11 : Gemes

36 9 4
                                    

Sekarang lagi istirahat, Aqilla dan temen-temennya gak ke kantin, karena mereka udah janjian bawa bekel. Lumayan irit.

Di sela kegiatan makannya Aqilla kepikiran obrolannya sama Ravaro waktu itu. Tenggat waktunya udah lama, tapi Aqilla masih aja suka kepikiran. Semenjak kejadian di mana Ravaro nanya "Lo peka, gak?", Aqilla kadang suka kepikiran. Dia bener-bener gak ngerti.

"Eh kalo cowo nanya 'lo peka, gak?' itu tandanya apa, sih?"

"Ya dia nanya," gak berfaedah banget jawaban dari Rahma.

"Maksudnya gimana gitu loh,"

"Itu kode, La," jawab Shalma yang sedang meng-scroll akun sosial medianya. Shalma udah selesai makannya, cepet banget kan. Udah kek turbo.

"Kode?"

"Emang siapa, La yang nanya gitu?" tanya Nayya. Aqilla menggeleng, gak mungkin kan dia ngangguk. Bisa-bisa nanti temennya ini pada heboh.

"Ehmm gue tau. Ravaro, ya?!" tanya Nayya, heboh. Baru juga dibilang, kan.

"Bu-bukan. Orang gue baca wattpad trus ada itu,"

"Halah, tipu-tipu ayam,"

"Kalo bukan, ngapa lo gugup gitu?" tanya Shalma penuh selidik, yang membuat Aqilla sedikit risih.

Aqilla mengedikan bahunya, udah lah. Dia gak mau mikirin itu. Paling juga Ravaro iseng-iseng doang.

Iseng-iseng guys, katanya.

Aqilla gak tau aja, Ravaro emang lagi kodein dia. Emang gak pekaan, sih. Mau gimana lagi?

Dan karena kejadian dimsum sepulang latihan voli waktu itu, dia jadi lebih dekat dengan Haikal. Haikal jadi sering ngajak Aqilla pergi. Entah itu cari makan atau sekedar nemenin cowo itu cari angin. Halah padahal mah modus.

"La, ada yang nyari tuh di depan," kata Renjun, sang ketua kelas yang baru saja masuk kelas.

Aqilla langsung beranjak dari duduknya, biasanya kalau Ravaro pasti langsung masuk. Kalau ada yang nyari gini sih udah pasti bukan Ravaro.

Aqilla celingukan dan menemukan Haikal yang sedang duduk di bangku panjang depan kelasnya.

"Kak!"

Haikal menoleh sambil tersenyum, "Ngapain, Kak?"

"Nyariin lo,"

"Oh elo yang nyari," kata Aqilla menghampiri Haikal.

"Nanti pulang sekolah temenin gue yuk, cari kado buat Nadin,"

Nadin itu adiknya Haikal, guys.

"Nadin mau ultah?"

"Hm. Lusa,"

"Oke, tapi gue kumpul OSIS bentar ya,"

"Santai, gue tunggu,"

Lalu keduanya kembali berbincang sampai bel masuk berbunyi. Sesekali tertawa bersama. Berasa dunia milik berdua, hiyahiya yang lain cuma ngontrak.

Tak jauh dari keduanya, ada hati yang cemburu. Melihat gadisnya tertawa, tapi bukan dia penyebabnya. Ravaro punya prinsip, gue bahagia kalo dia bahagia. Tapi kali ini Ravaro gak rela, soalnya orangnya itu Haikal. Labil ya? Ya gapapa. Namanya juga manusia. Apa sih.

---

"Yuk, Kak,"

Haikal buru-buru memasukkan ponselnya saat Aqilla datang, "Cepet banget,"

Special Friend | When You Were Special For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang