42 : Birthday Present

23 5 0
                                    

bacanya pelan-pelan ya
semoga dapet feelnya

happy reading

•••

25 Februari.

Tidak terasa sudah 17 tahun Aqilla menempati tempat bernama bumi ini. Hidup bersama keluarga inti yang bahagia. Ayah, Bunda, dan Kak Arkan. Aqilla mensyukuri semua nikmat yang diberikan padanya.

Setiap hari kelahirannya, Aqilla selalu bedo'a semoga dia selalu diberi kesehatan supaya bisa memberikan kebahagiaan bagi orang tersayangnya. Aqilla selalu ingin memberikan yang terbaik untuk mereka. Keluarga dan temannya.

Dia selalu berdo'a, memohon agar dia dapat membanggakan orang tuanya kelak. Itulah cara Aqilla membalas budi kepada orang tuanya. Kasih sayang orang tua memang tak terhingga, tapi Aqilla berharap semoga tidak pernah memberikan kekecewaan terhadap orang tuanya.

Aqilla bangun di pagi hari dengan sambutan ciuman kecil di dahinya dari Bunda. Membuat senyum cerah terbit di bibirnya.

"Selamat ulang tahun, sayang,"

Aqilla bangun dari posisinya dan langsung memeluk Bunda. "Makasih Bunda, Bunda jadi orang yang pertama ngucapin ke Aqilla," katanya sambil tersenyum.

Bunda pun ikut tersenyum, "Mandi gih, siap-siap. Bunda sama Ayah tunggu di bawah,"

"Siap Bunda," katanya dengan bersemangat.

Bunda keluar kamar meninggalkan Aqilla yang masih setia menampakkan senyum cerah di bibirnya.

Lalu dia beranjak untuk mandi dan bersiap ke sekolah. Semoga hari ini akan menjadi hari yang indah.

---

Aqilla keluar kamar dan menuruni tangga dengan semangat setelah siap untuk berangkat sekolah.

Terlihat Ayah yang sudah duduk siap di depan meja makan.

"Aqilla, pelan-pelan. Nanti jatuh," kata Ayah yang menyadari kegaduhan yang Aqilla timbulkan.

Aqilla hanya terkekeh menanggapi. Dia duduk di kursi yang berseberangan dengan Bunda. Masih dengan senyum cerah di bibirnya. Hari ini dia sangat bahagia. Tentu saja.

"Selamat ulang tahun anak Ayah,"

"Makasih Ayah, kadonya mana?" kata Aqilla sambil menadah tangannya di depan Ayah.

Ayah tertawa kecil. Lucu sekali tingkah anak gadisnya satu ini. Ayah merogoh saku kemejanya dan mengeluarkan sesuatu. "Nih, buat kamu," kata Ayah sambil mengepalkan kembali tangan Aqilla.

Aqilla membuka kepalan tangannya, senyumnya langsung tergantikan dengan bibirnya yang mengerucut. "Permen kopiko?"

Ayah mengangguk, "Iya, itu dari Ayah,"

"Ih Ayah mah bercanda aja," kata Aqilla.

Ayah dan Bunda tertawa. "Kado dari Ayah buat kamu itu do'a. Semoga kamu sehat selalu ya, sukses dunia akhirat, jadi perempuan kuat biar bisa bikin bangga Ayah sama Bunda," kata Ayah sambil tersenyum menatap Aqilla.

Aqilla yang mendengar itu, langsung merasa hangat. Dia berdiri menghampiri Ayah dan Bunda, lalu memeluk mereka sekaligus. "Makasih Ayah, Bunda. Aqilla janji. Aqilla bakal bikin Ayah sama Bunda bangga,"

Special Friend | When You Were Special For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang