Chapter 34

1.3K 249 37
                                    

Hari ini Nayeon dan putra mahkota bersama mengunjungi kediaman ratu, perihal pernikahan mereka yang akan dilakukan besok.

Walaupun datang bersama jangan pikir hubungan mereka sudah membaik, gadis itu masih menunggu permintaan maaf dari laki-laki itu, namun hingga sekarang sedikitpun belum ada tanda-tanda bahwa putra mahkota akan minta maaf padanya, dan untuk itulah Nayeon enggan untuk berbicara dengannya.

"Aku dengar putri mahkota jatuh sakit? Apa pernikahan ini membuat putri mahkota kepikiran?" tanya Ratu.

Putri mahkota hanya tersenyum, sedangkan putra mahkota mengawasi Nayeon yang akan mengeluarkan jawaban apa.

"Aku sakit mungkin hanya kelelahan yang mulia, Putra mahkota juga menjagaku semalam. Walaupun dia kedatangan tamu penting," ujar Nayeon.

"Tamu?" tanya Ratu menoleh pada putra mahkota.

"Na ji yi ibu," jawab putra mahkota.

"Ji yi? Dia di sini?" Ucap ibunya yang di balas dengan anggukan oleh putra mahkota.

"Jangan terlalu dekat dengannya, ibu bukan melarangmu. Tapi hubungan kalian bukan seperti dulu lagi, ingat besok kau akan menikah putra mahkota," ujar ibunya.

Putra mahkota hanya diam, yang mulia Ratu tahu mungkin kedua calon  suami istri ini sedang dalam masalah, tapi besok adalah hari bahagia, bukankah seharusnya mereka berbaikan.

"Bukankah, putri mahkota harus menemani Putra mahkota untuk berendam di telaga warna?" tanya yang mulia Ratu.

"Ritual itu tak perlu dilakukan ibu, berendam atau tidak, tak ada pengaruhnya," jawab putra mahkota.

Sedangkan gadis itu tak mengerti tentang apa yang dibicarakan oleh ibu dan anak itu, yang jelas ia juga tidak berniat untuk menemani putra mahkota.

"Jangan menyepelekan sesuatu yang mulia. Setelah pernikahan kalian, kau akan diangkat jadi raja dan putri mahkota akan diangkat jadi ratu. Para leluhur sangat percaya jika berendam di telaga warna sebelum menikah akan menjauhkan dari hal buruk dan permintaan akan di kabulkan bagi yang terpilih," kata ibunya.

"Benarkah yang mulia?" Tanya Nayeon menimpali dengan sangat semangat, ratu mengiyakan.

Putra mahkota masih memperhatikan gadis itu yang tadinya sedikit dingin kini kembali hangat melihat senyum yang terpancar di wajahnya, ia ikut senang melihat itu.

"Aku akan membuat permintaan di sana," ujar Nayeon begitu semangat, semoga dia menjadi orang yang terpilih.

"Baiklah, aku akan melakukannya. Hanya ada aku dan putri mahkota kan ibu?" tanya putra mahkota seolah meminta kebenaran.

"Tentu, hanya kalian berdua. Para pelayan tidak akan ada yang pergi. Putri mahkota akan menunggu hingga putra mahkota selesai berendam, itulah aturannya," jelas Ratu.

Nayeon yang tidak tahu dengan semua ini, kini merasa canggung.

"Hanya berdua?" tanya Nayeon kikuk.

Ratu kembali mengangguk, setidaknya membiarkan mereka berdua hubungan mereka akan membaik dan tak ada hambatan untuk upacara pernikahan besok.

Sedangkan putra mahkota terus mencoba menyembunyikan senyumnya. Sudah berbagai hal yang ada di dalam pikiran gadis itu, apa itu artinya ia akan melihat tubuh putra mahkota.

Haruskah ia beruntung?

Tapi kenapa ia menjadi perempuan yang tidak tahu malu seperti ini?

🍃

Kini putra mahkota dan putri mahkota sudah sampai di telaga warna. Telaga warna adalah tempat yang di sakralkan oleh para leluhur kerajaan Siam, tidak sembarang orang dapat masuk ke sana, pintu masuk ke telaga ini juga dijaga dengan baik.

CROWN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang