Hari sabtu sore ini, Aqilla ada jadwal latihan voli di GOR, bukan klub voli sekolah.
Setelah dirasa semua perlengkapannya sudah siap, dia segera berangkat tak lupa juga untuk berpamitan sama keluarganya. Dia ke sana naik angkutan umum.
Pas udah sampai di GOR, dia langsung menuju tempat latihannya, dan segera bersiap untuk pemanasan.
Latihan hari ini Aqilla tampak bersemangat, ya hari biasa juga semangat sih, tapi ini dia lagi semangat banget.
Latihan selesai, Aqilla lalu pergi ke toilet untuk ganti baju. Kan gak lucu nanti dia dijauhin sama orang di angkutan umum karena bau keringet. Ih enggak banget kan.
Saat sedang berjalan keluar dari toilet, tiba-tiba saja ada yang memanggilnya.
"Loh, Aqilla!"
"Eh Kak!" sahut Aqilla dengan terkejut. Yang sedang di hadapannya ini Haikal.
"Ngapain lo di sini?"
"Oh abis latihan, Kak,"
"Voli?"
Aqilla mengangguk, "Lo sendiri ngapain di sini, Kak?"
"Gue tadi abis lari di sini, eh terus gue ngeliat lo," begitu kata Haikal yang membuat Aqilla ber-oh ria.
"Udah selesai latihan, kan? Pulang bareng gue aja,"
"Eh gak usah kak, gue naek angkot aja,"
"Yakin? Gratis loh,"
"Gapapa emangnya?"
"Gapapa, lah. Udah ayo!"
Akhirnya, Aqilla pulang diantar Haikal. Di perjalanan, mereka hanya sesekali ngobrol. Ya gimana lagi, mereka masih agak canggung, soalnya kan baru kenal.
Setelah menunjukkan arah menuju rumah Aqilla. Motor Haikal berhenti di rumah Aqilla. Aqilla turun dari motornya.
"Makasih ya, Kak," kata Aqilla sambil tersenyum.
"Iya sama sama," kata Haikal sambil melepas helm.
"Oh iya, La. Tentang tawaran itu, keputusan lo gimana?"
"Oiya! Sorry kak gue lupa mau kabarin lo," kata Aqilla sambil menepuk jidatnya. Dia benar-benar lupa, sobat.
"Iya Kak. Gue bisa kok gantiin Hana,"
"Oke sip. Nanti gue kabarin Pak Sigit," kata Haikal sambil mengacungkan jempol.
"Kalo gitu gue balik dulu ya, La,"
"Iya kak. Hati-hati ya,"
Haikal tersenyum. Setelahnya Haikal langsung menjalankan motornya dan Aqilla masuk ke rumahnya.
Setelah menyapa Ayah dan Bunda yang di ruang tv, Aqilla langsung menuju kamar. Dia langsung mandi. Setelah selesai mandi, Aqilla rebahan sebentar sampai akhirnya bunyi handphonenya menggangu masa rebahannya ini. Handphonenya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
Ravaro ganteng! is calling...
"Apa? Ganggu gue rebahan aja lo!"
"Temenin gue yuk, La!"
"Kemana?"
"Nonton frozen II," kata Ravaro di seberang sana.
Aqilla mengerutkan alisnya, "Frozen?"
"Iya. Ayo dong, La. Gue pengen banget nonton film itu,"
"Kayak anak kecil lo ah,"
"Ayo dong, La," kata Ravaro dengan nada memelas
"Gak ah. Capek gue abis latihan nih,"
"Pelit banget si lo, La,"
Aqilla menghela napas, "Ya udah iya,"
"Yes! Oke 20 menit lagi gue nyampe,"
Dan sambungan dimatikan secara sepihak oleh Ravaro. Emang bener-bener tuh orang.Setelah Ravaro sampai, mereka langsung menuju mall yang dituju untuk nonton film Frozen, requestnya Ravaro. Ada-ada aja ya? Biasanya tuh cowo sukanya film action. Tapi apa ini? Ravaro malah ngajak Aqilla nonton Frozen.
"Jam berapa filmnya?"
"Jam 7,"
"Yaudah, temenin gue dulu ke gramedia,"
"Mau ngapain?"
"Beli sayur! Ya beli buku lah," jawab Aqilla sewot. Ya emang kalau ke gramedia ngapain lagi kalau gak beli buku? Yakali beneran beli sayur.
"Gak usah ngegas,"
Mendengar itu, Aqilla langsung saja berjalan lebih dulu, meninggalkan Ravaro.
"Pasti lo mau beli novel lagi, kan?" tanya Ravaro memastikan saat keduanya melangkah ke rak buku novel.
Aqilla mengangguk, "La, minggu lalu lo baru aja beli novel, njir. Masa iya lo mau beli lagi,"
"Biarin lah, suka-suka gue," jawab Aqilla sambil mencari buku yang diinginkannya.
Setelah selesai memilih buku, Aqilla langsung menuju kasir dan membayarnya. Aqilla ini emang suka banget baca buku. Dan jangan salah, Aqilla beli buku ini pake uangnya sendiri.
"La, gue tunggu depan, ya,"
"Iya," Setelah mendengar jawabannya Aqilla, Ravaro pun melangkah menuju keluar. Sebenernya, Ravaro tuh gak betah kalau di dalam toko buku lama-lama. Tapi, karena ini Aqilla yang ngajak, jadi ya dia mau lah. Tentu saja.
"Ayo," ajak Aqilla begitu sampai di tempat Ravaro menunggunya. Dan mereka pun berjalan menuju bioskop, karena 10 menit lagi, filmnya udah mau mulai.
Mereka memasuki studio 4 yang menayangkan film Frozen dan langsung menduduki bangku yang mereka pesan. Selama film berjalan, Aqilla sih diem aja, anteng. Tapi kalo Ravaro, dia heboh banget. Apalagi pas Elsa keluar.
Film berakhir dan para penonton langsung berhambur keluar studio, termasuk Ravaro dan Aqilla.
"Wah gila! Elsa cakep banget, njir,"
"Apa sih, Ro. Itu cuma film,"
"Tetep aja. Definisi sesungguhnya dari puberty goals,"
"Wah udah gila lo," Aqilla mengatakan itu dengan keheranan. Ada-ada saja Ravaro. Masa iya dia tergila-gila sama Elsa, karakter 2 dimensi.
"Makanya, Ro. Cari pacar. Kelamaan jomblo, lo jadinya malah tergila-gila ama karakter 2 dimensi,"
"Ye biarin lah," kata Ravaro sambil menjulurkan lidahnya.
"Makan yok! Laper nih gue,"
"Ayo,"
Mereka berdua berjalan menuju salah satu kedai yang ada di mall tersebut. Keduanya sama-sama lapar, jadi makan mereka hanya diisi dengan keheningan.
"Parah sih, gue masih takjub banget liat Elsa,"
Aqilla yang tadi masih fokus dengan makanannya, kini beralih melihat Ravaro.
"Sumpah ya, Ro. Gue gak mau punya temen yang gila karena Elsa,"
"Anjir lo. Gue gak segila itu,"
"Lah itu buktinya dari tadi,"
Ravaro menghela napas, "Sebenernya ya, La. Ada cewe yang bikin gue gila daripada Elsa,"
"Siapa? Anna?"
"Anna, siapa?"
"Adeknya Elsa,"
"Bukan. Ada deh. Dia tuh orangnya jutek kalo sama gue. Udah gitu gak pekaan lagi,"
"Kodein lah biar peka,"
"Halah, tetep aja,"
"Emang siapa orangnya? Gue bantuin sini,"
Lo, La orangnya, Lo, batin Ravaro.
"Ada deh. Masih rahasia, kalo udah pas waktunya gue kasih tau lo,"
---
Gimana guys sejauh ini ceritanya?
Semoga gak ngebosenin ya!!
Semangat puasanya, guys 🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Friend | When You Were Special For Me ✔
Teen Fiction[COMPLETED] "Ceweknya itu yang lagi makan cilok di depan gue." "Mau gue musuhin seumur hidup lo?" •••• Tentang perasaan yang muncul karena sebuah ikatan bernama pertemanan. cover by _adindazp