Seorang pria nampak duduk di sebuah ruangan yang sangat dekat ke jendela yang transparan itu, memandang hamparan luas pemandangan yang terlihat jelas dari tempat yang cukup tinggi itu.
Tanpa menggunakan atasan hanya sebuah celana training hitam dan wajahnya yang begitu fresh seperti selesai mandi dan rambut yang sedikit berantakan dan belum kering seutuhnya serta segelas ginseng hangat yang menemani paginya, tak lupa dengan sebuah pesona kecil berbentuk mahkota kecil di tengkuknya.
Perlahan ia mengalihkan pandangannya pada sebuah lukisan besar yang berada di pojok ruangan. Lukisan dua buah mahkota, yang satu mahkota seorang raja dan yang satu lagi mahkota seorang ratu, namun di setengah sisi mahkota itu memiliki warna yang berbeda dengan sisi sebelahnya, yaitu berwarna gelap dan sebuah kalimat di bawahnya yang bertulis.
"Masa lalu, masa depan hanyalah sebuah masa. Pergi kemudian kembali lagi itulah dirimu."
Mahkota untuk seorang raja itu sangat mirip dengan tanda lahir di tengkuknya.
"Tak salah, aku memang seorang yang bermartabat dari kecil bahkan sudah di perlakukan istimewa" ucapnya angkuh sambil berlalu ke sebuah lemari dan mengambil sebuah baju kaos warna hitam dan sebuah topi hitam.
Baru saja ia akan membuka pintu apartemennya, gerombolan wartawan sudah memenuhi area teras depan apartemennya, ada yang duduk, ada yang tidur ada juga yang makan dengan cemilan ditangannya tak lupa kamera yang selalu siap di samping mereka.
Laki-laki itu sedikit menurunkan topinya, ia sedikit tak mengerti dan kondisi seperti ini. Baru kemarin ia kembali kesini karena sudah bertahun-tahun tak pernah mengunjungi apartemennya dan saat kembali sudah di suguhi kejadian seperti ini.
Seorang laki-laki berkecamata dan tubuh yang sedikit berisi dibagian perutnya merasa tertarik untuk bertanya pada laki-laki yang baru keluar ini.
"Permisi tuan? Apa kau tetangganya im Nayeon? Apa tuan tahu kemana ia pergi?"
IM nayeon ? Dimana ia pernah mendengar nama itu? Oh ya saat di rumah ketika jae menjelaskannya. Rupanya gadis skandal itu tinggal di sebelah apartemennya, kebetulan macam apa seperti ini?
"Apa urusannya denganku? Kenapa aku harus tahu kemana ia pergi? Memangnya dia siapa?" Jawabnya ketus yang membuat laki-laki gemuk itu menelan ludah.
"Bukankah Anda tetangganya?" Ucapnya ragu.
"Sudah jelas aku tetangganya bukan suaminya kenapa kau bertanya padaku? Enyahlah dari hadapanku! Menganggu kusaja!" Ucapannya dingin yang membuat sigendut itu langsung memberi ruang agar laki-laki itu bisa pergi begitu saja.
Setelah punggung laki-laki itu masuk ke dalam lift, laki-laki gendut itu langsung mengusap wajahnya yang sudah penuh keringat.
"Uh, menakutkan. Suaranya saja sudah membuatku berkeringat seperti lari tujuh keliling lapangan. Bertanya pada orang yang salah, tapi wajahnya sedikit tidak asing," gumamnya berusaha mengingat-ingat dimana ia pernah melihat wajahnya.
🍃
"Kak" suara itu membuat Siwan menoleh pada adiknya yang duduk di kursi penumpang di sampingnya.
"Bukankah ini yang kau inginkan? Menjelaskan semua tentang masalah ini?" ujar Siwan meyakinkan Nayeon.
Nayeon melihat keluar mobil sudah banyak wartawan yang berkumpul di sana. Sebelumnya nayeon, Sora dan Siwan sudah sepakat untuk mengadakan jumpa pers terkait video yang menjerat nama Nayeon, tentu kesempatan ini tidak disediakan Nayeon.
Sekilas tentang Siwan, dia merupakan seorang CEO periklanan ternama di Amerika yang ditunjuk untuk mengantikan ayahnya yang sudah meninggal, namun karena di Korea terdapat cabang perusahaan juga, akhirnya Siwan memilih pindah dan memindahkan kepemimpin ke sana di tambah dengan berbagai alasan tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN (END)
FanfictionIm Nayeon aktris ternama dengan berbagai konflik yang menghiasi karirnya. Memiliki sikap angkuh yang tiada batas, selalu meremehkan orang lain, keras kepala, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, dan selalu mendapatkan garis keberuntungan. Ki...