Minggu sore ini, Aqilla habiskan hanya di dalam kamar saja. Tadi sempat ke bawah, hanya untuk sarapan. Setelahnya kembali mendekam di dalam kamar.
Hari ini Aqilla tidak dalam mood baiknya untuk melakukan apapun. Yang daritadi dia lakukan hanya diam, melamun. Sesekali mengecek ponselnya, membuka instagram, youtube, snapchat, sampai aplikasi pesan pun juga dia buka. Saking tidak mood dan gabutnya. Biasanya kalau dia lagi seperti ini, Ravaro akan membawakan cilok dan caramel macchiato ke rumahnya. Lalu cowok itu akan menemani Aqilla hingga mood Aqilla kembali. Tapi kalau situasi sekarang, Aqilla tidak berharap begitu. Karena yang kalian tau, Aqilla kan lagi menjauh dari Ravaro. Masa iya lagi marahan, tiba-tiba minta bawain cilok ke rumah. Kan gak etis.
Puluhan bahkan mungkin ratusan chat masuk dari Haikal, namun Aqilla tak menghiraukan itu. Beberapa kali juga Haikal meneleponnya, namun yang dilakukan Aqilla hanya menatap datar ke arah ponselnya.
Karena saking bosannya, Aqilla pun membuka laptop, dan mengunjungi website yang biasa dia gunakan untuk menonton drama. Akhirnya dia memilih untuk melanjutkan menonton drama saja.
Sebelum itu, Aqilla mengambil beberapa cemilan untuk dibawa ke kamarnya. Pasti kalian tau, cemilan ini untuk menemani Aqilla. Meskipun sedang galau begini, aktivitas makan Aqilla tidak akan terganggu. Malahan cenderung meningkat.
Aqilla kembali ke kamar dengan sebotol coca cola dan snack lainnya. Ini akan menjadi situasi yang sangat menyenangkan jika saja dirinya tidak sedang galau.
Tapi tidak apa, setidaknya nonton drama ditemani cemilan akan mengembalikan moodnya.
Aqilla mulai menonton drama yang kemarin belum selesai ditontonnya. Dia sangat fokus. Bagaimana tidak? Dia mendengarkan bahasa Korea, lalu harus membaca translate bahasa Indonesia, dan memandangi visual tiada tanding dari Yoo Yeon Seok. Hal itu membutuhkan fokus yang ekstra untuk mendapatkan feelnya.
Di drama yang Aqilla tonton kali ini sangat membuat dirinya campur aduk. Kadang dia tertawa, kadang dia harus ekstra fokus, serta perasaan tegang bahkan menangis. Semua Aqilla rasakan.
Sampai suara ketukan pintu membuat Aqilla mempause drama yang dia tonton dan menghampiri pintu untuk membuka kuncinya. Terlihat Bunda yang menatap Aqilla dengan senyuman manis khas Bunda.
"Ada temen kamu di bawah,"
"Siapa? Nayya sama Rahma?"
"Bukan. Samperin dulu gih,"
Aqilla mengangguk dan beralih menutup pintu kamarnya. Lalu dia berjalan menuruni tangga dan melihat Haikal yang sedang duduk di sofa sambil memainkan jemarinya.
Aqilla berjalan menghampiri Haikal yang menimbulkan suara langkah kaki. Hal itu membuat Haikal mengalihkan atensinya dan menatap Aqilla sambil tersenyum.
Manis, sih. Tapi kalo nyakitin, kesannya jadi pahit. Batin Aqilla.
Aqilla duduk di seberang Haikal. Mencoba memberi jarak. Dia masih kecewa dengan cowok di hadapannya ini.
"Ada apa?" tanya Aqilla dengan tatapan datarnya.
"Kenapa telpon dan chat aku gak dibales?"
Aqilla berdecak, "Males,"
Haikal menghela napas, "Kamu udah makan?"
"Udah. To the point aja. Mau ngapain?"
"Aku mau jelasin semuanya,"
"Oke. Tapi gak di sini," katanya lalu bangkit. Berjalan menuju kamarnya untuk mengambil hoodie putihnya. Lalu kembali dan mengajak Haikal ke taman kompleknya. Sebelumya dia sudah izin dengan Bunda untuk keluar sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Friend | When You Were Special For Me ✔
Teen Fiction[COMPLETED] "Ceweknya itu yang lagi makan cilok di depan gue." "Mau gue musuhin seumur hidup lo?" •••• Tentang perasaan yang muncul karena sebuah ikatan bernama pertemanan. cover by _adindazp