Chapter 39

1.6K 244 40
                                    

Sudah dua hari berlalu, keberadaan gadis itu belum di juga ditemukan, keadaan putra mahkota semakin memprihatinkan, ia juga sering mengunjungi penjara untuk menemui laki-laki yang ditangkap oleh jaerim yang masih bungkam tak ingin berkata, seolah matipun ia tidak akan membuka suara.

Tak lepas dari semua itu, fakta jika Yun hee lah pelaku yang membunuh ji yi dan menyebak Nayeon sudah terdengar sampai ke tiap sudut istana, tapi belum sampai bocor hingga ke telinga rakyat Siam.

Putra mahkota Jun yi yang belum juga kembali ke Gingju sebelum adiknya ditemukan, benar-benar murka mengetahui jika adiknya sudah dikambinghitamkan, menerima tuduhan yang tak seharusnya ia dapatkan dan kini adiknya masih dalam tahap pencarian.

Putra mahkota Jun yi yakin, jika laki-laki yang menjadi simbol penderitaan adiknya itu kini akan menyesali perlakuannya, ia akan senang hati menertawakan putra mahkota yang angkuh itu, ia juga akan senang hati menagih janjinya jika adiknya tidak bersalah.

Putra mahkota Jun yi kini menemui Sehun  alias putra mahkota Siam, memang nama laki-laki itu tak pernah mengikuti setelah statusnya, bahkan itu juga berlaku pada ratu yang kadang hanya memanggilnya dengan sapaan yang mulia putra mahkota, anakku atau putraku.

Perlahan Jun yi mendekat, memperhatikan Sehun yang menatap kediaman istana selatan, tempat biasanya gadis itu tinggal, semenjak kejadian itu, kediaman istana selatan terlihat begitu suram, bahkan para pelayan pun kini banyak yang pindah untuk mengurus tempat lain, dibandingkan kediaman tanpa pemilik yang kini tidak tahu keberadaannya di mana.

"Menyesal sekarang?" Tiba-tiba Jun yi berdiri disamping putra mahkota, Sehun tak menjawabnya matanya masih fokus menatap kediaman itu.

"Bahkan untuk menghabisimu sekarang aku tidak keberatan, agar penyeselanmu sedikit lebih berkurang, tapi tetap saja jiwamu tidak akan tenang karena telah menyakiti adikku," kata Jun yi.

"Kalau begitu lakukan," respon Sehun datar.

"Bukan aku yang akan membunuhmu, tapi waktu yang akan bertindak," jawab Jun yi.

"Waktu lebih kejam dari yang kau pikirkan, dia bisa membunuhmu dengan perlahan jika kau salah mengambil tindakan. Lihatlah sekarang kau menyesal bukan, berharap waktu akan kembali berputar dan mengubah semuanya. Terlambat," kata Jun yi sarkastik.

Sehun tak berani mengelak dari kenyataan, semua yang terjadi adalah ulahnya.

Bagaimana jika saat benar-benar saat terakhir mereka bertemu?

Bagaimana jika Nayeon membencinya lebih dari apa yang ia bayangkan?

Bagaimana keadaan gadis itu sekarang? Apa dia baik-baik saja?

Putra mahkota tak bisa memikirkan apa-apa, dikepalanya hanya di penuhi tentang gadis itu.

"Dia perempuan naif, memilih bertahan disisi orang sepertimu? Pria yang tak mampu melindunginya, bahkan untuk mempercayainya sedikitpun. Apa kau tidak tahu usahaku untuk membujuknya ikut denganku, tanpa dia jelaskan aku sudah tahu jawabannya. Ini bukan masalah kedudukannya yang pernah menyandang status sebagai putri mahkota Siam, di Gingju pun aku akan memberikannya status yang lebih baik, aku akan menebus waktuku yang hilang selama ini. Tapi, aku sadar kebahagiaannya adalah disini dan penderitaannya juga di sini," kata putra mahkota Jun yi yang mengungkapkan apa yang dipikirkan dan yang dirasakannya sebagai seorang kakak pada adiknya.

Jun yi pun berbalik.

"Aku akan memberikanmu waktu untuk menemukan adikku, aku ingin dia kembali tanpa kekurangan apapun sudah cukup untukku, dan setelahnya aku akan kembali ke Gingju bersamanya, anggap saja ini sebagai kemurahan hatiku untuk tidak menyerang kerajaanmu-"

CROWN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang