16 : Harapan

30 8 2
                                    

"La, jadi kan?"

"Jadi," katanya sambil mengangguk. "Yuk," sambungnya.

Hari ini Aqilla dan Dirga akan mengerjakan tugas kelompok mereka. Kelompoknya memang hanya terdiri dari 2 orang. Mereka akan mengerjakan tugas ini di cafe dekat sekolah.

Aqilla seperti melupakan sesuatu, tapi apa ya?

"Bentar bentar, gue kaya lupa sesuatu,"

Dirga menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Aqilla, "Apaan?"

"Gak tau, njir apaan ya?"

"Gaje, udah ayo. Keburu sore,"

Keduanya melangkahkan kaki ke parkiran dan langsung menuju cafe tempat mereka kerkel.

"Lo mau minum apa, La?"

"Caramel macchiato," katanya sambil mengeluarkan buku dari tasnya.

"Oke, tunggu. Gue pesenin," Dirga bangkit dan menuju bar untuk memesan minuman keduanya.

Sepeninggalan Dirga, Aqilla masih berusaha mengingat apa yang dia lupakan.

"Ck, gue lupa apaan sih? Ayo dong inget," katanya sambil menepuk-nepuk kepalanya pelan, supaya ingat, gitu maksudnya.

Dirga datang dengan nampan yang di atasnya terdapat dua gelas minuman, "Lo ngapain sih, La? Nih minumannya,"

"Sumpah, gue masih inget-inget," katanya tampak berpikir. Karena kesal sendiri, akhirnya dia membiarkannya, "Ah, gak tau lah. Bodo amat,".

Dirga tertawa kecil, "Udah ayo mulai,". Dirga membuka buku biologi dan melihat tugas yang diberikan.

"Lo mau ngerjain nomor berapa?"

"Nomor berapa aja, lah,"

"Yaudah gue satu sampe 5, lo sisanya,"

"Yaudah," lalu Aqilla melihat soal yang menjadi tanggung jawabnya. "Anjir, ini mah susah, gak adil lo,"

"Katanya nomor berapa aja,"

"Iya dah iya," katanya.

Kedua larut dalam pekerjaan masing-masing, sambil sesekali berdiskusi.

Perlu kalian tau, soalnya yang ditugaskan untuk Aqilla itu susah, guys. Soal apa tuh namanya? Ah iya, soal HOTS, harus pakai nalar jawabnya. Sialan emang si Magadir, ngambil bagian soal yang gampang.

Saking mumetnya, Aqilla jadi ingat hal yang dilupakannya tadi, "Oh iya! Gue belom ngabarin Kak Haikal!" katanya sambil menepuk jidat.

Fokus Dirga teralihkan ke cewek di hadapannya yang baru saja membuatnya terkejut.

"Duh, gimana nih?" Aqilla langsung mengecek ponselnya, "Yah, lowbat lagi,"

"Minjem hape lo dong,"

Dirga pun menyerahkan ponselnya ke Aqilla. Aqilla langsung mendial nomor Haikal. Dia itu hafal di luar kepala nomornya Haikal.

"Halo?"

"Aqilla? Kamu di mana? Aku nungguin kamu daritadi,"

"Maaf, aku lagi di cafe D'javs,"

"Sama siapa?"

"Em.. sama.. Dirga," kata Aqilla takut, sedikit.

"Ngapain?" nada bicara Haikal yang semula khawatir, kini berubah menjadi dingin.

"Kerkel, maaf gak ngabarin, aku lupa,"

"Oh yaudah, jangan pulang sore-sore,"

Hanya itu, panggilan langsung dimatikan oleh Haikal. Aqilla pun mengembalikan ponsel Dirga.

Special Friend | When You Were Special For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang