seakan berhenti bergerak. Pikirannya langsung kosong.
"Ih kok diem aja! Lo gak seneng?"
Ravaro menoleh, "Seneng kok, gue seneng kalo lo seneng," Ravaro tertawa miris, "Selamat deh kalo gitu," katanya sambil menatap Aqilla.
Aqilla menepuk pipi Ravaro, "Lo emang sahabat gue yang paling baikkkk,"
Ravaro tersenyum, lagi-lagi terpaksa. Dia harus menyembunyikan perasaannya lebih dalam. Memasang wajah bahagia di depan Aqilla, dan berpura-pura mendukung hubungan sahabatnya itu dengan pacarnya.
Ravaro melangkah pergi ketika Aqilla sudah masuk ke kelasnya. Dia jadi gak mood buat belajar. Tapi dia harus tetap masuk kelas, setidaknya pada jam pertama.
Ravaro memasuki kelas dengan muka datar, tidak ada ekspresi. Udah dibilang, kan? Ravaro seperti mati rasa.
Kedua sahabatnya yang sadar dengan hal itu lalu menegur Ravaro."Ngapa lo? Masih pagi muka udah ditekuk aja?" Tanya Gilang.
"Gapapa,"
"Kek cewek jawaban lo," cibir Leo yang sedang asyik dengan gamenya, PUBG.
Ah, udahlah. Ravaro mau semedi aja rasanya hari ini. Apa ini jawaban dari rasa sukanya sama Aqilla? Harus rela Aqilla sama Haikal? Cukup, otaknya mumet buat mikirin hal kayak gitu pagi-pagi.
Bel masuk jam pelajaran pertama berbunyi. Bu Tuti, guru Biologi masuk ke kelas Ravaro. Oke Ravaro, ini waktunya belajar, lupain dulu yang tadi, batin Ravaro menyemangati dirinya.
Selama pelajaran, dia hanya memerhatikan, tapi gak ngerti. Raganya memang ada di kelas, tapi pikirannya melayang entah kemana.
"Ravaro!" panggil Bu Tuti, tapi Ravaro gak sadar, "Ravaro Argya!"
Ravaro tersadar dari lamunannya, "Iya Bu?"
"Bengong aja kamu! Coba jawab pertanyaan ibu,"
"Pertanyaan apa, Bu?"
"Kamu ini, makanya jangan bengong aja. Udah sana keluar kamu!"
"Ck, ngapain sih lo, Ro?" Bisik Gilang ke Ravaro yang sedang melewati mejanya untuk keluar kelas.
Ravaro berjalan keluar kelas. Kalau dia berdiri di depan kelas malah kepikiran kejadian tadi pagi, galau deh. Jadi keliatan kek sedboi. Oke, akhirnya Ravaro memutuskan untuk pergi ke rooftop. Dia berjalan menuju rooftop, sesekali melihat ke arah lapangan. Ada kelas yang sedang melaksanakan pelajaran olahraga.
Begitu membuka pintu rooftop, dia terkejut.
"Woy! Lo ngapain?! Kalo mau mati jangan gini, dong!" Katanya sambil berlari menghampiri orang itu.
Cewek itu tertawa, "Siapa yang mau mati, sih?"
"Trus lo ngapain segala naek-naek pager?" Gimana Ravaro gak kaget coba? Nih cewek naik pagar pembatas, kalau jatuh kan berabe.
Cewek itu turun dari pagar, Ravaro mengikuti arah gerak cewek itu.
"Lo mau berdiri di situ terus?"
Ravaro melangkah, menghampiri cewek tersebut, ikut duduk di sofa usang yang ada di situ.
Keduanya terdiam. Sama-sama menikmati pemandangan dari atas rooftop. Meskipun tidak begitu bagus, tapi cukup menenangkan.
"Lo ngapain ke sini? Galau?"
Ravaro menoleh, "Hm. Gak tau, sih. Tapi kalo dipikir-pikir, gue gak ada hak buat galauin dia,"
Cewek itu mengerutkan keningnya, "Halah, masih banyak cewe laen, kalo dia udah bahagia sama yang sekarang, jangan diganggu,"
"Emang lo tau masalahnya apa?"
"Ya enggak, sih. Sok tau aja gue,"
Ravaro tertawa kecil, "Sakit juga ya kalo harus mendem perasaan sama sahabat sendiri,"
Cewek itu tersenyum, " Namanya juga perasaan. Lo gak bisa milih siapa orang yang lo suka. Perasaan itu spontanitas, menurut gue,"
"Bener. Oiya, kalo lo ngapain ke sini? Galau juga?"
"Gue sih emang sering ke sini, di sini tuh enak. Kalo gue lagi gak mood, gue selalu ke sini. Spot favorit gue di sekolah ini,"
"Begitu ternyata," Ravaro menganggukkan kepalanya.
"Besok-besok lo jangan lagi dah tuh naek-naek pager. Bahaya. Kalo ada setan lewat, trus lo jatoh. Mending kalo langsung meninggal, kalo tulang lo patah-patah malah nyusahin orang, nyakitin diri sendiri juga, lagi,"
Cewek itu terkekeh, "Baru kali ini ada orang yang khawatir sama gue,"
"Siapa juga yang khawatir? Gue gak mau aja sekolah kita masuk berita gara-gara kasus bunuh diri,"
"Ya gapapa, gue anggap itu khawatir," Cewek itu tertawa kecil, "tapi serius deh, lo satu-satunya orang yang bilang gitu ke gue. Orang-orang mah malah nyumpahin gue biar jatoh beneran,"
"Berarti gue spesial dong?"
Cewek itu menyerngitkan dahinya, "Idih, baru gitu doang, udah mau dianggap spesial aja,"
Ravaro lagi-lagi tertawa kecil, "Daritadi kita ngobrol, tapi gue gak tau nama lo. Gue Ravaro, lo?" katanya sambil menengok ke arah cewek itu.
"Gue Reira,"
"Salam kenal, Reira," katanya sambi menjulurkan tangannya. Reira membalas uluran tangan tanda perkenalan mereka.
"Kayaknya gue bakal sering ke sini. Tempatnya enak, bikin gue tenang,"
"Ke sini aja, lumayan lah gue jadi ada temen,"
Lalu, mereka berdua kembali berbincang. Saking serunya, mereka sampai melewatkan jam belajar sampai istirahat.
Dan Ravaro, kini dia melupakan sejenak kejadian tadi pagi, kejadian yang membuat dirinya mati rasa. Di lain sisi juga dia senang, karena bisa dapet tempat baru yang bagus di sekolah ini, sekaligus teman baru, yang keliatannya friendly, Reira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Friend | When You Were Special For Me ✔
Teen Fiction[COMPLETED] "Ceweknya itu yang lagi makan cilok di depan gue." "Mau gue musuhin seumur hidup lo?" •••• Tentang perasaan yang muncul karena sebuah ikatan bernama pertemanan. cover by _adindazp