Chapter 36

1.5K 243 73
                                    

Malam itu, sesuai janjinya dengan putra mahkota, im Nayeon yang akan berbaikan dan memaafkan ji yi atas kejadian sebelumnya kini akan pergi tempat gadis itu menginap.

Paviliun yang di khususkan untuk tamu itu, kini dikunjungi oleh gadis itu, ia juga membawa berbagai manisan.

Kehadiran Nayeon di sambut hangat oleh ji yi, walaupun masih sama-sama canggung kini dua orang itu sudah duduk dengan saling berhadapan.

Nayeon meletakkan keranjang makanan yang ia bawa, ia menggesernya ke hadapan ji yi.

"Apa kedatanganku mengganggumu?"   Nayeon bertanya ada apanya.

Ji yi menggeleng seraya menjawab.

"Aku sungguh senang putri mahkota datang mengunjungiku," jawab ji yi.

Nayeon memperhatikan sekitar ia duduk ada dua gelas di sana, dengan minuman yang masih tersisa setengah.

"Apa sebelumnya kau kedatangan tamu?" tanya Nayeon.

"Sebelumnya anak perdana menteri Jung, nona Jung hee juga datang menemuiku," jawab ji yi.

Nayeon sempat memikirkan ada hubungan apa mereka berdua.

"Apa kau begitu akrab dengannya?"

"Tidak, di kerajaan ini hanya putra mahkota yang peduli padaku. Maafkan aku atas sikapku sebelumnya, aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud mengacaukan hubungan kalian berdua, putra mahkota sudah menjelaskan kalau selama ini ia hanya menganggapku sebatas adiknya, hanya putri mahkota yang di sukainya," jelas ji yi menunduk penuh penyesalan.

"Sudahlah jangan dibahas lagi, ini hanya kesalahpahaman. Aku juga minta maaf atas sikapku sebelumnya," kata Nayeon tersenyum.

"Setelah pernikahan kalian selesai aku akan pergi, di sini bukan tempatku, aku sungguh berdoa tulus agar kalian selalu dilimpahkan kebagian," kata jin yi tulus.

Setelah berkunjung, rasanya begitu lega. Bahkan tak terasa besok adalah hari pernikahannya.

"Ibu, kakak. Aku tidak tahu bagaimana keadaan di sana. Yang pasti besok aku akan menikah dan menetapkan hatiku untuk disini, aku berharap kalian selalu merindukan aku di mana pun aku berada sama halnya denganku," batin Nayeon menatap langit kemudian kembali ke kediamannya istana selatan.

Ji yi masih bertahan di tempat duduknya, ia menatap keranjang makanan yang tadi di bawa Nayeon, ia akan mencicipi kue tersebut, bagaimana pun putri mahkota adalah orang yang berjiwa besar dan ia lega setidaknya kehadirannya di sini tidak akan memperkeruh suasana lagi.

Ji yi memakan kue itu gigitan demi gigitan, ia terlihat bahagia malam ini, hingga wajahnya yang mulanya menikmati makanan itu kini berubah kesakitan, ia memegang lehernya yang rasanya sungguh menyekik dan menyiksa, matanya terbuka lebar, badannya ambruk kemudian tak sadarkan diri, ya ji yi sudah menemui ajalnya dan akan pergi untuk selama-lamanya.

Di malam yang sama di tempat yang berbeda yang tak lain telaga warna, dimana airnya yang seperti air biasanya kini berubah warna menjadi kebiruan karena pantulan bulan.

Mungkinkah ini pertanda jika kepercayaan tentang  permohonan yang akan terkabulkan benar adanya?

Lalu siapakah orang yang terpilih?

Permohonan nayeon?
Atau
Putra mahkota?

🍃

Nayeon di dorong masuk kedalam penjara dengan sangat kasar oleh kedua pengawal itu, kemudian ia mengurungnya seperti tahanan.

Gadis itu merintih, rasa dingin dari lantai itu langsung menyeruak menyentuh kulitnya, ia ingin berdiri tapi kakinya begitu sakit.

Gadis itu melepaskan alas kakinya, dan melihat ada serpihan keramik yang tertanam sebagian kakinya namun belum mengeluarkan darah.

CROWN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang