Bug
Nayeon mengebrak meja, dan berdiri dari duduknya. Baru Lima belas menit ia berada di ruangan itu semenjak masuk, bertemu dengan laki-laki datar yang yang sama sekali tidak berpindah posisi untuk duduk berbicara dengannya.
Ya posisi mereka saat ini, Nayeon yang duduk di sofa biasa, sedangkan Sehun yang duduk di kursi kebesarannya.
"Kau memintaku untuk berhenti?" Ucap Nayeon geram.
"Aku bukan memintamu, tapi aku menyuruhmu. Ingat di sini aku atasannya," jawab Sehun.
"Kenapa kau juga memiliki sikap menjengkelkan yang suka memerintah sesukamu," kesal Nayeon.
Sungguh jika ia melihat Sehun pikirannya kembali mengingat laki-laki yang seenaknya membatalkan pernikahan mereka begitu saja dan mengirimnya ke Seiji dan berjanji akan datang untuk menepati janjinya.
"Siapa makdsudmu?" Tanya Sehun.
"Orang yang sudah mati dan pergi dengan janji palsunya," jawab Nayeon dengan wajah sinisnya namun di matanya terlihat jelas kerinduan di sana, andai laki-laki yang berada dalam satu ruangan bersamanya kini adalah dia, mungkin ia sudah lari berhamburan kepelukannya.
Ada rasa bersalah, dan sedikit sakit ketika Nayeon berbicara seperti itu, tapi dengan lihai ia bisa menyembunyikannya.
"Aku katakan padamu aku tak mau berhenti, kontrakku juga belum selesai untuk film yang tengah syuting walaupun peranku hanya seorang pelayan," kekeh Nayeon.
"Aku hanya memintamu berhenti satu bulan, dan masalah uang akan tetap masuk ke rekeningmu, apa itu tidak cukup?" Kata Sehun.
"Aku ini aktris, dan aku harus profesional. Bagaimana aku tetap di bayar walaupun aku tidak bekerja? Apa kau merencanakan sesuatu terhadapku?" Selidik Nayeon.
"Kau selalu mencurigaiku nona? Apa itu kebiasaanmu? Sebelumnya kau menuduhku seorang penguntit dan sekarang kau menuduh atasanmu ini merencanakan hal buruk? Dan masalahnya kau sendiri bahkan lebih dari seorang penguntit," ejek Sehun.
"Apa makdsudmu menuduhku seperti itu? Dengan hari ini aku baru ingat hanya tiga kali bertemu denganmu," jawab Nayeon yakin.
"Apa kau yakin? Kenapa aku merasa lebih, sering dan juga...intim," ucap Sehun diakhir kalimat dengan ekspresi menggoda Nayeon.
"Jangan asal bicara."
"Aku tidak asal bicara, apa aku harus menceritakan bagaimana caramu masuk ke apartemenku dan tidur ditempat tidurku tepatnya di sampingku? Aku yakin kau tak mungkin lupa kan kelinci kecil?" Tanya Sehun yang membuat Nayeon tergagap.
Jadi apartment yang dimasukinya saat itu adalah apartemen laki-laki ini, tetangganya? Bagaimana bisa?
"Katakan padaku bagaimana caranya kau bertanggungjawab atas keuntungan yang telah kau ambil dariku?" tanya Sehun berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah Nayeon yang tertunduk malu atas semua kebodohannya.
"A aku ti tidak mencuri apapun darimu," kata Nayeon menggeleng.
"Kau sudah melihat tubuhku yang berharga yang nantinya hanya kuperlihatkan untuk istriku, dan kau sudah merampasnya begitu saja," kata Sehun menyudutkan Nayeon hingga gadis itu kembali terduduk di sofa.
"Ka kau bertindak seperti seorang wanita saja, yang kulihat hanya punggunmu dan tanda seperti mahkota di tengkukmu," jawab Nayeon.
Seketika Sehun mundur kembali memberi jarak diantara mereka.
"Aku juga pernah melihatnya pada putra mahkota brengsek itu bahkan ditempat yang sama dan juga sama persis," batin Nayeon kembali teringat saat kejadian di telaga warna.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN (END)
FanfictionIm Nayeon aktris ternama dengan berbagai konflik yang menghiasi karirnya. Memiliki sikap angkuh yang tiada batas, selalu meremehkan orang lain, keras kepala, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, dan selalu mendapatkan garis keberuntungan. Ki...