21 : Jadi, siapa?

25 8 0
                                    

"Ekhem.. hape teross,"

Haikal yang menyadari keberadaan Aqilla langsung mematikan ponselnya dan memasukannya ke dalam saku.

"Udah selesai rapatnya?"

"Belom,"

"Kok keluar?"

"Dilanjut sebentar lagi,"

"Oh,"

Ponsel Haikal berbunyi, ada panggilan masuk. Dia melihat nama yang tertera di ponselnya lalu menoleh ke Aqilla.

"Kenapa? Angkat tuh telponnya, berisik, tau,"

Haikal bangkit lalu berjalan menjauhi Aqilla untuk menerima panggilan itu. Aqilla heran, padahal cuma ngangkat telepon, kenapa harus jauh-jauh sih?

Ah, udahlah. Biarin.

Haikal kembali menghampiri Aqilla. "Kamu masih lama pulangnya ya berarti?"

"Kayaknya sih gitu,"

"Maaf, aku gak bisa anter kamu. Aku ada jadwal les hari ini,"

"Oh yaudah gapapa. Nanti aku pulang naek ojol aja,"

"Beneran?"

"Iya," katanya sambil tersenyum.

"Yaudah, hati-hati ya. Aku pulang duluan,"

"Iya," Aqilla mengangguk, setelah Haikal meninggalkannya, dia langsung masuk ke ruang OSIS, pas banget saat rapatnya mau dimulai lagi.

Rapat hari ini agendanya masih sama, membahas Bulan Bahasa. Acaranya itu tinggal 2 minggu lagi. Jadi belakangan ini, Aqilla dan teman-teman OSIS yang lain bakal disibukin buat mempersiapkan acara ini.

Rencananya akan ada beberapa perlombaan. Misalnya, lomba baca puisi, pidato, debat, menulis puisi, dan lainnya. Pada acara Bulan Bahasa nanti juga akan ada panggungnya, buat makin meriah aja.

"La, ke depan bareng La," kata Rahma yang sedang memakai tasnya.

"Iya,"

Rahma menunggu sebentar Aqilla yang sedang mengemas barangnya.

"Yuk," ajak Aqilla.

Mereka berjalan menuju gerbang, melewati lapangan yang ada anak klub basket abis latihan, dan di situ ada Ravaro. Bisa Aqilla lihat, Ravaro lagi ngobrol sama temennya sambil minum air dingin.

Kebiasaan banget, padahal udah sering Aqilla ingetin, kalau abis main basket itu jangan langsung minum air dingin. Tetep aja gak didengerin.

"Aqilla!"

Aqilla dan Rahma menoleh. Ravaro langsung bangkit dan membawa tasnya setelah berpamitan dengan temannya.

"Mau pulang?"

"Enggak, mau nginep,"

"Serius,"

"Yaiyalah pulang," kata Aqilla sewot.

"Sensi amat. Pulang bareng gue, tadi gue liat Haikal dah balik duluan,"

"Iya, dia ada les katanya,"

Ravaro mengangguk mengerti.

"Eh duluan ya. Kak Rere udah di depan,"

"Oke, hati-hati Ma,"

Setelah Rahma pergi, Aqilla menatap Ravaro.

"Apaan?"

"Ganti baju dulu sono. Bau anjir,"

"Yeh gue wangi gini, dibilang bau,"

"Mana ada! Udah sono gue tunggu di pos satpam,"

"Yaudah iya,"

Special Friend | When You Were Special For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang