Berita perayaan ulang tahun pangeran Jong in sudah tersebar ke seluruh pelosok istana, raja pun tak menutup mata tentang ulang tahun putra sulungnya itu, ia meminta Jong in untuk segera menghadapnya.
"Yang mulia pangeran, bagaimana dengan persiapan perayaan ulang tahunmu, kau ingin meminta apa untuk ulang tahunmu?" tanya raja di kediamannya.
"Kalau aku katakan, belum tentu yang mulia akan mengabulkannya untukku," jawab pangeran Jong in.
"Aku belum tahu apa yang kau minta, tapi kau sudah bisa menebak kalau aku tidak bisa mengabulkannya," ujar raja merasa diremehkan.
"Hamba tidak bermaksud demikian, hanya saja hamba merasa kalau yang mulia sangat pilih kasih antara hamba dan putra mahkota," jawab pangeran Jong in membuat wajah raja yang tadinya menghangat kini berubah.
"Apa yang kau katakan pangeran Jong in?"
"Di perayaan ulang tahun hamba ini, hamba hanya meminta seseorang untuk berada disisi hamba, seseorang yang benar-benar hamba cintai, aku ingin yang mulia mengabulkan harapan hamba," ujar pangeran Jong ini.
"Katakan siapa gadis itu? Aku akan melamarnya untukmu malam ini," ucap raja bersemangat, sedangkan pangeran Jong in hanya menatap ayahnya itu sendu.
"Gadis yang kuinginkan itu adalah putri mahkota."
BRAKK
Bagai tersambar petir, raja langsung mengebrak mejanya menahan amarah dari perkataan putranya itu.
"LANCANG! KAU SADAR APA YANG KAU KATAKAN ITU PANGERAN?" amuk raja.
Seperti sudah bisa menebak bagaimana respon ayahnya mengenai hal ini, wajah pangeran Jong in malah terlihat biasa.
"Aku tidak meminta hal lebih, aku hanya menginginkan milikku kembali, sedari awal ayah sudah tahukan hubunganku dengan dia? Namun perjodohan sialan itu malah membuat keadaanku begini, dan aku benar-benar tersiksa!" Jelas pangeran Jong in mengeluarkan semuanya.
"Kau harus sadar kondisinya sekarang Jong in, putri mahkota adalah calon istri putra mahkota, adikmu. Dan hubungan kalian sudah berakhir, jadi jangan memperkeruh keadaan. Apa kau lupa ibumu juga sudah menjodohkanmu dengan putrinya pejabat Jung." Peringat ayahnya.
"Aku tidak peduli dengan semua itu! yang kuinginkan hanya im Nayeon!" Pangeran Jong in bersikeras dengan keinginannya.
"JANGAN KERAS KEPALA PANGERAN!" suara raja kembali naik.
"Baiklah, aku sudah menebaknya jika ayah tak bisa mengabulkan permintaanku, ayah benar terlalu pilih kasih dengan putra sah ayah itu. Tapi, jika aku sudah memintanya baik-baik jangan salahkan aku jika harus memilih jalan lain," ujar pangeran Jong in berdiri dari duduknya dan membungkuk hormat pada ayahnya kemudian berjalan pergi meninggalkan kediaman raja.
"Jong in," tegur ayahnya.
"Aku tidak main-main dengan perkataanku yang mulia, jika harus perang darah dengan saudaraku sendiri, karena sedari awal hanya ada permusuhan diantara kami," ujar pangeran Jong in tanpa berbalik menatap ayahnya yang merasa terhantam balok kayu mendengar ucapan putranya, setelah itu baru ia pergi meninggalkan tempat itu.
Sedangkan raja hanya melihat tempat duduk yang tadi diduduki oleh pangeran Jong in dengan perasaan bimbang, ia memijit pelipisnya, ia tidak menyangka jika masalah ini menjadi besar dan rumit seperti ini.
🍃
"Nona, apa yang akan nona bawa sebagai hadiah untuk pangeran Jong in nanti malam?" Ye in bertanya pada Nonanya yang sibuk menghias diri.
"Hadiah apa?" Kening Nayeon mengkerut tak mengerti.
"Hari ini adalah ulang tahun pangeran Jong in, raja mengadakan perayaan untuknya nanti malam, semua pejabat istana diundang, jadi bisa dipastikan nona juga akan ikut," jelas ye in.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN (END)
FanfictionIm Nayeon aktris ternama dengan berbagai konflik yang menghiasi karirnya. Memiliki sikap angkuh yang tiada batas, selalu meremehkan orang lain, keras kepala, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, dan selalu mendapatkan garis keberuntungan. Ki...