30 : Kecewa

24 5 2
                                    

Seperti yang sudah direncanakan kemarin. Hari ini Aqilla, Rahma, dan Nayya akan hang out bersama. Harusnya ada Shalma, tapi dia katanya tidak bisa ikut. Harus ke rumah Neneknya, katanya.

Mereka memilih cafe yang sering mereka jadikan tempat hang out. Malam minggu begini sudah pasti cafe itu akan ramai. Belakangan ini, Haikal juga jarang mengajaknya pergi, jadi ya daripada dia jomblo banget gak ada yang ngajak jalan, akhirnya dia mengajak temannya saja. Sekalian memperbaiki suasana canggung di antara dirinya dan Nayya.

Aqilla sudah sampai 15 menit lebih dulu. Kini dia sedang menunggu kedua temannya itu. Dia juga sudah memesan minuman kesukaannya, caramel macchiato. Sesekali dia melirik ke jam kasual yang melingkari pergelangan tangannya. Kenapa temannya ini lama sekali, sih? Bukan apa-apa, tapi Aqilla di sini menjadi satu-satunya orang yang duduk di bangku sendirian. Hanya ditemani secangkir caramel macchiato yang asapnya sudah mulai hilang.

Tak lama kemudian, lonceng yang tergantung di pintu berbunyi, tanda ada orang yang masuk ke cafe ini. Dia melihat kedua temannya yang baru saja datang.

"Nayya! Rahma!" panggilnya membuat kedua temannya itu menoleh dan langsung menghampiri Aqilla.

"Sorry lama, La. Nih tadi Nayya lama banget,"

"Lah kan gue bilang duluan aja, lo nya gak mau," elak Nayya, tak lupa dengan nada juteknya.

Aqilla tersenyum, "Udah udah, pesen gih. Gue yang traktir,"

"Wah serius nih?"

"Iye,"

Setelah memesan makanan dan minuman, mereka memulai perbincangan mereka. Sesekali diselingi tawa dari ketiganya.

"Tumben amat lo ngajak kita. Kak Haikal kemana?" tanya Nayya sambil menyesap minuman green teanya.

Aqilla mengedikan bahunya, "Gak tau. Bodo amat dah,"

"Lagi marahan?" tanya Rahma.

"Enggak tau sih bisa dibilang marahan atau enggak. Gue lagi males aja,"

"Tumbenan," sahut Nayya.

Aqilla memakan kentang goreng yang tadi dipesannya. Lalu beralih menatap Nayya.

"Lo belom tau ya, Nay?" tanya Nayya yang membuatnya memasang tatapan seolah bertanya. "Waktu itu gue liat Kak Haikal sama cewek lain. Gak tau sih bener atau engga. Tapi gue yakin,"

"Hah?"

"Ish, gue liat Kak Haikal sama cewek lain, Nay,"

Nayya mengangguk mengerti, "Oh itu. Udah tau gue,"

"Tau darimana?" tanyanya. Lalu tatapannya beralih menunjuk Rahma, "Dari Rahma?"

Nayya menggeleng, "Tau sendiri. Ceweknya itu sepupu gue," katanya dengan santai.

Perkataan Nayya barusan sontak membuat Aqilla dan Rahma terkejut.

"Eh serius lo?"

"Iya. Jadi waktu itu gue ke rumah sepupu gue, nganterin Mama. Trus gak lama sepupu gue pulang, gue intip kan dari jendela," katanya lalu jeda dengan meminum minuman green teanya. "Pas gue liat, kok gue kaya kenal orangnya. Trus gue liat baik-baik eh ternyata Kak Haikal,"

Kini Aqilla fokus mendengarkan cerita Nayya, sampai melupakan kentang goreng yang sedaritadi sudah tersemat di tangannya.

"Nah, gue samperin ke kamarnya. Gue tanya ada hubungan apa, katanya pacaran,"

"Seseriusan gak sih lo, Nay?" tanya Rahma.

Nayya berdecak, "Serius lah,"

Rahma menoleh ke arah Aqilla yang kini sudah terdiam.

Special Friend | When You Were Special For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang