Hari ini Nayeon dibolehkan pulang dari rumah sakit. Siwan dan ye in pun membantu mengemasi barang-barang Nayeon.
"Hari ini pulang ke rumah." Siwan bersuara saat adiknya itu akan mengenakan masker.
"Aku ingin ke apartemen," jawab Nayeon.
"Jangan keras kepala, wartawan akan semakin gencar mencarimu," kata Siwan.
"Aku tetap akan ke apartemen!" Kekeh Nayeon memakai topi.
Siwan hanya menghela napas kasar, memang susah menangani adiknya yang keras kepala itu.
"Baiklah," jawab Siwan pasrah.
Setelah meninggalkan ruangan itu, di mana Siwan yang menggenggam erat tangan adiknya diikuti oleh ye in yang membawa sedikit barang-barang Nayeon.
Belum keluar dari pintu rumah sakit, sudah banyak wartawan yang bersiap dengan perlengkapan mereka langsung berlari menuju ke arah mereka. Gadis itu cukup terkejut ternyata wartawan yang datang ke rumah sakit ini di luar perkiraannya.
Banyak pengunjung rumah sakit yang menghentikan kegiatan mereka saat para wartawan itu bergerombol menuju objek yang jadi tujuan. Seketika tempat yang semula normal itu kini berubah heboh dan kacau.
Siwan dengan sigap merangkul tubuh Nayeon berusaha melindungi Nayeon dari serangan pertanyaan wartawan, ye in juga tak kalah ia juga melindungi Nayeon berusaha agar para pemburu berita itu memberikan mereka jalan untuk keluar.
Namun siapa yang peduli, tidak mungkin mereka melepaskan buruan mereka begitu saja.
"Nona im, bagaimana tanggapan anda perihal kasus yang menyeret nama ternyata hanya rekayasa beberapa orang untuk menjatuhkan karirmu?"
Seorang wartawan perempuan yang sedikit gendut itu langsung melayangkan pertanyaan dan kemudian diikuti oleh beberapa pertanyaan selanjutnya.
"Apa pihak anda ingin melaporkan kembali pihak-pihak yang telah menyebarkan berita palsu ini?"
"Nama kristal Jung juga ikut terseret dalam kasus ini, bagaimana tanggapanmu selaku dia juga pernah satu agensi denganmu?"
"Nona im Nayeon tolong tanggapanmu untuk masalah ini?"
"Apa kamu masuk rumah sakit dan hilang dari lokasi syuting karena mengalami depresi?"
Nayeon yang tertunduk dibantu oleh topi yang ia kenakan untuk menimalisir pandangannya pada wartawan, namun semua itu rasanya percuma jika kata-kata mereka tetap menembus pertahanannya. Tangan gadis itu mencengkram erat jas Siwan, hingga laki-laki itu menyadari ketakutan adiknya.
Ia tahu, karena masalah itu membuat Nayeon sangat terganggu dengan namanya wartawan.
"Kondisi adikku belum sepenuhnya pulih, jadi aku harap kalian jangan menambah beban pikirannya, secepatnya pihak kami akan memberikan tanggapan," kata Siwan.
Tapi apa yang ia lakukan, sama sekali tak ada gunanya, pihak wartawan terus saja meminta jawaban dari gadis itu.
"HEI YAKH!!! APA KALIAN TAK DENGAR!!??" suara ye in menggema membuat wartawan yang tadinya mengoceh tanpa henti kini terdiam, seorang gadis yang baru mereka lihat kini menatap mereka geram dengan wajah ingin meledak melepas marah.
"AKU TAHU INI PEKERJAAN KALIAN??? TAPI APA KALIAN TIDAK BISA MEMBIARKAN DIA BERNAPAS SEDIKIT SAJA?? KALIAN SEPERTI LINTAH YANG MENGHISAP DARAH, MEMBUNUHNYA SECARA PERLAHAN!!! KALIAN SAMA KEJAMNYA DENGAN ORANG-ORANG ITU!!!" teriak ye in membuat hati Nayeon terenyuh tak terasa air matanya jatuh begitu saja.
"APA KALIAN TIDAK SADAR, KALIAN YANG GILA INFORMASI INI JUGA BISA MEMBUNUH MENTAL SESEORANG, EONNIEKU JUGA MANUSIA!!!" lagi-lagi ye in menyuarakan rasa sesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN (END)
FanfictionIm Nayeon aktris ternama dengan berbagai konflik yang menghiasi karirnya. Memiliki sikap angkuh yang tiada batas, selalu meremehkan orang lain, keras kepala, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, dan selalu mendapatkan garis keberuntungan. Ki...