"ini tidak mungkin! Tidak mungkin dia selamat dari racun itu! Pasti ada yang salah," eleng Selir Choi ketika salah satu orang kepercayaannya melihat Nayeon begitu sehat pagi ini berjalan menuju ke kediamannya istana selatan.
"Namun begitulah yang hamba liat yang mulia, bahkan yang mulia raja mengulur pengangkatan Nayeon sebagai putri mahkota untuk beberapa hari ke depan," jelas laki-laki itu lagi.
Selir Choi tersenyum sinis, tangannya gemetaran mengambil teh yang baru diseduh itu.
"Selalu selamat dari kematian," guman selir Choi menerawang jauh.
"Apa pelayan tak berguna itu sudah kau bereskan? Aku tahu jika yang mulia raja akan mencari pelakunya," ujar selir Choi.
Laki-laki itu mengangguk sebagai jawaban.
"Tapi akhir-akhir ini aku melihat pangeran Jong in sering meninggalkan kediamannya bahkan istana," lapor laki-laki itu lagi.
"Kau harus menjaga jarak dengannya, kalau kau terlalu mendekatinya nyawamu bisa menjadi taruhan," peringat selir Choi.
Laki-laki meneguk air ludahnya kasar mendengar penuturan selir Choi sebagai majikannya.
🍃
Seorang pria yang berdiri disekitaran air sungai, memandang jauh ke objek yang bisa di jangkau oleh matanya. Air sungai nampak tenang, jernih, bahkan sesekali ikan yang berenang di dalamnya bisa kelihatan.
Matahari sudah meninggi, seseorang datang tergesa-gesa menghampirinya.
"Yang mulia pangeran," ujarnya dari belakang yang langsung berlutut ketika laki-laki itu yang tak lain adalah pangeran Jong in langsung membalikkan tubuhnya.
"Aku sudah memastikan mayat wanita itu pangeran," ucapnya terhenti melihat ekspresi pangeran yang penasaran.
"Hmh," jawab pangeran Jong in.
"Wajahnya sangat mirip dengan_" ucapnya terhenti, merasa apa yang akan dilaporkannya tak mungkin di percaya oleh tuannya.
"Lanjutkan!!!" Geramnya dengan suara nyaring.
"Wajahnya sangat mirip dengan Nona Nayeon!!!" Jawabnya cepat membuat pangeran Jong in membelalakkan matanya menghunus tajam pada laki-laki yang sudah mengabdi setia padanya.
"Kau jangan membuat lelucon seperti itu!!!" Ujar pangeran Jong in mencekram leher abdi setianya itu.
"Ta-tapi yang mulia memang seperti kenyataannya," ujar laki-laki itu berusaha berbicara, dengan kasar pangeran Jong in melepaskan tangannya dari leher pria itu.
"Lalu apa maksudmu mereka saudara kembar? Atau yang satu adalah penipu heh?" tanya pangeran Jong in.
"Hamba tidak bisa memastikan yang mana dari kedua hal itu yang mulia, tapi sepertinya sebelum ia meninggal wanita itu mungkin menjadi korban ritual," jelas laki-laki itu yang kembali membuat pangeran Jong in semakin tak percaya.
"Ritual apa maksudmu?" ujar pangeran Jong in meminta kejelasan lagi.
"Saat hamba datang, hamba melihat berbagai jenis peralatan untuk melakukan sebuah ritual, dan sepertinya gadis itu meninggal karena kehabisan darah yang mulia," jawab laki-laki itu.
Pangeran Jong in merasa sangat penasaran dengan identitas perempuan yang memiliki wajah yang mirip dengan Nayeon dan bagaimana ia mati dalam keadaan menggenaskan seperti itu, kenapa ada perasaan takut, dan sedih yang meliputinya mendengar kabar ini.
"Lalu di mana mayatnya? Aku ingin melihatnya sendiri," tanya pangeran Jong in.
"Tak lama setelah hamba datang, ada dua orang pria bertopeng yang juga datang ke sana, hamba terpaksa bersembunyi dan melihat mereka membawa mayat gadis itu," jelas laki-laki itu kembali mengingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN (END)
FanfictionIm Nayeon aktris ternama dengan berbagai konflik yang menghiasi karirnya. Memiliki sikap angkuh yang tiada batas, selalu meremehkan orang lain, keras kepala, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, dan selalu mendapatkan garis keberuntungan. Ki...