Kini Aqilla sedang pemanasan dengan teman lainnya. Ya ini hari pertama Aqilla bergabung lagi di klub sekolah untuk turnamen semenjak dia keluar klub waktu kelas X.
Mereka memulai latihan, dari mulai berlatihan passing, servis, sampai smash. Aqilla sangat menikmati latihan hari ini. Sesekali Aqilla mengangguk mengikuti arahan dari pelatihnya. Tak jarang juga dia dipuji karena kemahirannya dalam bermain.
Melihat Aqilla yang sedang latihan, Ravaro sesekali mengabadikan wajah manis Aqilla dengan kamera ponselnya. Saat dia merasa ada yang duduk di sampingnya, Ravaro buru-buru menyembunyikan ponselnya.
Ravaro menoleh, ternyata Haikal.
"Lo Ravaro, kan?"
"Iya,"
"Lo keliatannya deket banget sama Aqilla," kata Haikal yang membuat Ravaro menoleh
"Kenapa emang?"
"Gue denger-denger lo kejebak friend zone," Oke, perkataan Haikal barusan mampu membuat Ravaro terkejut, namun dia buru-buru kembali menetralkan raut wajahnya. "Bukan urusan lo,"
"Aqilla menarik," katanya sambil melihat ke arah Aqilla
"Gak usah macem-macem lo!" Kata Ravaro penuh penekanan.
"Lo cuma temennya, jadi diem aja,"
Oke, kini emosi Ravaro sudah di ujung tanduk, dia gak sabar ngadepin nih orang di sampingnya, "Kalo sampe lo macem-macem ke Aqilla. Urusan lo sama gue," kata Ravaro dan langsung meninggalkan Haikal.
Menarik, batin Haikal sambil tersenyum ke arah Aqilla yang sedang fokus dengan latihannya.
---
Setelah latihan tadi, Aqilla langsung pulang bersama Ravaro. Dan di sinilah mereka, di depan rumah Aqilla.
Sambil melepas helmnya, "La, lo jangan deket-deket ama Haikal,"
"Kenapa?"
"Jangan, lah pokoknya,"
"Dih gak jelas,"
Ravaro menghela napas, "Udah ya, gue balik,"
"Iya, makasih, Ro,"
Ravaro mengangguk dan langsung melajukan motornya meninggalkan rumah Aqilla.
Aqilla masuk ke rumah, "Assalamualaikum," namun tak ada sahutan, oh iya dia lupa kalau Bunda pasti masih di butik. Iya, jadi Bunda Aqilla punya butik, kadang pulangnya jam setengah 6, dan ini masih sekitar jam 5 sore. Aqilla melangkahkan kakinya menuju kamar. Dia capek banget hari ini, mau istirahat.
Sebelum itu, Aqilla bersih-bersih dulu. Setelah itu, dia menuju dapur untuk mencari cemilan. Kan lumayan buat temen di kamar. Jomblo banget ya, temennya cemilan, wkwk. Ya gapapa, daripada gak ada yang nemenin.
Kini Aqilla lagi rebahan. Enak banget rebahan sore-sore gini tuh. Di sela rebahannya, Aqilla kepikiran omongan Ravaro tadi. Emangnya Kak Haikal kenapa sampe gue harus jauh-jauh dari dia? Batin Aqilla
Daripada mikirin yang masih gak jelas gitu, mending Aqilla tidur. Pokoknya hari ini dia capek banget, tau. Jadilah dia ketiduran dengan handuk yang masih membungkus kepalanya.
"Aqilla, nak bangun. Sholat magrib dulu,"
Aqilla mengulat, dia tau itu suara Bunda, "Huh, iya Bun,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Friend | When You Were Special For Me ✔
Teen Fiction[COMPLETED] "Ceweknya itu yang lagi makan cilok di depan gue." "Mau gue musuhin seumur hidup lo?" •••• Tentang perasaan yang muncul karena sebuah ikatan bernama pertemanan. cover by _adindazp